Truth

1.2K 82 7
                                    

Jangan lupa teken bintangnya👀
.

Oke mungkin besok aku gak update lagi hehe.

Mau liburan tau ih 🤧
Mau refreshing otak aku, kali-kali aja nanti ada ide mesum lainnya yang datang 🌚 *astagfirullah 🙈

Selama 4 hari aku gak akan update. Jadi stay toon aja ya 😽

.

Part sebelumnya di fortune:

Sedang Cici sedari tadi hanya tenggelam dalam mata Grace, seperti terhipnotis Ia pun berucap, "i lo-,"

—————————————

Kriiiiukk

Ucapan Cici terhenti, masih dalam posisi yang sama, keduanya saling membulatkan mata.

Cici tak henti-hentinya merutuki kebodohannya, hampir lupa kalau ia dalam kondisi lapar kemari, mengingat ayam gorengnya, pasti telah sampai di klinik.

Pelan-pelan Grace bangkit, menumpukan kedua lutut kaki disisi ranjang, "sepertinya kamu lapar ya?" Membuka ikatan dasi di pergelangan tangan Cici, "maafkan saya." Setelah lepas, ia menarik pergelangan tangan itu hingga tubuh Cici terangkat perlahan-lahan. "Saya terlarut dalam emosi akhir-akhir ini." Lalu mencium pergelangan tangan Cici yang sedikit memerah. "Seharusnya saya tidak perlu memaksa kamu."

"Grace tidak kok—," Cici sedikit menunduk merasa bersalah, "aku yang salah." Sembari menurunkan hoodienya yang tersibak. "Selama ini," Cicit nya.

Terkekeh pelan, "kamu juga sudah minta maaf sama saya tadi."

Grace pun akhirnya berdiri lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Cici.

Uluran tangan Grace pun ia terima dengan senyum manis. "Memangnya kenapa kamu kesini Cisandra?" tanya Grace setelah Cici berdiri sempurna.

"Ah itu," menunjuk sesuatu yang berceceran dilantai. "Aku kehabisan underwear."

"Sepertinya kamu masih marahan sama tante Hana."

Cici Terperangah dengan pernyataan Grace. Melihat raut muka Cici, Grace pun tersenyum manis, "heran darimana saya tau?"

Mendekat kembali, "it's because I know all about you Cisandra." Lalu melirik ke daerah yang ditunjuk Cici, underwear dengan majalah bisnis tak terbentuk lagi, berceceran dilantai. Kembali menatap Cici, senyum jahil tercetak dibibirnya, "dan sepertinya kamu juga begitu, segitu rindunya sama saya?"

Sadar akan posisinya, dan melihat Grace yang menahan tawa dengan gerakan cepat ia mendorong bahu Grace. Membuat lelaki itu sedikit terdorong kebelakang.

Lagi dan lagi hampir saja terhanyut dalam buaian Grace. Sadar apa yang sedang terjadi tadi, Cici mengumpat dirinya yang mengucapkan kata-kata itu. Jujur ia memang merindukan lelaki itu juga, tetapi membalas perasaan Grace juga tidak mudah baginya.

Menarik napas dalam, lalu menatap dalam-dalam Lelaki yang berada dihadapannya, "Grace aku ingin kita mengenal lebih dalam satu sama lain. Sebelum aku membalas perasaan kamu." Sahut Cici serius.

Alis Grace seketika bertaut, "kenapa? Kamu balas ciuman saya, bukankah berarti kamu menginginkan saya?"

"Bukan seperti itu," Cici mendesah lelah.

Memandang Cici yang terlihat lelah, akhirnya Grace mengulurkan tangan mengelus kepala Perempuan itu, "oke kalau begitu." Sembari tersenyum tipis.

Saat mendongak, Cici terpana melihat senyum tipis Grace, seolah-olah ada seribu kupu-kupu hinggap didadanya. Akhirnya ia membalas senyum Grace. Baru kali ini Grace bersikap manis seperti ini, biasanya yang dilakukan Grace hanya nyosor dan memaksa apapun kehendaknya. Cici sangat senang dengan perubahan Grace malam ini.

Baby with meOn viuen les histories. Descobreix ara