INP- 32

1.1K 136 0
                                    

"Kalo di Matematika, lo bakal diajarin refleksi. Kalo di bahasa Indonesia, lo bakal diajarin Argumentasi. Jadi ... Lo harus merefleksikan dulu diri lo, sebelum lo berargumentasi tentang orang lain."

—Zidan

{>¢<}

Ruang makan di rumah Xeila semakin ramai malam ini. Kehadiran Mia dan Elgy membuat suasana makan malam semakin terasa hangat. Susana makan malam seperti ini lah yang selalu Xeila impikan, tapi sekarang dia harus tetap sadar diri. Mia bukanlah ibunya, dan Elgy bukanlah abangnya.

"Bunda bisa masak ikan, gak?" Xeila bertanya di sela-sela makannya.

Mia jelas langsung mengangguk, dia adalah seorang wanita yang mahir bekerja di dapur. Bukan hanya memasak makanan berbahan dasar ikan, bahkan memasak makanan berbahan dasar apa saja dia bisa.

"Kamu mau pepes ikan? Bakar ikan? Ikan panggang? Goreng ikan? Gulai ikan? Ikan tumis? Atau ikan apa?" Mia dengan semangat menawarkan berbagai macam masakan berbahan dasar ikan.

Dan jelas saja kehebohan Mia saat menawarkan masakan ikan pada Xeila membuat Willy tidak enak hati. Seharusnya Xeila bersyukur Mia mau menemaninya selama wajah Xeila belum benar-benar sembuh.

"Jangan repotin bunda Elgy, Ex," tegur Willy setelah selesai menelan makanannya.

Tempe orek dan telur balado yang menjadi menu makan malam kali ini sebenarnya sangat enak menurut Xeila. Tapi dia belum pernah mencoba ikan itu, jadi dia iseng menanyakannya pada Mia.

"Gak repotin, We. Justru seneng ada yang mau request masakan kayak gitu," ujar Mia, lalu matanya melirik Elgy. "Selama ini El gak pernah request masakan apapun, jadi akutuh masaknya yang kayak gitu-gitu aja."

"Kayaknya ikan bakar enak, Bun," ucap Zidan dengan mata melirik ke atas seperti membayangkan.

Ucapan Zidan justru membuat Yasa yang duduk di samping Zidan meliriknya dengan tatapan elang. Apa Zidan pura-pura lupa bahwa Yasa tidak suka dengan semua makanan yang cara memasaknya di bakar?

"Abang Zet gak mikirin abang Ye." Mata Xeila pura-pura mendelik pada Zidan, tapi tangannya kembali mengambil lauk pauk yang masih tersisa di wadah.

"Ada tempe orek sama telur balado aja nambahnya udah 3 kali, apalagi kalo makan sama makanan yang lo request-in. Beuh, nasi satu bakul abis kayaknya," celetuk Elgy.

Ucapan Elgy tentu saja langsung mendapat hadiah tabokan dari Xeila yang duduk di sampingnya. Membuat Elgy langsung meringis karena tabokan Xeila tidak lah pelan.

"Terus kamu jadinya mau request ikan apa selain ikan bakar?" tanya Mia pada Xeila.

Willy memijit keningnya saat melihat wajah Xeila yang mulai mencurigakan saat ditanya oleh Mia.

"Eil mau ikan buntal," jawab Xeila dengan entengnya.

Zidan dan Elgy langsung tertawa mendengar jawaban Xeila, bahkan Elgy sampai tersedak mendengarnya. Sedangkan Yasa hanya menggelengkan kepalanya, dia benar-benar heran kenapa bisa mempunyai adik seperti itu. Jangan tanya lagi Willy yang sekarang sudah menepuk jidatnya berkali-kali.

"Ikan buntal itu beracun bego," ujar Zidan sambil menjitak adik yang duduk di sebrangnya.

"Kamu ke Jepang aja, Eil. Kalo ikan buntal Bunda gak bisa masaknya," ucap Mia membuat semua mata tertuju padanya, termasuk Yasa yang sejak tadi tidak berbicara apapun.

"Bukannya ikan buntal itu beracun, Bun?" tanya Elgy setelah meminum segelas air karena tersedak.

Mia mengangguk. "Ikan buntal emang beracun, tapi bisa dijadiin makanan, ko. Di Jepang ada makanan yang namanya Fugu, itu makannya terbuat dari ikan buntal."

I'm Not Playgirl {Completed} Where stories live. Discover now