Damn

1.2K 82 4
                                    

Jangan lupa teken bintangnya 👀

.

Maaf yaaaa ini tuh agak gaje wkwk.
Doain semoga bisa update besok. Maaf kalau typo juga wkwk. Kuhanya manusia biasa.

Dann semoga part kali ini menarik buat kalian yaa hehe.

.Jangan lupa Vote yaaa.

.

"Grace pindah, kamu keluar cepat! Nanti kamu ketahuan ada disini." Cici memukul lengan Grace.

Nihil tak ada gerakan, "Grace jangan main-main ya!"

Suara handle pintu yang bergerak membuat Cici semakin kalang kabut. Lalu ia menatap Grace yang hanya santai saja, membuat Cici marah.

Lalu dengan gerakan cepat mendorong Grace ke dalam bilik Wc yang sempit itu. Baru saja ingin melepaskan diri, sebuah tangan merengkuh pinggangnya.

Dan pintu bilik WC pun tertutup menghasilkan suara yang keras bersamaan dengan suara pintu yang dibuka diiringi dengan suara tawa perempuan tadi.

"Hm bukan-nya tadi ada orang?"

"Salah dengar kali."

Sedangkan kedua lawan jenis yang tengah berada dibilik Wc, saling menatap, dengan nafas yang saling berderu. Tangan Grace merengkuh pinggang Cici dengan dada yang saling menempel satu sama lain.

Cici ingin marah rasanya, pada Grace yang tersenyum miring, tampak menikmati wajah kaget-nya. Ia mengumpat diam-diam dalam hati, menatap Grace dalam jarak sedekat ini, membuat ia lagi-lagi terpesona akan ketampanan lelaki ini.

Masih heran. Sebenarnya ada apa dengan laki-laki ini. Tadi ia tiba-tiba muncul dihadapannya, sekarang berduaan di bilik Wc? Betul-betul sudah mau gila rasanya. Entahlah akhir-akhir ini perasaan-nya bercampur aduk. Seminggu ini tenang-tenang saja. Sekarang muncullah kembali singa pemarah dan pemaksa di depannya.

Terkesiap ketika mulai merasakan sebuah tangan menjalar di pahanya, mengelus pelan.

Mengeraskan giginya berusaha sabar, ia sudah tahu ini kelakuan siapa. Cici menatap tajam Grace, yang sedang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Sungguh kurang ajar.

Dengan cepat tangan Grace mulai menelusuk masuk kedalam underwear nya lalu meremas keras pantatnya, tanpa sadar ia pun terpekik lalu membukam mulutnya, berharap semoga suaranya tidak terdengar.

Ia ingin sekali berteriak sekarang dengan keadaan terjepit begini, dan perlakuan Grace sekarang. Sungguh susah dijelaskan. Kalau ketahuan ia sedang berduaan dengan Grace disini, pasti mereka akan dilaporkan.

Menajamkan telinga, sepertinya tidak terdengar karena suara perempuan lain diluar masih berbincang.

Tak bisa berbuat apa-apa, karena sekali ia bicara akan terdengar oleh perempuan itu. Lebih baik ia mengikuti permainan lelaki ini. Ia betul-betul sangat jengkel dengan Grace yang bersikap semaunya. Apalagi membuat Ghalil menunggu di luar, dan berduaan dengan Grace disini.  Bagaimanapun ia harus mencari akal agar terlepas dari kungkungan Grace. Menunggu perempuan itu keluar dari sini sepertinya pilihan terbaik.

Membiarkan Grace meremas pelan pantat-nya. Cici mulai terangsang, Sial. Ia tak boleh membiarkan nafsunya mengambil alih.

Menggigit bibir-nya agar tersadar, tetapi, remasan itu mulai terasa nikmat. Nafasnya mulai memberat, mulai mengumpat dalam hati dan merutuki dirinya ketika Matanya mulai meredup.

Menatap Grace yang sedang memejamkan mata menikmati apa yang dia lakukan sendiri, membuat Cici geram. Sungguh lelaki laknat ini! Ia benar-benar ingin mengutuk-nya

Baby with meWhere stories live. Discover now