Drama Infus ✔️

43.1K 3.1K 47
                                    

Halo semuanya, aku minta vote dan komen dari kalian ya. Sebagai dukungan untuk cerita ini 🥺
Terimakasih dan happy reading.

☘️☘️☘️

Track List Kalaya :
Lady Gaga ft Bradley Copper - Shallow

Axel menurunkan Aya di bangku taman rumah sakit. Masih dengan selang infus yang tercantol manis di tangan kanan Aya.

Axel melihat Aya yang hanya menunduk, ia pun heran. Axel langsung berjongkok, menyamakan tingginya dengan Aya yang sedang duduk.

"Kalaya? Hei, kenapa menunduk hm?" Axel menarik pelan dagu Aya, sehingga bertemulah manik matanya dengan manik hazel terang milik Aya.

"Kak Axel, A-aya malu. Kenapa tadi kakak malah gendong Aya, kan Aya bisa sendiri, atau pake kursi roda." Jelas Aya, tercetak warna merah yang sangat menggemaskan di pipi nya sekarang.

Axel pun tak tahan untuk tidak tersenyum lebar. Ia memperhatikan wajah Aya yang malu dan merah.

"Kenapa harus malu? Kan kak Axel juga kakaknya Aya." Rasanya Axel tidak bosan untuk memandang wajah cantik Aya. Wajah yang polos dan natural.

Axel menyisir rambut Aya kebelakang dengan jari-jarinya. Lalu menyibakkan sedikit anak rambut Aya ke belakang telinga Aya.

"Kenapa Aya bisa se cantik ini sih? Kan jadinya kakak mau ngarungin Aya bawa pulang." Ucap Axel gemas memainkan rambut Aya.

Aya menghela nafasnya dan tersenyum lembut kepada Axel.

"Kak Axel selama ini tinggal dimana?" Aya mengalihkan pembicaraan. Jika hanya membicarakan perihal cantik, bisa-bisa kakak nya ini sama dengan abang-abang nya. Sibuk mencubit dan mencium pipi nya sebagai pelampiasan.

"Kakak tinggal di Jerman sebelumnya, daddy kerja disana, sama sih ngurus perusahaan juga , sama kayak Papah nya Aya." Jelas Axel.

Aya membulatkan bibirnya tanda mengerti.
"Ooh gitu, berarti kakak tinggal di Indonesia dong untuk beberapa hari ini? Atau langsung pulang ke Jerman?"

"Iyap, kakak bakal tinggal di mansion nya Aya untuk beberapa bulan kedepan, seneng ga?" Axel pun tersenyum lebar ke arah Aya.

"Wahhh iya? Iiih pastinya Aya seneng bangetttt lah kak. Nanti kita main bareng okey?" Ucap Aya antusias.

"Okey cantik." Axel dan Aya pun melakukan pinky promise dan tertawa bersama.

Tak lama kemudian.

"Woii kak. Apa-apaan lo ajakin Aya keluar, jelas-jelas Aya masih sakit, lo ajakin lagi keluar." Deven langsung duduk disebelah Aya dan memeluk dari samping adiknya itu.

"Heh kunyuk, gue ajakin Aya tau cuaca juga kali. Kalo gue ajakin saat ujan ya iyalah salah. Lagian tuh dokter juga ngebolehin." Axel menunjuk Regan dengan dagu nya.

"Ya tetap aja sii ga boleh. Aya kamu gapapa kan dek? Diapain aja tadi sama orang asing itu?" Deven memeriksa tangan dan wajah adiknya.

Cih, Axel hanya melipat tangan didepan dadanya, malas menghadapi debatan sepupunya itu.

"Bang Deven yaampun Aya gapapa kok. Lagian kak Axel juga kakak nya Aya, ga bakal di makan Aya mah, sama kak Axel bang." Aya tertawa pelan dengan sikap Deven.

Kalaya [END]Where stories live. Discover now