Penjelasan ✔️

40.4K 3.3K 32
                                    

Halo semuanya, aku minta vote dan komen dari kalian ya. Sebagai dukungan untuk cerita ini 🥺
Terimakasih dan happy reading.

☘️☘️☘️

Track List Kalaya :
BCL ft Ariel Noah - Menghapus Jejakmu

Setelah keluar dari kamar Aya, Farel hanya diam sambil berjalan ke arah meja makan. Fikirannya mendadak blank, error dan kosong.

Brian yang melihat putra nya diam, menjadi bingung, karena ia tau kalau Farel itu anak yang aktif dan cerewet, ya walaupun terkadang bisa saja menjadi dingin dan pendiam jika dalam keadaan mood yang tidak baik, seperti sekarang ini.

"Farel, kamu kenapa nak?" Tanya Brian. Yang ditanya malah gelagapan, dan langsung menggeleng.

"Gapapa Pah, Farel cuma mikirin tugas buat besok." Farel berbohong, karena ia juga bingung ntah apa yang difikirkan nya, karena ia sendiri lagi error dadakan.

"Halllaah boong. Dikasih tugas beneran lo juga ngebo tiduran, catatan orang dipinjem terus di fotocopy kan? Pemalas emang Pah si Farel." Kali ini Deven yang menjawab, ia baru saja turun dari lantai atas. Deven tidak menyadari akan kamar Aya, toh itu gudang perlengkapan bayi, kenapa harus peka, menurut Deven.

"Apaan sih bang, tau darimana lo gue minjem catatan orang." Farel menjawab dengan kesal, ia sudah badmood, ditambah dengan omongan Deven yang bikin ia semakin bete. Farel pundung.

"Dih, ngambekan. Ya tau lah, orang si Agus temen lo itu juga temen gue. Ketauan kan lo, jelek sih sifat nya, ckckck." Deven menggoda adiknya, siapa lagi yang akan ia goda kalau bukan Farel.

Ah, andai saja ia punya adik lagi, pasti ia akan menggoda dan bermain bersamanya. Apalagi seorang adik perempuan, padahal dulu ketika tau Mamah nya hamil, Deven sangat mengharapkan yang lahir adalah adik cewek, eh yang bongsor ternyata cowok, mana tengil dan pundungan lagi.

Farel yang digoda hanya menatap malas piring yang tersedia didepannya. Ia juga tau kalau si Agus, sahabatnya itu juga memiliki circle pertemanan bersama mahasiswa. Pernah dulu Farel juga diajak, tapi ia malas tak berminat berteman dengan orang yang lebih tua. Mungkin karena ia sudah banyak punya abang kali ya.

"Sudah Dev, ga usah godain adik kamu, sekarang tinggal nunggu Mamah dan kedua abang kalian dulu ya, soalnya Mamah bawa seseorang." Ucap Brian dengan senyuman penuh arti.

"Hah? Seseorang Pah? Siapa?" Tanya Deven heran. Farel yang mengetahui duluan, hanya diam saja.

"Kita lihat nanti ya nak. Siapa orang yang dibawa Mamah kalian." Deven yang bingung pun mengangguk.

Tak lama terlihat Vino yang berjalan ke arah meja makan, seperti biasa dengan raut muka datar dan tatapan yang tajam, namun jika diperhatikan lebih dalam, kehangatan dapat ditemukan dari matanya.

Vino duduk dengan tenang bersebelahan dengan Deven. Ia memperhatikan sekeliling, tidak biasanya Mamah nya tidak ada, kening Vino berkerut tiga.

"Mamah lagi keatas bang, bentar lagi juga kesini." Itu berasal dari suara Deven, sepertinya ia tau apa yang difikirkan oleh abang tertuanya itu.

Kalaya [END]Where stories live. Discover now