Late

1.7K 94 0
                                    

Aku bukan-nya pemburu vote sih, tapi ngelihat jumlah viewer nya gak sebanding dengan vote-nya, aku cukup kecewa 🤧. Bukan apanya yaa, aku malah berpikir kalau cerita aku jelek 😭. Gpp sih ya mungkin cerita ini jelek wkwk. Tapi aku sangat berterima kasih sama yang udah vote walaupun gak seberapa ya, love u.

Dan selamat menikmati cerita ini hehe, semoga dapat hidayah dijalan agar gak segan-segan buat teken bintangnya.

Biarpun cerita ini jelek, aku tetep mau nerusin kok, itu udah tanggung jawab aku, bagi kalian yang udah vote. Dan yakali, aku gak sejahat itu gantungin kalian.

Untuk terakhir kalinya, tolong di vote supaya aku tau gimana kualitas cerita aku ini hehe.

💋💋💋

Terbangun dengan keadaan sakit kepala yang berdenyut-denyut, Cici bangkit langsung memijit pelipisnya. Dengan kening yang berkerut, muncul sekelebat bayangan di kepalanya, ingatan tentang perbuatan yang ia lakukan semalam, betapa nafsu dan liar-nya ia menjelajahi tubuh Grace dan...

Matanya perlahan-lahan membola lalu menegakkan punggungnya. Membuka selimut yang menutupi dirinya, sudah jelas ia telanjang. Dan itu bukan mimpi, ia sangat sadar semalam, cuman ia tidak dikendalikan oleh kewarasannya.

Meneguk saliva-nya ketika merasakan rasa nyeri dipangkal pahanya. Oke keperawanan-nya sudah lepas, tapi janinnya!? Apakah tidak apa-apa melakukan itu saat ia mengandung? Setelah ini ia perlu memeriksanya pada Yayah.

Ia menoleh kesamping, tampakan bare back Grace membuatnya menginginkan lelaki itu lagi. Ia mencubiti dirinya sendiri, sadar! yang kamu lakukan itu benar-benar salah! Salah! Itu murni kesalahanmu!

Ia memerhatikannya kembali dengan lekat. Tampan. Rambut ikal panjangnya kini berantakan, membuat Cici terkekeh.

Tapi bagaimanapun Cici tampak menikmatinya semalam, walaupun itu pertama kali baginya, malam tadi sangatlah menakjubkan.

Kali ini Cici menampar dirinya, setelah ini apa yang harus kamu lakukan? Bukannya kamu membenci lelaki?Halah kesampingkan dulu itu saat ini. Cici bukanlah orang yang munafik, ia tentu menyukai kegiatannya semalam.

Tetapi lepas ini bagaimana hubungannya dengan Grace? Apakah perlu diperjelas? Dia milik Grace? Lelaki pemaksa ini? Ia melotot lalu mendengus.

Hingga suara alarm hp-nya membuyarkan pikiran Cici yang kemana-mana. Mengambil hp-nya, seketika matanya membulat.

"APA JAM 1 !?" Teriak Cici membuat Grace terbangun.

"Hng," lenguh Grace, menyipitkan mata, bingung apa yang terjadi. Hingga suara tamparan keraas dipunggung Grace membuat ia langsung terduduk sadar, dengan mata meredup. Meringis kesakitan, ia pun menoleh ke sumber penyebab.

"BANGUN DAN CEPAT SADAR GRACE UDAH JAM 1 INI," Cici berteriak tepat di wajah Grace yang masih belum sadar.

Masih dengan mata yang meredup, "kamu bilang jam 1?"

"Iya! Kamu budeg?" Melempar selimut kesamping, dengan cepat Cici bangkit dengan tubuh yang masih telanjang, melangkah sambil tertatih-tatih.

"Apa?" Buru-buru Grace juga ikut turun dari ranjang, dengan tubuhnya yang masih polos.

"Jangan banyak tanya Grace cepat bangun, kerjaan aku numpuk di klinik, ini salah kamu ya, ngajak-ngajak bermalam disini. Terus ngajak pula begadang ngabisin berapa ronde." Celoteh Cici, sambil berlalu tanpa memikirkan rasa nyeri di pangkal paha-nya, hingga suara nya mengecil terdengar oleh Grace.

Baby with meWhere stories live. Discover now