#5 [ The Real One #2 ]

Start from the beginning
                                    

Sambil memikirkan apa yang disampaikan oleh orb tersebut Randall berkata.

"Tetapi bagaimana caranya agar dia tidak membunuhk-."

Saat dia mau meneruskan kata-katanya dia mendengar teriakan seseorang yaitu Bassan yang dengan sangat cepat menuju ke arahnya.

"Hey Randall apa kamu sudah gila?"

Orb tersebut tertawa dan berkata.

*Sudah kubilang yang bisa melihatku hanya kamu saja.*

Mendengar itu Randall hanya bisa tersenyum dan berkata dalam hatinya.

'Hah... Aku pasti terlihat seperti orang gila daritadi.'

* * *


Bassan berjalan dengan diam-diam dan Randall hanya mengikutinya sambil berjalan tepat di belakangnya.

Karena jalan di tangga itu masih sangatlah panjang, Bassan langsung mengajak Randall berbicara,

"Jadi.. Apa yang kamu baca dibawah tadi?"

Randall tidak menjawab untuk sejenak dan akhirnya dia membuka mulutnya,

"Hanya melihat pahlawan yang telah gugur untuk Kerajaan Kartis."

'Ho?'

Mendengar jawaban Randall seperti itu, pandangan Bassan terhadap Randall langsung berubah.

'Ternyata dia juga peduli terhadap rakyatnya ya... Menarik~'

Sesampainya di lantai 2, Bassan langsung mengambil sebuah lentera yang berada tepat di samping tangga itu.

"Apakah perpustakaan... biasanya segelap ini..?"

Melihat perbedaan dari lantai 1 dan 2 benar-benar membuat Randall terkejut.

Tetapi Bassan sudah menyangka bahwa Randall akan mengatakan hal seperti itu jadi dia hanya diam saja dan berkata,

"Ikuti aku saja."

Setelah beberapa lama kemudian, Bassan meletakkan lentera itu ke sebuah altar yang terlihat sangat megah.

Sebelum Randall dapat bertanya, cahaya di lentera itu langsung hilang dan menyalur ke seluruh lilin yang ada di sana.

"Woah..."

Pemandangan yang barusan dia lihat, benar-benar mirip seperti pertunjukkan kembang api yang pernah dia lihat dengan orang tuanya saat dia masih kecil.

"Bagaimana? Keren kan?"

'Huh, kenapa dia tidak menjawabku?'

Karena tidak mendengar jawaban dari Randall, dia akhirnya melihat ke arah Randall, dan mata Randall yang tadinya terlihat sedikit suram, menjadi mata yang penuh dengan kilauan dan gairah.

'Pfftt, apa-apaan, apakah dia tidak pernah melihat sesuatu seperti ini? Seperti anak kecil saja..'

Melihat ada orang yang seperti ini, membuat Bassan menjadi semakin kasihan dengannya.

'Ya... Kurasa ini tidak buruk.'

Setelah semua lilin itu menyala, Randall langsung kembali ke realita.

"Woah.. Apakah kamu melihat itu? Semua apinya menyala seperti sebuah kembang api!"

"Hm? Kembang api? Apa itu? Aku tidak pernah mendengarnya sebelumnya."

Mengingat bahwa tidak ada kembang api di dunia ini Randall langsung menutup mulutnya dan mengganti topik pembicaraannya.

"Jadi.. Dimana buku sejarah yang kamu bicarakan itu?"

Bassan mengangkat bahunya dan mengambil sebuah buku yang berada tepat di sebelahnya.

"Ini adalah buku tentang sejarah dari ke 5 kerajaan yang mendanai perpustakaan ini. Aku tidak tahu mana yang mau kamu baca karena aku tidak terlalu suka membaca sejarah juga."

"Kamu tidak suka membaca sejarah?" Tanya Randall dengan terkejut.

"Mereka membosankan, jadi buku mana yang mau kamu baca? Aku tahu kamu pasti ingin membaca tentang sejarah kerajaanmu kan kerajaan Kartis."

Randall melihat Bassan yang sedang tertawa dan menatapnya dengan penuh kebingungan. 'mengapa dia tertawa?'

"Tidak, aku mau melihat semua sejarah ke 5 kerajaan."

Mendengar kata-kata Randall membuat Bassan tertawa dengan tidak percaya.

"Kamu benar-benar akan membaca semua sejarahnya?"

Melihat wajah Randall yang terlihat sangat serius langsung membuat Bassan berpikir bahwa sebenarnya Randall tidak sedang bercanda.

"Maksudku hal-hal yang penting saja."

"Kamu benar-benar gila." Kata Bassan sambil bersender di salah satu rak buku disitu.

Hmm...?! Dia berani mengumpat di depan seorang pangeran?

'Tunggu.. Jika dipikir lagi.. Mengapa dia bisa berbicara sangat kasual denganku? Bukankah aku seorang pangeran?' Tanyanya dalam hati.

Siapa sebenarnya kamu Bassan.. Apakah dia salah satu pangeran dari ke 5 kerajaan ini? Atau dia memiliki kedudukan yang mirip dengan seorang bangsawan?

Rambut putihnya menutupi matanya yang berwarna ungu, jadi dia hanya meniupnya ke atas agar tidak mengganggu pandangannya. Hingga akhirnya dia membuka mulutnya dan berkata,

"Kalau begitu aku sarankan tidak membacanya hari ini karena saat kamu mulai membacanya kamu tidak akan bisa lepas dari buku itu." Kata Bassan sambil memberikan buku lainnya kepada Randall.

"Maksudnya?"

"Saat kamu membaca buku itu, kamu tidak akan bisa lepas dari buku itu." Kata Bassan sambil tertawa.

"Hah?" Tanya Randall dengan bingung

"Kamu nanti juga akan tahu sendiri. Daripada memikirkan hal itu kamu harusnya lebih memikirkan kegiatan yang akan kita lalui besok."

"Huh? Kegiatan apa itu?"

"Huh...?"

Buku yang Bassan pegang tiba-tiba jatuh dan ekspresinya berubah setelah dia mendengar jawaban dari Randall.

"Kamu.... Benar-benar tidak tahu?"

Randall hanya memiringkan kepalanya ke bahu kanannya dan berkata,

"Tidak tahu."

Setelah itu, Bassan langsung sadar bahwa Randall benar-benar tidak tahu kegiatan apa yang akan mereka lakukan besok.

"Baiklah jika begitu.. Kamu akan menjadi anggotaku yang pertama." Kata Bassan

"Huh?!"

"Hm? Kamu juga tidak tahu kegiatan apa yang akan kita lakukan besok, lagian apa buruknya menjadi anggota kelompokku?"

Huft..

Aku benar-benar tidak tahu apa yang akan dia lakukan besok, tetapi tidak ada salahnya juga berkelompok dengannya.

"Baiklah."

Setelah itu mereka berjabat tangan dan Bassan hanya tersenyum kepadanya sambil berkata,

"Dan sekarang kamu sudah secara resmi berada di kelompokku, 'partner'~ "

Punggung Randall langsung merinding setelah mendengar itu,

'Aku mendapatkan firasat buruk tentang hal ini...'

To be continued

Living In Another World As The Useless PrinceWhere stories live. Discover now