INP- 38

990 126 0
                                    

"Aspal mungkin diluar, tapi dia berguna buat banyak kendaraan. Berlian mungkin mahal, tapi dia hanya dimiliki oleh orang beruang dan manfaatnya cuma buat manas-manasin orang."

—Elgy

{>¢<}

"Assalamualaikum!" teriak Xeila sambil membuka pintu rumahnya lalu berlari menuju dapur.

Siang ini matahari sangat menyengat, membuat Xeila yang baru pulang sekolah langsung duduk di depan kulkas yang terbuka lebar. Maklum tidak ada AC.

"Eil, kebiasaan banget lo," sentak Elgy saat melihat Xeila yang tengah duduk dengan kaki mengangkang. "Anjir," gerutu Elgy lalu berbalik badan.

Xeila yang sadar akan posisi duduknya langsung bersila. "Lo gak liat, 'kan, El?" tanya Xeila dengan heboh.

"Bego, lo," kesal Elgy sambil melangkahkan kakinya menjauhi dapur.

Sudah berapa kali Elgy melihat Xeila dalam posisi seperti itu, sudah berapa kali pula Elgy memperingatkan Xeila untuk tidak duduk dengan posisi seperti itu. Bodoh. Elgy menepuk-nepuk jidatnya sendiri.

"Kenapa, El?" tanya Willy yang baru saja turun dari lantai atas.

"Gak papa, Yah," jawab Elgy sambil menyalimi tangan Willy. Heh, mana mungkin dia berbicara tentang posisi duduk Xeila yang mengangkang?

"Kok mukanya merah gitu?" Willy membolak-balik kepala Elgy dengan kedua tangannya memegangi pipi Elgy. "El sakit?"

Laki-laki berambut berantakan itu menggelengkan kepalanya. "Gak papa, ko, Yah. Cuma kepanasan aja," jawab Elgy sambil berusaha melepaskan tangan Willy dari kedua pipinya.

"Yaudah, duduk sana. Nanti Ayah ambilin air es buat kamu," ucap Willy setelah tangannya terlepas dari pipi Elgy.

Elgy mengangguk lalu melangkah ke sofa dan duduk di sana. Sedangkan Willy langsung melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengambil air es.

"Astagfirullah, Ex!" teriak Willy dari dapur.

Elgy terkekeh, apa Xeila duduk dengan posisi itu lagi?

Willy datang dari dapur dengan segelas air es dan mulut yang tidak berhenti mengomel.

"Ada apa, Yah?" tanya Elgy lalu menerima gelas berisi air es dan menegaknya hingga tandas.

"Punya anak cewe satu aja kelakuannya ampunnn," adu Willy, "duduknya gak bener, ngabisin cola sebotol, sampe es batu yang ada di kulkas dia keluarin semua buat ditempelin di jidat."

Elgy tertawa. "Sabar, Yah. Buang aja anak kayak gitu mah," tutur Elgy.

"Buang, lo kira gue sampah," gerutu Xeila yang baru keluar dari dapur dengan jilbab putih yang sudah basah.

Kepala Willy dan Elgy langsung menoleh pada Xeila yang masih berdiri di depan pintu dapur.

"Astagfirullah," ucap Willy dan Elgy berbarengan.

"Lo mandi di dapur?" heran Elgy.

Xeila nyengir. "Gue tumpahin air es ke kepala," ujar Xeila.

Willy langsung berdiri dari duduknya. "Ganti baju sekarang, terus beresin dapur," titah Willy sambil menunjuk ke tangga.

Gadis basah kuyup itu langsung berlari menuju kamarnya, dia takut ayahnya kembali mengamuk.

"Kelakuannya persis kayak Zet pas SMA," adu Willy pada Elgy. "Gak ada manis-manisnya."

"Eil bukan le**neral, Yah. Jadi gak akan ada manis-manisnya," balas Elgy sambil tersenyum.

Willy menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gak anak sendiri, gak anak sahabat. Gada yang bener," gerutunya pelan.

I'm Not Playgirl {Completed} Where stories live. Discover now