Long-long night

1.9K 99 0
                                    

Jangan lupa teken bintangnya 👀

.
18+
Diharapkan yang dibawah umur menjauh.

.

"GRACEEEEE."

Tidak ada jawaban.

"GRACEEEEEEEEEE."

Masih tidak ada jawaban. Mati lah dia kalau Grace ketiduran.

"Kenapa Ci?" Tanya Grace dibalik pintu.

Akhirnya...ia bernapas lega.

"Daleman sepupu saya tidak cocok betulan?"

Baru saja Cici bernapas lega, rasanya emosinya kembali memuncak. Si gila ini.

Tetapi ia berusaha meredam emosinya.

"Tunggu aku bukain."

Dengan gerakan kaku, ia melangkah untuk membuka pintu dan sesekali meringis ketika tiba-tiba kepalanya bergerak.

Cici membuka pintu dengan menyembunyikan tubuhnya dibalik kayu mahal yang ia pegang sekarang. Ia mendongak menatap Grace, tetapi seperti tersengat listrik, lagi-lagi ia meringis.

"Kenapa?" Tanya Grace khawatir ketika melihat Cici meringis kesakitan.

Melihat tubuh tegap Grace dan dahinya mengkerut bingung, membuatnya seketika malu untuk meminta tolong pada lelaki itu. Bagaimana tidak ia setengah telanjang sekarang. Ia berusaha memberanikan diri.

"A-aku-," Kegugupannya mulai muncul dipermukaan, "mau minta tolong," Jantungnya mulai berdegup kencang. Ia mengulum bibirnya kala rasa panas mulai menjalar dari leher ke kepalanya. Memegang kuat handle pintu mengurangi rasa malu, ia pun membuka lebar pintu yang menutupi dirinya, "lepasin rambut aku dari pengait bra ini." Cici menunjukkan punggungnya yang setengah telanjang sambil memejamkan matanya, ia sangat malu tolong.

Ini pertama kalinya ia meminta tolong pada laki-laki, yang faktanya ia sangat membenci lelaki. Karena ingin tidur dengan nyaman, ia pun mengesampingkan rasa gengsinya dulu.

Sedangkan Grace, menegang ditempat ia berdiri sambil memandangi punggung polos Cici dan hanya dilapisi dalaman saja. Ia sangat tahu, bagi Cici yang sangat membenci laki-laki, pasti sangat malu untuk meminta tolong padanya sekarang.

Ia memerhatikan tubuh Cici, dari atas hingga kebawah. Tubuh Cici sangat bagus dan indah menurutnya, andai saja Cici sudah menjadi miliknya. Tubuh Perempuan ini sudah ia lempar diatas tempat tidur sedari tadi. Memperlihatkan punggung mulusnya, Cici cukup berani juga. Apalagi naluri seorang pria dewasa sepertinya bisa saja terbangun sekarang. Tetapi melihat kondisi Cici yang sedang tersiksa, untuk saat ini akal sehatnya lah yang mengendalikannya.

"Apa yang kamu lihat Grace? Cepat lepasin, ini sakit," keluh Cici, tubuhnya mulai bergetar karena kedinginan.

Hingga Cici merasakan hembusan napas berat Grace dipunggungnya, "kamu bawel banget," kata Grace yang sedang membungkukkan punggungnya untuk mensejajarkan kepalanya pada pengait bra Cici.

Cici mulai meneguk ludahnya sendiri kala, Grace menyentuh halus punggung yang sedang berusaha melepas dan menyingkirkan rambutnya satu persatu. Degupan jantung Cici berdebar bersamaan setiap kali Grace menghembuskan napas berat yang terasa di kulit punggungnya.

Entahlah kulitnya terasa sensitif kali ini, ia benar-benar terangsang oleh hembusan napas Grace.

Grace melepas pengait branya dengan penuh kehati-hatian agar ia tak terasa sakit.

Kenapa lama sekali!? Seperti ia telah berjam-jam berduaan dengan Grace dikamar mandi. Oh tolonglah cepat, ia sangat malu sekarang. Apakah Grace mempermainkannya lagi?

Baby with meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang