INP- 46

1.5K 162 11
                                    

"Sebusuk apapun omongan orang tentang gue, gue akan tetap wangi saat omongan mereka gak terbukti."

—Xeila

{>¢<}

Pelajaran terakhir di kelas Xeila adalah Sejarah Indonesia. Gadis itu sedikit menguap saat guru perempuan di depannya terus saja berceloteh tentang kondisi saat Indonesia masih dijajah oleh bangsa asing.

Di sekolah barunya, Xeila mendapat teman sebangku. Dia adalah gadis sipit keturunan China bernama Helin. Dia cukup baik dan ramah pada Xeila, meskipun gadis itu beberapa kali melirik ke arah Xeila dengan raut wajah meneliti.

Termasuk saat ini, gadis itu terus saja melirik ke arah Xeila saat beberapa kali Xeila menguap.

"Lo ngantuk?" tanyanya dengan suara pelan.

Xeila melirik Helin, lalu menganggukkan kepalanya. "Berasa dengerin dongen sebelum tidur," ucap Xeila dengan suara pelan.

Helin hanya tersenyum. Dia tau murid baru yang duduk di sebelahnya adalah teman dekat kakak kelasnya yang terkenal tukang bolos, jadi mungkin murid baru di sampingnya tidak beda jauh dengan kakak kelas itu.

"Kalo mau ngobrol keluar aja!" tegur guru itu saat melihat Xeila dan Helin berbisik-bisik.

Selesai guru itu berbicara, bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Xeila buru-buru memasukkan alat tulisnya ke dalam tas, lalu maju ke depan kelas dan menyalami guru sejarahnya barusan.

"Terima kasih, Bu," pamit Xeila setelah menyalami guru itu. Lalu di susul teman-teman kelasnya yang lain, yang juga ikut menyalami guru itu.

Di luar kelas Xeila, Elgy sudah berdiri dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana.

"Lo ngapain di sini?" tanya Xeila pada Elgy yang berdiri tepat di depan pintu kelas Xeila.

"Pake nanya lagi, ya jemput lo, dong." Elgy menjawab sambil menarik lengan baju Xeila.

Xeila berjalan dengan sedikit tergusur. Apalagi keadaan koridor saat pulang sekolah dipenuhi dengan banyak murid.

"Ih, jangan buru-buru," dengus Xeila, lalu dia menghempaskan tangan Elgy yang memegang lengan bajunya.

Elgy berbalik. Dia menatap Xeila tajam. "Kalo gak buru-buru, parkiran makin penuh."

"Terus kenapa gak nunggu kosong aja?" tanya Xeila.

"Gue udah lapar banget. Kalo nunggu kosong bisa se jam kemudian. Lo mau liat gue mati kelaparan?"

Xeila langsung menggelengkan kepala. "Mit amit El."

"Yaudah ayo kalo gak mau liat gue mati kelaparan," ajak Elgy dengan tangan kembali menarik lengan baju Xeila.

"Xeila!" teriak seseorang yang membuat Xeila dan Elgy menghentikan langkah kakinya.

Gadis yang menggendong tas cokelat itu pun membalikkan badannya. Dia melihat Helin yang sedang berlari ke arahnya.

"Ini lo, 'kan?" tanya Helin dengan nafas ngosngosan. Dia menunjukan layar ponselnya pada Xeila.

Di layar ponsel Helin terdapat foto Xeila saat dia masih bersekolah di SMANSA. Di foto itu, Xeila sedang membuka pintu mobil Rangga dan hendak masuk ke jok depan.

"Kok bisa ada foto gue di hape lo?" Xeila balik bertanya pada Helin.

"Itu mobil si Rangga, 'kan?" tanya Elgy yang mengintip dari belakang.

Xeila mengangguk. "Itu gue pas dianterin Rangga pulang."

"Kalo itu beneran lo, berarti lo playgirl yang temen gue ceritain," ujar Helin sambil membulatkan matanya. Dia melirik Xeila dan Elgy bergantian.

I'm Not Playgirl {Completed} Where stories live. Discover now