32. Ini salah!

29 23 0
                                    

"Bagaimana ini? Ini di luar praduganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana ini? Ini di luar praduganya. Harusnya nggak begini. Sial!"

Sampai di kelas Ulya duduk kembali di bangkunya. Ia masih penasaran sih. Tapi Raihan pasti tidak akan mengaku. Ia memakan bakpao pemberian Raihan, lumayan lah buat ganjel perut.

"U...l," rengek Nabila.

Ulya menatapnya bingung. "Ada apa?" Lalu ia memakan bakpaonya lagi.

"Lo inget kak Bima yang pernah ganggu kita di kamar mandi?"

Ulya mengingat-ingat. "Ya inget, emang dia kenapa?"

"Tunggu-tunggu, maksud Lo Bima anak 12 ATPH? Temannya Damar?" tanya Erina menyela.

Nabila mengangguk. "Iya itu."

"Ada masalah apa sama dia?" tanya Afifah khawatir. Damar dan Bima sudah terkenal seantero sekolah karena kenakalan. Dua brandal yang sering keluar masuk ruang BK.

Nabila menunduk, memilin kedua ujung jarinya. "Gue diteror sama dia."

Erina menatap Nabila tertarik. "Teror? Dia neror gimana?"

"Gue dichat mulu. Mana gombal terus, dapat dari mana coba dia nomer gue?" cerocos Nabila.

Erina yang kesal mendorong bahu Nabila. "Itu namanya bukan teror oon."

Nabila menatap Erina bingung. "Teror Erina! Dia bikin gue nggak nyaman," keluh Nabila.

"Itu namanya dia mau pdkt oon," ucap Erina gemas.

"Erina nggak boleh gitu," ingat Afifah. Erina jika dibiarkan akan semakin tidak peduli dengan ucapannya.

"Iya iya. Pinter udah kan?"

"Emangnya sejak kapan?" tanya Ulya penasaran. Ia tidak menyangka berandal sekolah akan tertarik dengan Nabila. Ngomong-ngomong tentang bakpao, sudah habis berpindah di perutnya.

"Sejak_" Nabila membuka ponselnya melihat riwayat chatnya dengan Bima. "Lima harian."

Erina tersenyum miring. "Yaudah, tanggepin aja La. Siapa tahu kan, Lo jadi famous dekat dia," usul Erina yang ditanggapi gelengan Afifah.

"Jangan Nabila, Bima kelihatannya nggak baik. Afifah takut Nabila ikut terseret Er."

Ulya mengangguki ucapan Afifah. "Bener. Men_" suara bel menghentikan ucapan Ulya. "_ding nggak usah ditanggepin," lanjutnya setelah bel usai.

"Ah Lo bertiga nggak asik," keluh Erina. Tangannya menepuk pundak Nabila. "Bil! Bima itu ganteng, keren, maskulin, ya agak begajulan dikit sih. Tapi nggak apa, biar kehidupan Lo ada menantangnya sedikit. Nggak cuma tentang oppa-oppa halu Lo. Mending kalau ada yang real ngapain harus halu."

Dia #APHPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang