Kulineran ✔️

19.2K 1.6K 142
                                    

Halo semuanya, aku minta vote dan komen dari kalian ya. Sebagai dukungan untuk cerita ini 🥺
Terimakasih dan happy reading.

☘️☘️☘️

Track List Kalaya :
One Direction - Steal My Girl

Kringg..

Bel pulang telah berbunyi. Aya bersiap-siap untuk pulang, membereskan semua buku dan alat tulisnya.

"Aya, lo gapapa kan beb? Aman?" Felin dan Nada mendekat.

Ketika pelajaran matematika tadi, mereka melihat Farah memeluk Aya yang menangis. Tempat duduk mereka memang terpisah jauh dari ujung keujung.

Aya tersenyum kecil, memegang tangan Felin yang memegang pundaknya. Mata Aya terasa panas kembali, namun kali ini ia tahan. Sudah cukup tadi ia menangis kepada Farah.

"Aya gapapa kok. Tadi udah nangis sama Farah. Capek ah Aya nangis mulu." Ucap Aya sekedar bercanda, melihatkan bahwa Aya baik-baik saja.

"Ya udah, gimana kalo kita jalan-jalan ke Mall, gue sama Felin mau liat-liat flat shoes soalnya, ntar kita nongkrong bareng." Ucap Nada menghibur Aya.

"Ga usah Nad, makasih. Aya hari ini mau pulang aja ya? Aya mau istirahat." Jawab Aya tersenyum.

"Iya boleh. Tapi lo bener gapapa?" Tanya Felin lagi khawatir. Aya mereka ini selalu bilang okey, padahal aslinya tidak.

Aya mengangguk tersenyum lebar. Lalu mereka bertiga berjalan menuju parkiran. Satu persatu teman-teman Aya pulang, berakhirlah Aya seperti ini lagi, sendirian menunggu Farel yang belum juga keluar dari kelasnya.

Aya bisa saja menelfon atau mengirim pesan kepada Farel jika ia sudah menunggu. Tapi terkadang Farel tidak menjawabnya, atau ponsel Farel mati. Farel kan boros baterai!

Daripada harus ke kelas abang nya itu, lebih baik Aya tunggu saja di parkiran.

Aya duduk sendirian, melamun. Mengingat hari ini ia terasa lelah otaknya.

Plakk.

Aya kaget tiba-tiba ditampar oleh seseorang. Echa, sang kakak kelas yang pernah menganggunya.

Aya memegang pipi nya yang merah akibat tamparan Echa. Pipi nya terasa panas. Echa dan kedua temannya menarik Aya hingga ke belakang parkiran yang sepi.

"Kalaya, wanita kecentilan yang tertutup oleh topeng polos." Echa mencengkeram pipi Aya dengan sangat kuat, tangan Aya dipegang oleh kedua teman Echa.

"K-kak, lepasin Aya. Sa-sakit." Pipi Aya sangat sakit akibat kuku merah yang tajam milik Echa. Echa hanya tersenyum miring semakin mencengkeram pipi Aya.

"APA HAH?! LO UDAH BERANI NGAMBIL BAGAS DAN LO SEKARANG JUGA NGAMBIL GIBRAN?!" Teriak Echa menampar lagi pipi Aya.

"Sin, lakuin apa yang lo mau." Ucap Echa kepada seseorang dibelakang Aya. Aya melihat kebelakang, terdapat seorang wanita cantik, model dan gayanya tak jauh beda dari Echa.

Wanita itu memakan permen karet, kulitnya putih bening, tangannya yang gemulai menarik rambut Aya ke belakang dengan keras, membuat Aya meringis menahan sakit.

Kalaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang