14. Muak

53 70 2
                                    

"Cukup ya! Lo itu harusnya sadar, hal jahil yang selama ini Lo lakuin itu_ bisa berdampak buruk ke orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cukup ya! Lo itu harusnya sadar, hal jahil yang selama ini Lo lakuin itu_ bisa berdampak buruk ke orang lain. Pahamkan? Jadi berhenti berbuat hal yang memuakkan."

Di area kamar mandi yang sepi, suara siswa-siswi mulai menghilang. Banyak yang mulai berjalan menjauhi kelas, menuju keparkiran ataupun menuju gerbang.

Dua orang laki-laki berjalan keluar dari dua bilik kamar mandi yang berbeda. Baju mereka terlihat berantakan. Rambut yang acak-acakan. Wajah yang sangar terlihat menyeramkan.

Laki-laki yang mengalungkan dasi di leher tanpa menatanya dengan benar memasukkan kotak rokok ke saku celananya. Sementara cowok yang tidak menggunakan dasi sama sekali membuang puntung rokok di tempat sampah ujung toilet laki-laki.

Mereka berjalan akan pulang, namun langkah mereka terhenti saat laki-laki berdasi berucap, "Eh! Kayaknya gue pernah lihat cewek itu deh?" tanyanya pada temannya.

"Ya iyalah. Satu sekolahan," balas temannya cuek.

"Et, tunggu bentar." Laki-laki berdasi itu mengeluarkan ponselnya, mencari sesuatu di sana. Lalu mencocokkan dengan wajah perempuan yang berada di depan bilik toilet wanita. "Coy, itu cewek yang digosipin."

"Gosip apaan?" tanyanya sedikit tertarik.

"Ke gap ciuman sama Bu Lena." Balasan yang membuat temannya tersenyum miring. Kakinya melangkah mendekati toilet wanita yang berjejer banyak bilik tertutup.

Perempuan itu sesekali menunduk menatap ponsel lalu bilik toilet yang ada di depannya.

"Khm!" dehem laki-laki yang tidak berdasi.

Perempuan itu menatap dua laki-laki yang ada di depannya terkejut. Dua laki-laki itu membaca bad yang ada di seragam perempuan itu 'Ulya'.

"Lo cewek yang ke gap ciuman itu kan?" tanya laki-laki yang berdasi memastikan.

Ulya meneguk ludahnya alot. Badannya menegang, kaku ketakutan. Di depannya kak Bima dan kak Danu, dua sosok brutal yang sangat sering tawuran. Menjadi buah bibir siswa-siswi di sini. Dua sosok penjelmaan si setan usil bagi guru-guru di sekolah.

Laki-laki yang tidak memakai dasi atau kerap di sapa Danu mengangkat sebelah alisnya. "Bisu?" tanyanya tidak berperasaan.

"Bukan kak," balas Ulya bergetar. Ia sesekali melirik bilik kamar mandi berharap Nabila segera keluar. Dan mengajaknya kabur berdua. Tapi dia sedang mengurusi haidnya, pasti hal itu akan lama.

"Woi!" Panggil laki-laki berdasi yang benama Bima.

"IYA KAK," kata spontan Ulya saat terkejut. Jantungnya berdegup dengan kencang. Tangannya mengeluarkan keringat dingin. Terdengar guyuran dari dalam kamar mandi. Seperti Nabila mendengar teriakannya.

Dia #APHPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang