Dare

1.2K 87 7
                                    

Jangan lupa teken bintangnya 👀
.

Hai lagi 🙂
Oke aku kembali setelah 5 hari berturut-turut gak up, janjinya 4 hari setelah itu di up. Malah aku ketiduran semalem jadi yaaaa...jadi ini hari di up huwaaa demi apaaa wkwkw.

Baiklah aku minta maaf oke 😭
Ya walaupun cerita ini gak ada yang nunggu. Gpp lah aku up dulu demi menyenangkan reader yang udah vote sebanyak ini, walaupun gak seberapa.

Dengan sedikit keterpaksaan buat ngetik semoga part ini bagus menurut kalian.

Sok atuh dibaca, terlalu ciriwit aku 🙈.

.SELAMAT MEMBACA.

Jemari Cici bergerak pada layar Hp genggamnya, sekali-sekali melirik hawa panas yang berada disamping, sedang mengemudi dengan menatap lurus jalanan dihadapannya.

Melihat Hp nya adalah suatu alasan yang dibuat Cici agar kebosanan yang menghampiri sejak tadi, cepat berlalu. Tetapi entah mengapa matanya sering melirik kesamping. Kemungkinan, merasakan hawa panas disampingnya merupakan salah satu alasan dari matanya yang tak henti melirik ke lelaki jahannam itu.

Diingat lagi, sikap Grace tadi membuat ia jengkel pada perkataan lelaki itu yang kelewat vulgar.

Cici menghela napas. Bukan hanya itu ia juga dipaksa untuk satu mobil dengan lelaki pemaksa disampingnya ini. Karena malas memikirkannya kembali, Cici pun tak ambil pusing waktu itu dan malah menyewa lagi supir sewaan. Walaupun ada sedikit rasa takut jika lelaki itu kembali berbuat yang tidak-tidak dan lagi, membuat dirinya ikut terbuai dengan pesona Grace.

Kini kedua bola matanya berhenti disudut mata, memperhatikan lelaki itu lekat-lekat. Posisi tegapnya yang sedang menyetir membuat ia berdebar tak karuan. Menyetir aja tampannya minta ampun. Bagaimana bisa Grace menyebut dirinya adalah wanita satu-satunya waktu itu? Apa Lelaki itu bohong ya?

Pikiran Cici mulai menjalar kemana-mana, lalu ia membuang pikiran negatif itu jauh dari kepalanya. Tetapi bola matanya tak berpindah dari tempat tadi.

Rambut panjang yang tak pernah diikat membuat tangannya gatal ingin mengikat rambut ikal lelaki itu. Mengapa lelaki itu sering mengurai rambut panjangnya?

Cici menggelengkan kepala pelan, tak habis pikir. Hingga matanya jatuh pada lengan kekar lelaki itu lalu bergerak ke jari-jemari yang sedang memegang setir.

Waw fantastis

Ia baru memperhatikan otot berurat lelaki itu sedetail ini. Kemarin-kemarin mah dia bodo amat.

Matanya kembali bergerak ke wajah Grace yang bisa dibilang sangat tampan dan cantik. Kecantikan lelaki itu membuat dirinya iri dan tak sadar bibirnya mulai terbuka, kagum akan wajah Grace bak dewa ketampanan dan dewi kecantikan yang di mix kan.

Sebelum matanya bergerak menuju leher Grace, mulutnya terkatup kembali dan menatap kembali layar Hp-nya, saat Grace yang merupakan sumber hawa panas tiba-tiba menangkap matanya.

Tertangkap basah melirik lelaki itu diam-diam, ia pun menegakkan punggungnya. Menormalkan detak jantung yang sedaritadi berdebar.

"Kenapa?" Tanya Grace kembali fokus menyetir.

Masih menggenggam Hp-nya, Cici tidak menjawab pertanyaan Grace dan malah memalingkan wajahnya. Ia tak tahu mengapa ia bertingkah seperti ini. Sebut ia sekarang salah tingkah.

Tanpa mengalihkan tatapan di jok samping, ia kembali bertanya, "Baru sadar kalau saya tampan?" dengan nada bangga.

Crap.

Cici membola dan memutar kepalanya 180 derajat kearah Grace yang sedang tersenyum miring ditempatnya. Bingung. Apa alasan Grace bertanya demikian, apakah Grace tahu kalau ia memperhatikan dirinya sejak tadi?

Baby with meWhere stories live. Discover now