PROLOG

9.3K 794 28
                                    

Xeila menyeruput minuman bobanya dengan tenang, menikmati semilir angin malam di teras rumahnya. Pandangannya tertuju pada gerbang rumah yang sejak tadi belum juga dibuka oleh seseorang yang dia tunggu.

Gadis itu sesekali mengecek gawainya, menantikan sebuah pesan yang sangat sakral.

Bip bip bip

Xeila buru-buru membuka lockscreen ponselnya, lalu menekan pesan yang muncul agar ia bisa membaca semua tulisan yang orang itu kirimkan.

Abang DakZet

Motor metik abang mati, abang lupa ngisi bensin. Martabak cokelatnya besok aja, janji gak bohong. Kalo abang bohong, abang kerjain semua tugas matematika Ex. Bahkan dari minggu kemaren.

"Yah, padahal keknya minum boba sama martabak cokelat yang masih anget bakal enak banget," gumam Xeila pelan.

"Gopuddd!"

"Gopuddd!"

Suara indah abang-abang dari luar gerbang rumah Xeila membuat gadis itu berlari dengan cepat mengapiri abang gopud.

"Buat siapa, Bang?" tanya Xeila sambil menyembulkan kepalanya keluar gerbang.

"Neng mantan," jawab abang gopud itu.

"Neng mantan? Di rumah saya gada yang namanya mantan, Bang. Salah alamat kali."

Kok bisa ada orang bernama "mantan" di dunia ini?

"Tapi ini alamatnya bener neng, coba Neng liat aja." Abang gopud itu menunjukkan layar ponselnya pada Xeila.

Seketika Xeila menepuk jidatnya sendiri. "Astagfirullah, Bang. Kalo baca nama orang yang bener dong, jelas-jelas itu tulisannya 'Ex'. Kenapa jadi mantan?"

"Salah saya di mana, Neng? Saya belajar bahasa Ingris, ya. Dan yang saya tau 'Ex' itu artinya mantan."

"Abang jangan mentang-mentang belajar bahasa ingris terus nama orang Abang translet juga. Gimana kalo ada yang namanya dick? Abang mau panggil dia kemaluan, gitu?" sewot Xeila. Lalu gadis itu merampas makanan yang abang gopudnya pegang dan langsung menutup pintu gerbangnya dengan keras. "Makasih!" teriaknya secara tidak ikhlas.

Untung saja abang gopud itu membawa makanan yang sedang Xeila inginkan, kalo tidak? Sepertinya Xeila akan memutilasi abang itu detik ini juga.

Bip bip bip

Kevin IPA 1

Martabak cokelatnya d mkn, ya. Besok gue mau konsul, jadi lo hrs nyiapin tlinga sama kata" bjak buat gw

"Ouh ternyata dari Kevin, gue kira dari abang Zet," monolog Xeila setelah membaca dan mengirimkan emot 'okey' pada Kevin.

"Alhamdulillah, rezeki Ayah baik." Tiba-tiba Willy merampas kresek putih berisi sekotak martabak cokelat yang Xeila pegang.

"Ayah, itu buat Ex."

"Ex anak Ayah. Apapun yang Ex miliki itu juga milik Ayah, termasuk martabak ini."

"No! Untuk martabak cokelat gak bisa gitu," ucap Xeila dengan tangan yang berusaha meraih kembali martabak yang ayahnya pegang.

Willy yang tubuhnya lebih tinggi daripada Xeila dengan mudah mengangkat martabak itu ke atas. Untuk martabak cokelat, dia tidak akan mengalah dari anaknya. Ayah ber anak 3 itu buru-buru memasuki rumahnya dengan martabak yang tetap dia acungkan.

Xeila berlari menyusul ayahnya, dia tidak mau kehabisan martabak cokelat yang dia mau sejak tadi.

"Ayah bagi dua aja biar adil," pinta Xeila saat melihat ayahnya menaiki tangga menuju ke kamarnya.

"Ini martabak bukan kiko yang bisa dibagi dua, kamu minta lagi aja ke abang kamu," tolak Willy lalu buru-buru masuk ke dalam kamarnya.

Xeila menghentak-hentakkan kakinya. Besok-besok kalau dia kembali mendapat martabak gratis, dia akan mengeksekusi martabak itu di luar gerbang agar ayahnya tidak tahu ada martabak.

Ting nong

"Gopudddd!"

Dengan semangat 45, Xeila berbalik dan berlalri menuju gerbang. Tapi sebelum membuka gerbang rumahnya, Xeila merapalkan doa terlebih dahulu. "Semoga abangnya gak pinter bahasa Ingris ya Allah, Aamiin."

"Gopudddd!"

Suara keras dari abang gopudnya membuat Xeila kaget. Abang gopudnya tidak tau saja kalau Xeila sudah berdiri di balik gerbang.

"Buat siapa, Bang?" tanya Xeila setelah gerbangnya ia buka.

"Buat Neng Ex dari mas Zodiak." Abang gopud itu menyerahkan kresek putihnya pada Xeila.

"Zodiak?" tanya Xeila sambil mengambil kresek itu.

"Iya, Zodiak Leo."

Xeila menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya perlahan-lahan. Dia menatap abang gopud di depannya dengan tatapan lembut.

"Abang, nama orang tuh gak usah di ubah-ubah, ya. Jangan mentang-mentang Abang tau Leo itu Zodiak terus Abang nyebutin nama orang itu Zodiak." Nada pelan dan senyuman paksa Xeila lemparkan pada abang gopud yang masih cengo di hadapannya. "Terus kalo nama orang itu 'kuning' Abang mau manggil dia PUP?!" teriak Xeila lalu menutup gerbang rumahnya dengan keras.

Ya Tuhan, ada apa dengan para abang gopud malam ini? Yang satu jago inggris, yang satu tau perbintangan.

"Leo mesenin gue apaan, ya?" tanya Xeila sambil membuka kresek putih itu.

Bip bip bip

Leo IPS 4

Ex gue pesenin lo cake cklt, d makan y. Gue mau konsul sama lo mlm ini, jadi lo hrs pnya bnyk tnaga buat ngetik pesan bijak lo

Gadis itu mengangguk-anggukan kepalanya. Setelah dia membalas pesan Leo dengan emot 'okay', dia segera duduk dan memakan cake cokelat dalam kresek itu.

"Ex, anak Ayah yang paling cant-"

"Anak cewe Ayah Cuma satu, jadi Ex gak akan terbang sama pujian Ayah dan Ex mau makan cake cokelat ini sendirian."

{>¢<}

Syarat dan Ketentuan jika enjoy membaca prolog ini :

X = wajib vote
Y = wajib comment
Z = wajib share

Thanks a lot udah baca. Lopyu 3000 kolbak

I'm Not Playgirl {Completed} Where stories live. Discover now