Dissapointed (1)

890 70 0
                                    

Jangan lupa teken bintangnya 🥺.

Sekali lagi terima kasih yang udah vote, dan kali ini kupersembahkan part ini untuk kalian disela kesibukanku. Maaf telat 🥺. Chapter kali ini sebagai pengganti karena gak up minggu lalu hehe.

 Chapter kali ini sebagai pengganti karena gak up minggu lalu hehe

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Tadi pagi...aku sengaja gak buat sarapan untuk Gio." Ungkap Yayah setelah berhenti dari tangisnya hingga menimbulkan kerutan di dahi Cici.

Kini mereka telah duduk di sofa ruang tamu. Meskipun Yayah masih sesegukan, ia masih menjelaskan mengapa hal ini bisa terjadi padanya, tak ingin berlarut-larut membuat Cici-sahabatnya kebingungan.

Cici menatap sedih sahabatnya, fokus mendengar cerita Yayah lebih lanjut.

"Itu karena aku marah ternyata selama ini dia selingkuh. Dua hari yang lalu setelah aku pulang dari klinik menuju ke rumah, gak sengaja mataku lihat Gio keluar dari hotel bersama wanita lain." Tambah Yayah kembali, menatap lurus televisi dihadapannya.

Cici tak lagi terkejut, tetapi hatinya masih berkedut nyeri saat Mendengarnya lagi dari Yayah. Emosinya kembali membelundak begitu saja, rasa ingin mencincang suami Yayah meningkat 100%.

"Tapi saat itu aku masih sabar, dan berharap Gio bakal jelasin, tapi nyatanya tidak," sambung Yayah kini matanya berkaca-kaca, dengan sigap Cici mengambil selembar tissue dan memberikannya pada Yayah.

Sambil menghapus air matanya yang hampir jatuh menggunakan tissue pemberian Cici, ia menyambung kalimatnya, "Malah Gio masuk ke klinik aku, lalu menamparku...dan dia bilang kalau aku istri gak berguna." Sambungnya lagi, alisnya mengkerut disertai nada sengaunya,

Barulah Mata Cici membulat sempurna, tidak menyangka. Ingin rasanya Cici berkata kasar, dan meludahi wajah suami Yayah. Dasar suami keparat. Batinnya.

Nafas Yayah makin tercekat, saat berkata, "sungguh kalau bisa dibilang, hatiku tak bisa dikatakan sakit lagi Ci. Malah hati dan tubuhku yang hancur berkeping-keping mendengar Gio berkata seperti itu." Air matanya kembali jatuh tak bisa ia bendung kembali. "Padahal...aku udah berusaha...menjadi istri terbaik selama ini." Nada seraknya makin kentara dan dengan ekspresi tak tega, membuat Cici mulai mendekat untuk memeluk Yayah dari tempatnya terduduk bermaksud ingin menenangkan kembali, tidak ingin melihat sahabatnya bersedih.

Hati perempuan mana coba yang tidak hancur kalau mendapatkan sosok yang dicintai berselingkuh dan dikasari seperti itu. Jika misalnya...Grace seperti itupun dan berada diposisi Yayah...Cici membuang jauh-jauh hal tersebut, hanya Pengandaian saja pun membuat Dada Cici terasa nyeri dan berkedut.

Saat itu juga Hana-mamahnya Cici membawa segelas air minum dan beberapa cemilan dari dapur terkejut sesampainya di ruang tamu melihat Yayah kembali menangis. Sesigap mungkin ia menyodorkan segelas air putih pada Yayah yang telah dianggap sebagai anaknya sendiri.

Setelah meminum segelas air pemberian Hana-mamahnya Cici, dan mengucapkan kata "terima kasih," Yayah pun mulai tenang kembali dan melanjutkan ceritanya.

Baby with meWo Geschichten leben. Entdecke jetzt