Feel you again~

1.3K 88 6
                                    

Jangan lupa teken bintangnya 👀

.

Oke ekhem part terlarang disini wkwk. Gak baik buat anak dibawah umur.

Jadi...

Selamat berimajinasi kalian. Maunya upnya malam sih tapi sepertinya pagi adalah waktu buat melepaskan hormon yang terpendam di diri kalian. Wahahaha.

Yaa selamat membaca.

Dan satu lagii, mon maap kalau-kalau saja ada typo yang bertebaran.

.VOTE VOTE VOTE.

Cemas adalah kata yang dapat menggambarkan kondisi Cici saat sekarang ini. Wajahnya yang memucat, keringat dingin yang mengalir disekitar dahi dan tangannya, memicu jarinya tak henti-henti meremas bawahan dressnya berharap rasa cemas yang dirasakan tersalurkan lewat aktifitas abnormalnya.

Sekembalinya Cici, ia hanya menampilkan senyum kaku pada Ghalil, agar tak mengkhawatirkannya. Pastinya Ghalil bertanya, tetapi Cici hanya menjawab sekadarnya saja. Ghalil tidak bertanya lebih lanjut lagi, melainkan menyuruh Cici untuk kembali duduk dan makan sambil bercerita-cerita kecil.

Berusaha menghilangkan rasa tak nyaman didaerah selangkangannya yang tak tertutupi sehelai kain dengan menyilangkan kedua kakinya. Cukup efektif agar hawa dingin itu tak kembali menyentuh daerah yang cukup sensitif.

Kini iris matanya bergerak, pada sosok dibalik tubuh Ghalil. Ketika tatapannya bertabrakan, gigi saling bergemeletuk, sembari menatap tajam Grace yang sedang tersenyum manis sambil memangku dagu dan menaik turunkan alisnya.

Menggeram seiiring dengan kedua tangannya yang terkepal. Sial. Mengapa lelaki itu belum pulang juga? Demi apa pun,ia sangat berharap lelaki itu cepat pulang...dan apa-apaan dengan wajah senangnya itu? Apakah Lelaki itu sudah puas mempermainkan seseorang dalam keadaan setengah telanjang yang disebabkan olehnya? Menggerutu dalam hati, tidak sempat meninju tadi karena syok, ia akan meninju wajah laknatnya itu sebentar.

Mendengus kasar, tak tahan dengan rasa jengkelnya. Cici pun bangkit dari duduknya, lantas hawa dingin melewati selangkangannya membuat ia mengejang sesaat.

Grace betul-betul brengsek. Sangat brengsek.

Ghalil yang memperhatikan Cici semenjak kembalinya dari Wc, rasa khawatirnya pun belum lepas juga.

"Cisandra?" Panggil Ghalil.

Reflek Cici menoleh pada Ghalil, sadar akan tujuannya, Cici pun berucap, "Ghalil aku mau pulang saja, perasaan aku lagi gak enak."

Ghalil dengan matanya yang membulat, seketika berdiri. "Kenapa gak bilang daritadi sih Ci, saya sudah khawatir sama kamu, tapi melihat wajah kamu yang merasa baik-baik saja makanya aku tahan." Ghalil Mendengus pelan.

"Aku minta maaf Ghalil, aku gak mau kamu kecewa, setelah menyiapkan ini semua." Tutur Cici, suaranya memelan sambil menunduk.

Oh dia jadi tak tega dengan Ghalil, karena makan malam ini menjadi cepat selesai tak seperti perkiraannya. Ini sebab Grace yang membuat ulah. Menjadikan dirinya bahan tertawaan baginya, kondisi yang dirasakannya saat ini betul-betul membuatnya tidak nyaman. Dasar terkutuk lah kau Grace bajingan.

"Yaudah lebih baik kita pulang aja kalau begitu, saya tidak tahan melihat keadaanmu seperti ini."

Cici mendongak melihat senyum menawan tersungging di bibir Ghalil. Berdebar, Cici pun perlahan tersenyum membalas Ghalil.

"Makasih Ghalil."

Mereka pun keluar dari meja, dan melangkah menuju lobby restoran. Tak disangka-sangka Ghalil pun merengkuh pinggang Cici, "saya pegang kamu yah, takutnya nanti kamu sempoyongan menuju parkiran."

Baby with meDonde viven las historias. Descúbrelo ahora