Perang (Saudara) ✔️

30.5K 2K 170
                                    

Halo semuanya, aku minta vote dan komen dari kalian ya. Sebagai dukungan untuk cerita ini 🥺
Terimakasih dan happy reading.

☘️☘️☘️

Track List Kalaya :
Instrumental of Naruto Shippuden
(sesuai judul part ttg perang, ini instrumen enak banget)

"Lepaskan putriku Tama! Kuberi kau kesempatan untuk mengakhiri ini semua dengan baik-baik." Ucap Brian dengan dingin dan tegas.

Matanya memancarkan kemarahan dan emosi yang tertahan. Sebisa mungkin Brian sekarang tidak terpancing emosi dengan apa yang telah Tama lakukan kepada anaknya.

Ketika mendengar suara cicitan putrinya di ujung sana, mata Brian seketika menggelap, keinginannya untuk membunuh seakan mendidih sekarang.

Orangtua mana yang tidak emosi saat melihat anaknya ditarik-tarik dan dipegang layaknya seperti seekor binatang yang akan kabur.

Dan yang lebih membuat Brian emosi, melihat bagian leher kebawah tubuh Aya yang sudah penuh dengan darah.

Brian tentu mengenali bahwa itu adalah darah. Membunuh orang lain dan musuh sudah menjadi kebiasaan Brian sejak lama.

Tapi Brian juga tidak yakin jika sebanyak itu adalah darah anaknya, tidak mungkin seseorang berdarah sebanyak tapi masih hidup bukan?

"Ku ambil kesempatan yang kau berikan, ambillah gadis itu dengan baik, tapi berikan Amalia kepada ku."

Tama tersenyum miring melihat ketegangan yang tercipta di wajah Brian.

"Lia adalah istriku, siapa kau berani mengambilnya?" Brian menetralkan kemarahannya sebisa mungkin, karena jika ia terpancing, keadaan akan kacau dan akan sulit baginya untuk menggapai Aya yang berada jauh ujung sana.

"Hahahaha. Istri mu? Setelah merebut dari tanganku? Lia bahkan sudah bertunangan denganku Brian." Ucap Tama.

"Hah, berani bertunangan dengan cara paksa, apakah itu yang namanya laki-laki?" Kata Brian menantang Tama.

"Kau bahkan tidak lebih dari sampah! Berusaha melukai putra-putraku dan sekarang kau menyekap putriku. Bukankah itu kelakuan seorang pengecut? Mencari kelemahan seseorang tanpa mau memperlihatkan wajahnya." Tambah Brian dingin.

Tama tertawa mendengar pernyataan Brian, hingga akhirnya ia diam dan menatap Brian tak kalah dingin.

"Ya, kau benar. Aku adalah seorang pengecut yang terlahir dari tangan mu Brian. Jika tangan kotor mu itu tidak ikut campur, semua ini juga tidak akan terjadi." Ujar Tama menatap benci kepada Brian, seolah luka lamanya kembali digali.

"Dan sekarang, tidak usah kau bersusah payah mengeluarkan kelompok rahasiamu. Cukup relakan kepadaku gadis itu, dan kau bebas. Aku tidak akan mengganggu putra-putramu lagi." Ucap Tama menambahkan.

Saat ini tujuan dan target Tama adalah Kalaya, seorang gadis yang mampu menghidupkan kembali jati diri dari Brian.

Tama hanya ingin melihat keruntuhan seorang Brian yang perkasa. Ia tidak mengharapkan kembalinya Lia, orang dulu ia cintai.

Kalaya [END]Where stories live. Discover now