13.02 - Rama : Sorry, lagi sibuk kemarin.

13.03 - Nadia : Kok sorry sih, santai aja kali.

13.04 - Rama : Iya hehe ... omong-omong, lo lagi ngapain nih?

13.06 - Nadia : Lagi ga ngapa-ngapain sih, cuma diam di rumah doang, soalnya kakak gua baru pulang.

13.08 - Rama : Kaki lo lagi sakit?

13.09 - Nadia : Nggak kok.

13.10 - Rama : Bisa jalan berarti?

13.10 - Nadia : Bisa ...

13.11 - Rama : Mau kapan?

13.11 - Nadia : Maksudnya?

13.12 - Nadia : Eh bentar ... bentar .... Ini lo lagi ngajak jalan ya?

13.13 - Rama : Hahaha... kalo lo mau aja sih.

13.15 - Nadia : Haha ... bisa aja deh lo, tapi emangnya mau ketemuan di mana?

13.17 - Rama : Di mana-mana hatiku senang.

13.18 - Nadia : Hahahaha ... becanda mulu deh lo.

13.20 - Rama : Gimana kalau ketemuan di cafe kemarin lagi?

13.22 - Nadia : Boleh juga tuh, tapi besok sore aja, ya.

13.24 - Rama : Oke... nanti kabarin lagi aja.

13.25 - Nadia : Ok... see you tomorrow.

13.26 - Rama : See you too.

Aku tak menyangka, ternyata teknik modus yang diajarkan oleh Steven manjur juga. Setidaknya selama ini dia tidak sia-sia menjuluki dirinya Dewa Cinta. Walau sebenarnya, aku merasa geli sendiri saat mengetik pesan itu.

Tetapi sebenarnya, aku juga merasa deg-degan karena aku tahu bahwa diriku bukanlah tipe pria yang agresif. Aku bingung harus bertingkah bagaimana jika bertemu dengan Nadia besok. Demi rencana dapat berjalan dengan sukses, sepertinya aku harus memasang muka tembok.

<><><>

Keesokan harinya, aku meminjam motor teman kosku lalu pergi menuju cafe yang telah kami tentukan sebelumnya. Saat aku sampai di sana, ternyata Nadia sudah terlebih dahulu datang.

"Halo ... udah lama nunggunya, ya?" ucapku sambil tersenyum dan melambaikan tangan.

"Hai ... baru nyampe juga, kok," balas Nadia sambil tersenyum kecil.

"Boleh duduk gak, nih?" tanyaku canggung.

"Duduk dong," ucap Nadia dengan akrab. "Lagian kok lo kaku amat sih, santai aja kali, Ram."

Baru saja duduk di kursi, tiba-tiba Nadia langsung bertanya, "Emangnya ada apaan ya, Ram? Sampe harus ketemuan gini."

"Cuman lagi bosen aja, sih. Lagi ga ada temen buat jalan," ucapku canggung berusaha menyamarkan alasanku yang sebenarnya.

"Jadi gue hanya pelampiasan kalau lo lagi bosen aja, ya?" tanya Nadia sambil memicingkan matanya.

Aku langsung panik saat mendengar ucapannya, "Eh... maksud gua bukan gitu, kok."

"Hahaha ... becanda doang kok, Ram. Kok lo langsung panik gitu deh," ucap Nadia sambil tertawa jahil.

"Gua kirain lo serius," ucapku lalu menghela nafas.

"Hahahaha ... respon lo lucu deh," balasnya sambil tertawa terbahak-bahak.

Sesaat kemudian, kami pun memesan makanan dan minuman masing-masing. Lalu melanjutkan obrolan selagi menunggu pesanan kami tiba.

Awakening - Sixth SenseDonde viven las historias. Descúbrelo ahora