INP- 36

1K 139 0
                                    

"Omongan lo kayak radio butut. Udah brisik, grasak-grusuk lagi."

—Xeila

{>¢<}

Hari Senin. Udara dingin menusuk, membuat gadis berjilbab cokelat mengeratkan pelukannya pada guling.

Entah ada apa dengan Ibu Kota pagi ini. Tiba-tiba udara seakan berkompromi berasama kutub Utara untuk meciptakan kedinganan di Kota Jakarta.

"Subuh dulu, Ex!" titah Willy sambil menggedor pintu kamar anaknya.

"Hmmm," balas Xeila dengan tubuh masih tergulung selimut.

Gadis itu merasa seakan tubuhnya terikat dengan kasur yang ia tiduri. Apalagi selimut, guling, dan bantalnya. Ia benar-benar merasa di lem dan disatukan dengan guling, selimut, dan bantalnya.

"Udah adzan Subuh, kalo masih pake selimut choco, inget itu bukan selimut choco. Tapi kulit babi! Emang Ex mau diselimutin sama kulit babi?" tanya Willy dengan tangan yang masih setia menggedor kamar anaknya.

Xeila terperanjat. Ia buru-buru mengucapkan Istigfar beberapa kali sambil membenarkan kerudungnya dan keluar dari gulungan selimut.

"Ex udah bangun!" Xeila balas berteriak saat sadar kalau ayahnya masih menggedor pintu dengan tak sabaran.

Setelah ayahnya berhenti menggedor pintu diiringi langkah kaki yang menjauh, Xeila mulai berjalan ke kamar mandinya. Ia mengambil air wudhu, lalu melaksanakan solat Subuh di samping tempat tidurnya.

Seusai solat Subuh dan berdoa, Xeila mengecek ponselnya. Ada pesan dari Elgy di sana.

El

Eil, nanti ke sekolah bareng gue.

Xeila buru-buru mengetikkan balasannya. Dia tidak akan menyia-nyiakan tawaran gratis dari sahabatnya.

Xeila

Asiap El, sekalian bawa masakan bunda dong buat bkl gue. Gue bosn mkn roti mulu.

Xeila terkikik sendiri membaca balasan pesannya pada Elgy. Bukan Xeila namanya jika dikasih hati menerima hati. Yang namanya Xeila, jika di kasih hati pasti minta bonus lebihnya. Ibaratnya kata, menyelam sambil minum air.

Tidak lama, ponsel Xeila berdenting.

El

Mau gue bawain bundanya sekalian ke sekolah? Biar lo bisa tetep makan masakan bunda gue mskipun lagi dengerin guru sejarah.

Itulah sifat Elgy yang membuat Xeila betah berteman dengannya. Elgy selalu bisa membuat Xeila tersenyum sendiri dengan caranya. Kata-katanya mungkin sederhana, malah terbilang tidak ada artinya. Tapi bagi Xeila itu adalah kata-kata paling mujarab yang membuat hatinya menghangat. Sahabat Xeila yang satu ini memang selalu bisa membuat Xeila bahagia.

Xeila

Kalo bundanya di bawa ke sekolah, kasian gr sejarh gue. Bukannya ngajar, malh godain bunda lo yng cntik nanti.

I'm Not Playgirl {Completed} Where stories live. Discover now