INP- 19

1.3K 169 5
                                    

"Jangan bilang mencintai tidak harus memiliki. Bulshit lo, nyatanya lo tetep sakit hati pas dia pacaran sama orang lain."

-Xeila

{>¢<}

Setelah dsri UKS, Xeila kembali mengikuti pelajaran. Kepalanya sudah tidak terlalu pusing, bibirnya sudah tidak sepucat tadi, meskipun matanya masih saja sedikit bengkak.

Karena hari Sabtu sekolahnya setengah hari, jadi pukul 12 semua murid di sekolah sudah berhamburan keluar gerbang.

Xeila sudah menelpon Zidan, tapi ternyata Zidan ada jadwal sip siang. Dia juga terlanjur bilang akan dijemput pada Rangga, tidak mungkin, 'kan kalau dia kembali menemui Rangga dan bilang kalau ternyata abangnya kerja sip siang.

Daripada bingung, Xeila lebih baik mencoba menaiki kendaraan umum. Dia berjalan ke halte lalu berdiri menunggu bus seperti orang lain.

Tapi tunggu, Xeila, 'kan tidak tahu dia harus naik bus yang mana dan harus berhenti di mana.

Klingg

Ponsel Xeila berbunyi, ada notifikasi chat dari nomor tidak dikenal.

+62 822-87**-****

Ex, gue Sean kelas 11. Gue boleh minta tolong sama lo gak?

Xeila awalnya bingung, darimana orang itu mendapat nomor Xeila. Tapi itu tidak penting, orang yang mengechatnya membutuhkan bantuan. Xeila buru-buru mengetikkan 'boleh'.

+62 822-87**-****

Gue depan gerbang lagi liatin lo

Xeila langsung melihat ke arah gerbang sekolahnya. Benar saja, di sana ada laki-laki dengan seragam yang sama seperti dirinya.

Sean yang berdiri di samping gerbang melambaikan tangannya, menyuruh Xeila untuk mendekat ke arahnya.

Xeila langsung berlari mendekati Sean. "Ada apa, Ka?" tanyanya.

Sean malah tertawa. "Gak usah formal sama gue mah, biasa aja. Anggep aja gue kayak temen cowo lo yang lain."

Xeila mengangguk, oke itu emang sangat mudah. Lagi pula Xeila merasa kaku kalau menyebut kakak kelasnya dengan embel-embel 'Kak' seperti itu.

"Lo udah tau nama gue, sekarang gue mau ngomongin sesuatu sama lo. Tapi gak di sini."

"Boleh, di mana?" tanya Xeila.

"Rumah lo di mana?" Sean malah balik bertanya membuat Xeila mengerutkan keningnya.

"Lo mau ngomong di rumah gue?" Xeila balik bertanya dengan penuh selidik.

"Yakali anjir, gue mau ngomongnya di tempat yang searah aja sama rumah lo. Biar nanti lo gampang pulangnya," terang Sean yang balas 'oh' pelan oleh Xeila.

Setelah menyebutkan alamat rumahnya, Sean mengajak Xeila menaiki motor metiknya yang sejak tadi teronggok membisu di belakang mereka.

"Banyak cowo yang suka konsul sama lo?" Sean mulai kembali bertanya ketika motor yang dia kendarai sudah melaju membelah jalanan siang hari.

"Sebenernya gak bisa dibilang banyak juga, sih, ya. Cuma ya ada lah, beberapa juga konsul lewat WA, mungkin takut cewenya marah."

"Ternyata lo emang pakar cinta."

Xeila tertawa mendengar ucapan Sean.

Tapi Xeila mengingat sesuatu. Apa nama Sean yang pernah Tania sebutkan sebagai pacarnya adalah Sean yang sekarang membonceng dirinya?

I'm Not Playgirl {Completed} Onde histórias criam vida. Descubra agora