Heart Warning

2.2K 125 2
                                    

Vote dan Komen 🥺

Aku paling ngehargain sama yang ngevote dan komen di cerita aku. Terima kasih banyak yaa. Sekali lagi terima kasih karena udah semangatin aku lewat vote dan komen kalian.

Salam kiss and hug dari pengagum rahasia Squidward. 🐙

Lampu gantung mulai menampakkan sinarnya, menerangi jalan pejalan kaki yang berlalu lalang, angin sepoi yang lewat mengakibatkan beberapa pohon disekitar danau bergoyang hingga menimbulkan suara gemerisik daun dan beberapa helai daun terjatuh di j...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lampu gantung mulai menampakkan sinarnya, menerangi jalan pejalan kaki yang berlalu lalang, angin sepoi yang lewat mengakibatkan beberapa pohon disekitar danau bergoyang hingga menimbulkan suara gemerisik daun dan beberapa helai daun terjatuh di jalanan yang di tapaki Cici. Kesejukan datang menghampiri kala angin datang membekas di kulitnya hingga senyum manis tertampik di wajahnya, tanda ia menikmati suasana tersebut.

Sejuk.

Walaupun matahari hampir menenggelamkan wujudnya, kesejekukan itu masih terasa bagi Cici, membuat masalah yang berkelebat terbias dipikirannya.

"Tempat ini sejuk kan?"

Cici menoleh ke sumber suara, ia hampir melupakan lelaki yang datang bersamanya. Namun rasa terima kasih karena sudah membawanya kesini sepertinya tidak perlu dipertimbangkan lagi, karena lelaki ini tidak terlalu buruk menurutnya.

Melihat Cici mengangguk pelan, Grace kembali berucap, "Setiap kali ada masalah, tempat ini menjadi destinasi utama saya."

"Ngapain ajak aku kesini?"

"Kamu terlihat mempunyai banyak beban."

Diam-diam Cici memutar balikkan bola mata, sok tahu.

Cici melangkah lebih cepat meninggalkan Grace yang terkekeh dibelakangnya.

Tapi benar, akhir-akhir ini ia emosional. Semua masalah yang ingin ia lupakan dalam sekejap, muncul satu-persatu, membuat dirinya gila sendiri. Mungkin pengaruh hormon trisemester 1. Ia menghirup udara segar disekitarnya.

Hingga ia berhenti dan meletakkan kedua tangannya diatas pembatas jalan, menatap danau yang menjulang luas. Tanpa sadar Angin berhembus pelan menerbangkan beberapa helai rambut Cici.

Ahh enaknyaa. Masalah aku seakan-akan terbang semuanya.

Sepertinya ia perlu membatalkan rencananya yang ingin pulang dengan cepat kali ini karena tak memungkiri kalau ia cukup menyukai tempat ini.

Grace menyusul Cici setelahnya, lalu memposisikan tubuhnya disamping Cici, kemudian tersenyum manis melihat perempuan itu, tampak menikmati tempat ini. Ia terdiam menikmati pemandangan yang tersaji didepannya.

Baby with meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang