30. Taruhan

25 23 0
                                    

--o00o--

...

"Taruhan apaan? Ogah! Nggak guna juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Taruhan apaan? Ogah! Nggak guna juga."

Hari selasa, hari dimana ia dihukum dengan Raihan. Hari dimana ia telat dan lupa mengerjakan tugas, dan hari dimana akar masalah itu muncul. Kesalah pahaman yang membuat bibit cibiran.

Ulya tidak ingin mengulanginya lagi, ia ingin berubah. Dimulai saat malam ia mengerjakan tugas, dan pagi ini selesai shalat subuh ia langsung bergegas menata barangnya. Ia tidak ingin tidur lagi seperti biasanya. Matanya yang masih ngantuk ia abaikan.

Ia gunakan untuk menyapu halaman rumah sebentar sebelum mandi.

Selesai dengan menyapu ia melakukan kegiatan seperti kebiasaannya dan berangkat sekolah dengan tenang. Ini masih pagi, sudah dipastikan ia tidak akan terlambat.

Sampai di kelas ia menaruh tas punggungnya di kursi. Lalu ia berjalan ke belakang mengambil sapu, menyapu dari belakang ke depan bagian deret bangkunya.

Satu persatu teman sekelasnya memasuki kelas di susul dengan Rosa dan Yumna. Mereka berdua juga piket hari ini. Kami bertiga pun segera menyelesaikan tugas kami.

"Eh Mam, nih buang," suruh Yumna pada Imam yang baru datang.

Imam menatap malas Yumna. "Kok gue sih."

"Kan ini piket Lo, ajak Ethan sana," ingat Ulya.

"Ck yaudah! Yok ikut gue," ajak Imam pada Roby yang berdiri di sampingnya. Dia pun sudah mengambil tempat sampah di tangan Yumna.

"Yaudah yok, sekalian ke kantin," balas Roby menyetujui. Mereka berdua pun berbalik.

"Yaelah masak ke kantin bawa ginian. Nggak elit banget," protes Imam sambil berjalan. Mereka berdua sudah menghilang di tikungan menuju ke belakang.

Ulya menghampiri Rosa yang diam bersandar di tiang kelas menghadap lapangan. Begitu pun Yumna ikut menghampiri.

"Lo kenapa Ros?" tanya Ulya pelan sambil menyentuh pundak Rosa.

Rosa menoleh, seraya menggeleng. "Nggapapa kok," balasnya sambil memaksakan senyum.

"Udah Ros, yang sabar ya. Cepat atau lambat Lo pasti dapat gantinya Dany," ucap Yumna menatap Rosa prihatin.

"Yaelah Lo berdua apaan sih. Gue nggapapa. Gue masuk dulu," balas Rosa menghindar.

Kami bertatapan dan menghela nafas bersamaan.

Dia #APHPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang