Hanya cuplikan kisah seringan kapas dan semoga kalian bisa menikmatinya...
Di sinilah semuanya perlahan akan berubah.
Dunia abu-abu masa SMK akan berlalu menjadi penuh warna.
Yang kadang, juga akan buram dengan air di pelupuk mata.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Salah apa lagi sih? Emang cowok itu selalu salah ya?"
✏
Sejak kejadian tadi sore, Raihan menjadi terus melamun di rumah.
Ia terus memikirkan sikap Ulya tadi.
Jujur ia minta maaf kalau Ulya jadi di gunjingkan semua orang.
Tapi ia juga digunjingkan layaknya Ulya.
Bahkan dengan tidak ada saringannya, banyak temannya yang menggodanya.
Bukankah sialan sekali mereka!
CK!
Bukankah itu impas?
Raihan membuka aplikasi WhatsApp-nya. Mencari nama Ulya di sana, membuka profilnya. Matanya terus memandangi foto profil Ulya lama.
"Apa lewat chat aja ya?" gumamnya bertanya pada diri sendiri. Pikirannya menimbang-nimbang mana baiknya.
Jarinya membuka pesan.
'Maaf Ul. Gue nggak tahu kalau akhirnya begini. Maaf,' ketiknya.
Raihan memandangi pesan yang diketiknya. Hatinya tidak merasa nyaman bila harus meminta maaf lewat ponsel. Apalagi berupa ketikan, ini tidak gentleman. Sial! Dia bingung.
Pada akhirnya ia menghapus semua yang sudah diketiknya.
Ia pun berganti mencari nama Afifah. Bertanya apakah besok ada tugas. Tidak lama kemudian Afifah membalas pesan Raihan.
_Afifah
'nggak ada'
Raihan menatap pesan Afifah lama.
"Apa tanya Afifah?" gumamnya lagi.
_Afifah
'Rumahnya Ulya di mana?'
'Ha? Buat apa?'
'Ya pokok adalah'
'Buat apa dulu. Kalau buat kerjain dia, jangan ya Han. Kasian tahu Ulya.'
Ketikan panjang Afifah membuat Raihan terdiam. Jarinya mengambang, bingung mau mengetik apa. Rasa bersalah semakin melingkupinya.
'Gue mau minta maaf'
'Desa Sekarwangi, Jl. Bung Hatta.'
'Makasih'
'Rumahnya dari lapangan ke arah selatan. Warna krem, ada pohon jambu. Depannya ada laundry.'
Raihan terkekeh, Afifah memberinya info dengan begitu detail. Tanpa perlu ia bertanya. Belum sempat ia mau mengetik terima kasih, pesan Afifah muncul lagi.
