31. Kepo

28 23 0
                                    

"Iyalah! Kalau nggak kepo, nggak dapat info

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iyalah! Kalau nggak kepo, nggak dapat info."

Sesampainya di kelas Ulya mendudukkan dirinya di kursi lelah. "Panas banget ya," ucapnya sambil mengambil buku menjadikannya kipas.

"Hooh," sahut Nabila yang juga ikut kipas-kipas dengan buku tulisnya. Afifah di sampingnya tengah meminum airnya. Meneguknya hingga hampir habis isinya. Sedangkan Erina tengah selonjoran di lantai bersama yang lain.

Suara teriak-teriak membuat kelas menjadi riuh. Sudah gerah, berisik lagi. Kesalnya sambil menyandarkan badannya di sandaran kursi sambil memejamkan mata dan tangannya terus mengipas wajahnya yang terasa berminyak.

Beberapa dari kami ada yang langsung menuju ruang ganti, ada yang ke kamar mandi, dan ada yang memilih ke kantin. Suasana kelas mulai sepi. Ulya, Nabila dan Erina mengambil seragam mereka dari dalam tas. Mereka pun berjalan ke ruang ganti. Biasanya saat ini sudah lumayan sepi.

Selesai berganti, guru selanjutnya sudah duduk manis di bangku guru. Erina mengetok pintu sebelum masuk dan melihat guru itu mengangguk mereka masuk ke dalam kelas.

Pelajaran di mulai kembali. Gue pun sedang menjelaskan di depan. Tiba-tiba saja Ulya teringat perkataan Raihan.

'Oke deh deal.'

Kira-kira siapa ya orang yang disukai Raihan.

Kalau di tv sih, pasti Raihan akan curi-curi pandang sama orang yang dia sukai.

Ulya melirik ke bangku Raihan.

Anak itu terlihat menatap papan tulis tanpa minat.

"Heh ngelihatin Raihan mulu," tegur Kamila yang duduk di belakangnya.

Ulya menoleh kebelakang. "Nggak kok," elaknya kembali berbalik menatap depan.

Sial! Ada yang tahu.

Ia pun berusaha fokus kembali. Sesekali ia membuka ponselnya sembunyi-sembunyi. Ia bosan, perasaan pelajaran itu-itu terus. .

Jam terus berganti Ulya selalu mencuri-curi pandang ke arah Raihan berada, dan dalam hati meruntuk kesal. Bisa-bisanya Raihan dari tadi tidak menatap intens salah satu teman perempuannya.  Hingga rasanya Ulya ingin menyerah.

Kenapa dia tadi sok rahasia-rahasiaan sih?

"Ul Lo kenapa sih? Aneh banget dari tadi," tegur Nabila menyadarkan lamunan Ulya.

Ulya mengerjab menatap Nabila seraya terkekeh pelan. "Eh nggak kok. Perasaan Lo aja kali," kilahnya.

Nabila pun hanya mengangguk.

Bel pulang sekolah berbunyi, membuat kami bergegas menyimpan barang ke dalam tas.

Ulya berdiri memakai tas punggungnya, sambil membenarkan bagain pengaitnya yang terasa tidak nyaman di pundak. Ia menoleh ke penjuru kelas menatap temannya yang lain yang masih memasukkan barangnya. Dan tidak sengaja ia bertatapan dengan Raihan.

Dia #APHPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang