Steven Grace

1K 65 4
                                    

Jangan lupa teken bintangnya 🥺

Warning!! Harap dibaca.

Hii long time no see. Hehe....
Ada seminggu lebih buat nenangin hati dan pikiran. Jadilah chapter ini wkwk.

Maaf nunggu lama yaa?
Maunya sih hiatus karena mau urus skripsi tapi aku mikirin yang membaca cerita aku dan yang vote juga. 😭😭😭

Jadi bimbang aku. Maunya up kapan ya bagus. Sebulan 2 kali up? Setiap hari minggu 🥺. Lama nunggu ya? Ya mau gimana lagi ada juga urusan duniawi yang perlu aku beresin.

Doain juga semoga aku cepat selesain skripsi aku supaya langsung gas up tiap hari wkwkwk.

.

This is your Grace, and slowly I will reveal myself one by one.
________
____

P    O    V

Ada banyak hal yang membuatku tidak menyukai perempuan. Bukannya benci, karena aku juga berasal dari rahim seorang wanita yang menyayangiku. Hanya saja aku tidak menyukai perempuan yang mendekatiku karena kekayaanku saja. Itu yang pertama, dan yang kedua adalah memandang fisikku yang bisa dibilang ekhem, bukan sombong ya tapi aku memang tampan sejak lahir. Aku sadar, makanya meladeni perempuan yang mendekatiku tidak pernah kulakukan, karena aku tahu mereka hanya melihat kedua hal tersebut. Tampan dan kaya.

Tetapi perempuan itu, Cisandra sangatlah berbeda dari perempuan-perempuan yang mendekatiku selama ini. Dia perempuan yang cerdas dan percaya diri. Tak hanya itu Cisandra adalah perempuan yang mandiri serta pekerja keras. Kelembutannya dalam menangani anak-anak membuatku takjub. Itu adalah penilaianku pertama kali terhadap perempuan itu.

Tatapan sinis itu membuatku makin penasaran apakah cerita tante Hana benar atau tidak. Awalnya begitu tetapi saat dia tersenyum lebar dan pandangannya berubah tenang. Disitulah aku berpikir kalau mendekati dia tidak buruk juga. Seolah ada magnet yang menarik diriku padanya, pikiran untuk mengenalnya lebih jauh terlintas begitu saja.

Selama aku berada didekatnya, Cisandra adalah perempuan yang sangat menarik. Pertama tidak termakan dengan gombalan recehku malahan dia menertawakannya. Kedua tubuhnya itu seakan candu bagiku, sungguh aku menginginkannya lebih dari ini yaitu hubungan yang jelas.

Ketika kebenaran dari cerita tante Hana terungkap, aku tidak mempermasalahkan hal tersebut. Toh Cisandra hanya melakukan program bayi tabung dan yang membuatku bahagia adalah akulah pria pertama yang menjeblosnya. Aku sangat bangga akan hal itu.

Tetapi Ghalil, pria itu sungguh membuatku jengkel. Bukan hanya mendekati perempuan yang kusukai namun dia juga mengajaknya makan malam waktu itu. Kebetulan malam itu aku sedang makan malam di restoran yang mereka tempati. Sungguh aku sangat membenci situasi saat itu.

Aku tidak akan kalah dengan situasi menyebalkan itu. Akan kubuat perempuan itu-Cisandra menjadi milikku. Tetapi hal yang tak kuharapkan terjadi. Dia tidak menjawab perasaanku, dan menginginkan saling mengenal lebih jauh lagi. Karena aku tahu alasannya jadi aku mengiyakannya.

"Tiga bulan. aku mau kamu gak mikirin hal mesum lagi dan berhenti berpikir ingin bercinta sama aku lagi."

Kata-kata itu bagai bom waktu bagi aku. Mengapa? Karena semenjak lahir hingga besar, aku besar di luar negeri tepatnya inggris. Kena pergaulan disana membuat aku menjadi laki-laki yang bebas. Jadi tiga bulan itu lama bagiku, singkatnya dapat merusak mental dan kejiwaan aku. Makanya aku menentang tantangan itu, hanya sesaat, karena ide terlintas di otakku.

Tetapi sepertinya ide dan rencana yang kususun itu gagal juga, karena bawahan bajingan itu kembali mendekati perempuanku. Pikiranku saat itu tidak normal. Karena pada akhirnya Cisandra lah yang menjadi milikku bukan pria itu.

Kalimat per kalimat yang keluar dari mulut dia, menyadarkanku sesuatu kalau perempuan itu sangatlah menyayangi ayahnya. Sungguh aku tidak mempedulikan masa lalu dia tetapi aku marah kalau cerita-cerita yang masuk akan dia cerna dengan baik dan menjadikannya sebagai patokan untuk tak berbuat demikian.

Aku tak habis pikir, kalau trauma perempuan itu segitu mendalamnya. Tak ada yang patut di persalahkan, karena pada akhirnya...

Sekarang dia menjadi wanitaku.

Aku tersenyum disepanjang jalan. Tanganku yang memegang setir kemudi bergerak tiada henti mengetuk benda berbentuk bundar itu hingga menghasilkan bunyi yang khas, saking tak sabar bertemu dengan sang pujaan hati.

Drtttt

Bunyi getaran handphone milikku membuyarkan pikiranku.

"Ck mengganggu saja." Dalam sekali ambil benda persegi empat itu telah berada di genggamanku.

Aku mencengkram Hpku setelah tahu jika Rischa lah yang menelponku kali ini.

"Apa maunya perempuan ular itu lagi?" Gumamku sembari merutuki kekesalan dan kesialan pagi ini.

Aku membuang napas kasar akibat rasa jengkel yang menumpuk dan melempar benda segiempat itu di nakas mobil ketika kompleks perumahan Cici berada di depan mata.

Seperti ada yang menggelitik dadaku, rasa senang itu kembali begitu saja saat aku memarkirkan mobil tepat di pekarangan rumah Cici. Dengan satu tarikan dan dorongan kuat dariku pintu mobil pun terbuka lebar.

Karena rasa senang yang menggebu tak terasa aku telah sampai di depan pintu kayu itu. Aku mengerutkan dahi ketika perempuan asing lah yang membuka pintu tersebut.

"Siapa?" Tanyanya.

Aku tersenyum penuh arti, dengan berpikir kalau saja perempuan di hadapanku ini teman Cici, pengakuan siapa dirinya tentu berarti.

"Saya pacarnya Cisandra." Ungkapku cepat, "bisa tolong panggilkan pacar saya?" Lanjutku. Karena saya sudah rindu banget sama Cisandra. Lanjutku membatin.

Terlihat jelas ekspresi kaget perempuan itu. Tak lama dia berlari kedalam tanpa mempersilahkanku masuk.

"Apa itu kekagetan yang sangat murni? Sampai-sampai saya tidak dipersilahkan masuk." Aku bergumam sambil tertawa kecil.

Semenit kemudian, bibirku tertarik keatas melihat siapa yang tengah menghampiriku. Aku sangat senang melihat ekspresi kaget miliknya.

Yaah Cisandra telah berada dihadapanku. Aku menyukai segala ekspresi yang muncul di wajah perempuan itu. Bisa dibilang menenangkan jiwa ganasku.

Hingga berada bersama didalam mobil kembali, aku sangat senang. Tetapi itu hanya sementara karena penolakannya mengganggu pikiranku sesaat.

"Maaf Grace, aku belum siap."

Kalimat yang keluar dari bibirnya membuat aku berhenti bernapas sedetik saja. Walaupun aku sudah menduga balasannya, tetapi ucapan itu masih menyakiti perasaanku sampai sekarang. Akibat rasa percaya diri yang tinggi, kedugaan itu tertutupi oleh ambisiku yang sangat menginginkannya.

Aku bukan jenis pria yang bertele-tele, semua ucapan yang keluar dari mulutku murni dari hatiku. Sekali ada yang cocok maka aku akan terpaku pada sosok itu dan ingin secepatnya dia untuk menjadi milikku.

Tetapi sekarang aku tak tahu. Perasaan apa yang muncul dihatiku. Rasa malu? Harga diri? Tercoreng saat itu juga. Aku tahu diriku sangat terburu-terburu, tidak memikirkan perasaannya yang masih belum hilang dari rasa curiga dari lelaki.

Aku tersenyum miris, "Cisandra," dengan menatap dalam matanya aku menyambung kalimatku, "aku masih menunggu."

Tanganku terulur ke pipinya dengan senyum merekah, berusaha membuat Cisandra percaya bahwa masih ada lelaki didunia ini yang masih bisa kamu percayai.

"Sampai kamu siap." Lanjutku. Walaupun penolakan itu menyakiti hatiku, kamu masih tetap menjadi perempuan yang pertama bagiku.

_________tbc

Jangan lupa vote dan komen pokoknya. Hanya itu harapan aku.

Selamat bulan ramadhan bagi yang menjalankan. Semoga ibadah puasanya berjalan dengan lancar.

Tunggu updetan bulan depan lagi yaaa.

Love u all

Salam
Squidweird girl

Baby with meHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin