Tired peak

1.3K 82 5
                                    

Jangan lupa teken bintangnya 👀

Kadang suka malas nulis, jadi semangatin aku dengan vote dan komentar kalian yaa..

Bukan pemburu vote, cuman dari vote kalian akan nentuin kualitas cerita aku gimana.

.VOTE YAAAA DAN KOMEN.

Oke selamat membaca.

Ada yang gak jelas? Tolong dikomen wkwk.

———————————

"Dok anak saya begini..."

"Anak saya suka..."

"Saya harap dokter dapat...."

"Mamaahhh saya gak mau aku...."

"Gak mau...."

"Mamahhhhhhh...."

"Takuttt..."

"Aku gak maoooooo..."

"Huwaaaaaaaa...hiks..sakittt.."

Dan berbagai suara teriakan dan tangisan anak-anak, ucapan penenang orang tua untuk anaknya, dan suara perawat yang memanggil antrean pasien selanjutnya.

Lalu pasien masuk dan mengakatan keluhannya.

Keluhan. Keluhan dan lagi-lagi keluhan.

Sedang ia hanya menampilkan senyum manis, mendengarkan keluhan pasien tersebut.

Dengusan pelan, telinga yang sakit mendengar teriakan tangisan anak- anak, sakit kepala yang menggerayangi, tubuh yang lesu, mata yang redup karena lelah dan lingkaran hitam disekitar kelopak matanya. Satu kata yang dapat mendeskripsikan kondisinya sekarang Lelah.

Lalu menarik napas lagi.

Keluhan...

Teriakan...

Tangisan....

Ucapan penenang orang tua...

Perawat yang masuk memanggil pasien selanjutnya...

Menampilkan senyum manis yang terpaksa...

Dan kembali dari awal.

Kepala Cici serasa mau pecah saja. Ini juga merupakan kesalahannya karena mau saja menuruti permintaan Grace untuk bermalam di tempat lelaki itu. Bukannya istirahat malah mereka melanjutkan aktifitas intimnya di apartemen Grace.

Setelah melakukan 2 ronde di mobil Cici dan dilanjutkan lagi 3 ronde di tempat lelaki itu. Hasilnya Cici yang kena buntungnya.

Pertama ia terlambat datang, karena ia terlelap jam 4 subuh semalam selepas pergumulan panas mereka, dan terbangun dalam dekapan Grace jam 8 pagi seketika ia terbangun cepat, mengingat masih banyak berkas pasien yang belum ia selesaikan. Ia pun lekas mandi dan meninggalkan Grace yang masih tertidur.

Kedua, dan disinilah ia berada, di kliniknya. Pagi tadi, ia sangat marah karena asistennya terlambat datang, apalagi membuat pasien semua menunggu di luar.

Usut punya usut ternyata ini adalah kesalahannya, asistennya telah mengabarinya sejak kemarin tetapi karena tak pernah membuka hpnya ia pun tidak membaca pesan asistennya, dan akhirnya dia lah yang mengurus semua pasien dari pagi hingga siang ini.

Cici menarik napas keras...

Yang ketiga? Badannya terasa pegal semua! Sekujur tubuhnya seperti ditusuk-tusuk oleh sesuatu terutama nyeri diselakangannya. Ini adalah efek Grace yang menyalurkan amarahnya lewat aktifitas intim mereka. Grace menghujam miliknya begitu keras, tetapi Cici hanya menikmatinya saja. Dan sekilas ingatan tentang semalam pun terputar diotaknya.

Baby with meWhere stories live. Discover now