Random Part

1.1K 136 5
                                    

"Visi temenan, misi temenan, visi misi temenan gak usah pake perasaan. Friendzone, don't play-play bosku."

-Helin

{>¢<}

Di sekolah Xeila yang sekarang, murid perempuan sedang menggandrungi aplikasi video yang sedang hits. Tidak sedikit dari mereka yang ikut berjoged di depan kamera, lalu meng-upload videonya di aplikasi tersebut. Tidak hanya perempuan, bahkan sebagian laki-laki juga ikut-ikutan.

"Ex, ayo dong ikutan!" ajak Helin yang sedang memulai rekaman di ponselnya bersama beberapa perempuan lain.

Istirahat pertama ini mereka gunakan untuk mengambil videonya, dan di istirahat kedua biasanya mereka meng-upload video tersebut. Alasannya apa? Mereka bilang itu waktu yang bagus agar FYP.

"Ex ikutan sama kita aja, Ex!" ajak laki-laki yang duduk di belakang Xeila. Dia juga sedang melakukan hal yang sama seperti Helin.

Xeila bergidik. "Gak, gue mau ke kantin bareng El," tolak Xeila. Lalu gadis itu berjalan ke bangku paling depan dan duduk di sana. Menunggu Elgy yang katanya akan menjemput Xeila ke kelas untuk ke kantin bareng.

"Ex geseran, ntar lo ke video lagi," ujar perempuan yang juga sedang mengambil video.

"Assalamualaikum, Eil ayok!" Suara Elgy menggelegar di kelas Xeila. Membuat orang-orang yang sedang mengambil video menghentikan kegiatan mereka.

"Ka Elgy mau ikutan bikin video?" tanya seorang perempuan yang dari tadi sedang berjoget ria.

"Gak, gue mau jemput temen gue. Kasian dia lapar," tolak Elgy sambil menarik lengan baju Xeila.

Perempuan itu cemberut.
Padahal jika Elgy ter-ekspos di videonya, pasti videonya langsung FYP.

"Visi temenan, misi temenan, visi misi temenan gak usah pake perasaan. Friendzone, don't play-play bosku!" teriak Helin dari belakang kelas. Dia berteriak dengan nada yang sedang viral, membuat beberapa murid di sana tertawa.

Elgy menghentikan langkahnya, lalu menatap Helin dengan tajam.

"Visi viral, misi viral, visi misi kagak viral-viral karena muka lo terlalu meral," balas Elgy mengikuti gaya bicara Helin.

Wajah Helin memerah, teman-teman satu kelasnya tertawa terbahak-bahak.

"Wajah ... bulet, mata ... sipit, tubuh ... gak tinggi-tinggi, dijual 500-an. Halo!" teriak Elgy dengan nada penjual tahu bulat yang suka lewat depan rumahnya. Kaki panjang laki-laki itu melangkah keluar dari kelas Xeila dengan tangan memegangi lengan baju Xeila.

Wajah Helin semakin merah padam. Gadis itu membuka sepatunya lalu melemparkannya ke pintu yang baru saja dilewati Elgy dan Xeila.

Elgy tertawa terbahak-bahak di luar kelas Xeila. Teman-teman Elgy yang menunggu di luar kelas Xeila hanya ikut terkekeh pelan, ya mereka mendengar teriakan Elgy dan seorang perempuan di dalam kelas Xeila.

"Body shaming lo, El. Gak boleh," ujar Xeila sambil menabok pundak Elgy dengan tangan kirinya.

Orang-orang yang sedang berkumpul di koridor kelas langsung menyingkir, memberi jalan untuk Elgy dkk agar melewat dengan damai.

Sudah seminggu sejak kepindahan Xeila ke sekolah itu, Elgy dkk jadi tidak pernah bolos sekolah lagi. Para guru merasa terbantu dengan hadirnya Xeila, setidaknya murid kelas 12 yang andalan berbolos jadi tidak terlalu banyak sejak Elgy dan teman-temannya tidak lagi bolos sekolah.

"Lo belum pernah nyobain cilor, kan?" tanya Elgy saat mereka sudah duduk di meja kantin.

Kening Xeila mengerut. "Cilor? Apaan tuh? Gue taunya pelor, nempel molor," ujar Xeila, lalu gadis itu terkekeh garing.

I'm Not Playgirl {Completed} Where stories live. Discover now