INP- 21

1.3K 154 9
                                    

"Mata lo rabun, ya? Pantes gak bisa bedain orang pacaran sama orang temenan."

-Sean

{>¢<}

"Pulangnya minta anter sama anak bu Ayu aja, soalnya Abang ada sip siang," ujar Zidan setelah Xeila menyalami tangannya.

Xeila menganggukkan kepalanya lalu berjalan ke dalam area sekolah. Dia masih sedikit merasa ngantuk karena semalam dia dan Elgy pulang tepat pukul 11 malam.

"Gimana sama rasanya pacaran sama berpuluh-puluh cowo, Ex?" tanya Tania.

Baru saja dia memasuki kelasnya, orang paling rempong sudah siap saja membuatnya kesal.

"Mereka temen gue," tegas Xeila.

Tania malah tertawa terbahak-bahak. "Mana ada temen tapi natap lo kayak gitu. Jangan naif, deh, Ex."

Tidak peduli, Xeila lebih baik duduk di kursinya sebelum upacara bendera dimulai.

"Lo boleh deketin semua cowo kalo lo sanggup, tapi jangan pernah deketin Sean, dia milik gue," ucap Tania pada Xeila.

Xeila mengangkat bahunya tidak peduli. Toh dia sekarang sudah tahu kalau ternyata Tania dan Sean hanya pacaran selama seminggu.

***

Upacara bendera dan kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan khidmat seperti biasanya.

Setelah bel sekolah tanda berakhirnya pelajaran berbunyi, Xeila langsung keluar dan berniat menemui Rangga di kelasnya.

"Ex!" panggil seseorang saat Xeila menuruni tangga.

Xeila berdiri di pinggir tangga, laku berbalik untuk mengetahui siapa yang memanggil namanya barusan.

"Eh, Sean."

Sean langsung mendekati Xeila. "Lo mau pulang sama siapa? Dijemput?" tanyanya dengan kepala sedikit dimiringkan.

"Sebenernya gue gada yang jemput, tapi gue mau minta tolong sama Rangga buat ngaterin pulang," ucap Xeila.

"Kalo ada gue kenapa harus Rangga?" tanya Sean.

"Eh." Xeila kaget. Dia kira Sean tidak akan berkata itu, lagi pula dia masih ingat kalo Sean mempunyai doi di sekolah ini. Tidak mungkin, 'kan wanita itu akan jatuh cinta pada Sean jika Sean saja malah berani mengantarkan wanita lain pulang.

"Gak usah, nanti orang yang lo suka malah ngejauhin lo pas dia liat lo sama gue," tolak Xeila halus.

Sean mengambil topi hitam dari dalam tasnya, lalu dia memakai topi itu. "Gak mungkin ketauan, 'kan?"

Xeila tertawa. "Kalo orangnya dari atas sih gak mungkin ketahuan, lah kalo dari depan?"

"Kalo mau pacaran jangan di tangga, gak modal banget sih!" teriak suara cempreng Tania dari lantai atas. Ya, siapa lagi yang selalu menggangu Xeila?

Xeila mendongak, sepertinya Tania akan terkejut jika tahu Sean lah yang ada di hadapannya sekarang.

"Ngembat cowonya gak milih-milih ternyata, dari yang ngajak pacaran di cafe sampe yang ngajak pacaran di tangga aja di terima." Tania kembali berteriak.

Sean ikut mendongak. "Mata lo rabun, ya? Pantes gak bisa bedain orang pacaran sama orang temenan."

Tania membulatkan mulutnya tidak percaya. Dia langsung berlari menghampiri Xeila dan Sean, lalu tanpa Ragu Tania langsung menampar pipi Xeila.

"Bisa-bisanya lo rebut Sean juga dari gue, sebenernya lo pake susuk apa, sih, hem?" Tangan Tania tidak tinggal diam setelah menampar Xeila, dia langsung menjambak kerudung putih Xeila.

I'm Not Playgirl {Completed} Where stories live. Discover now