INP- 20

1.4K 177 8
                                    

"Kadang terlalu banyak nonton film bisa bikin orang kayak lo makin dungu."

-Xeila

{>¢<}

Hari Minggu. Hari yang paling tepat untuk Xeila bersantai, apalagi hari ini adalah hari spesial baginya.

Xeila membereskan tempat tidurnya, lalu bergegas mengambil air wudhu dan menunaikan kewajibannya.

Xeila memanjatkan doa-doa yang baik untuknya setelah dia sholat, dia juga memanjatkan doa agar semua keluarganya selalu diberi kebahagiaan.

Setelah merapihkan sejadah dan mukenanya, Xeila berjalan ke lemari kaca. Dia melihat pantulan dirinya sendiri di sana. Kaos putih kebesaran, celana training hitam, dan rambut hitam legam yang dia cepol asal-asalan.

"Selamat tanggal 31 Mei yang ke 16 kalinya Xeila Putri Denara," ucapnya pada diri sendiri.

Cukup lama Xeila menatap pantulan dirinya sendiri, dia masih merasa tidak menyangka kalo dia ternyata sudah 16 tahun. Xeila merasa baru kemarin dia mengadakan syukuran berasama ayah, ibu, dan para abangnya di puncak bogor. Lalu kini Xeila sudah menginjak umur 16 tanpa ucapan selamat ulang tahun dari ibunya saat dia bangun tidur.

Tapi sekarang Xeila tidak perlu merasa sedih, ini hari spesialnya. Jadi dia harus tetap tersenyum.

"Exx! Bang Ye jatuh dari motor!" teriak Willy heboh sambil menggedor pintu kamar Xeila.

Hei, baru saja Xeila bertekad untuk tetap tersenyum. Ehh, malah keadaan tidak mendukungnya.

Xeila langsung bergegas memakai kerudung lalu membuka pintu kamarnya.

Willy yang masih menggedor pintu kamar Xeila kaget ketika tiba-tiba Xeila membuka pintunya sekali hentakan.

"Di mana bang Ye?" tanya Xeila panik.

Willy menunjuk lantai dasar. "Di dapur, lagi diobatin sama bang Zet," jawabnya dengan terburu-buru.

Tanpa bertele-tele, Xeila segera berlari menuju dapur untuk melihat keadaan abang dinginnya, di susul Willy yang juga ikut berlari.

Baru sampai di pintu dapur, Xeila langsung membuka mulutnya besar-besar. Dia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang dia lihat saat ini. Lampu dapur yang dimatikan digantikan dengan banyak lilin-lilin kecil yang menyala, Yasa yang membawa kue cokelat berukuran besar dengan hiasan wajah Xeila di atasya, lalu Zidan yang berdiri di samping Yasa dengan tangan membawa piring yang di atasnya terdapat lilin putih.

Xeila menangis, dia langsung berbalik dan memeluk ayahnya. "Ayah jahattt! Kenapa ayah bohongin, Ex?" tanya Xeila sambil memukul-mukul dada ayahnya.

Zidan tertawa dan Yasa tersenyum kecil.

"Ex udah niat gak mau nangis hari ini, tapi Ayah malah bikin Ex nangis. Ayah jahat!"

Willy tertawa kegirangan. "Kayaknya selain jadi penulis, Ayah juga pantes jadi aktor, ya?" Willy bertanya sambil menaik turunkan alisnya.

"Udah Ex, tiup dulu lilinnya," titah Zidan sambil menyodorkan piring yang diatasnya terdapat lilin yang menyala.

Xeila melepaskan pelukan dari ayahnya, lalu berbalik menatap kedua abangnya. "Abang mau ngerayain ulang tahun Ex atau mau ngajak Ex ngepet?" tanya Xeila sambil mengahapus air matanya.

Zidan dan Willy serempak tertawa. "Spesial buat ulang tahun kamu, kita ngepet aja biar makin banyak duit," gurau Zidan.

Xeila langsung meniup lilin yang menyala di atas piring.

I'm Not Playgirl {Completed} Where stories live. Discover now