The Real First Kiss ✔️

24.8K 1.8K 79
                                    

Halo semuanya, aku minta vote dan komen dari kalian ya. Sebagai dukungan untuk cerita ini 🥺
Terimakasih dan happy reading.

☘️☘️☘️

Track List Kalaya :
Lewis Capandi - Someone You Loved

"Gimana Ya? Kak Farel belum juga dateng ini. Gue udah di jemput." Ucap Felin ketika mobil jemputan nya datang.

"Gapapa Fel, santai aja. Aya nunggu bang Farel di parkiran sendiri bisa kok." Ucap Aya tersenyum.

"Kenapa ga lo temui aja kak Farel ke kelasnya? Daripada nunggu sendirian di parkiran." Usul Felin.

Aya tersenyum lagi kepada Felin, teman-teman nya memang perhatian semua.

"Gapapa Fel. Daripada Aya lewat lorong yang isinya kakel semua, ntar ketemu kak Echa lagi dong, gimana?" Aya hanya bercanda, tapi ia juga takut jika bertemu Echa dan geng nya.

"Iya yah, mending tunggu di parkiran aja kali yak? Tuh cabe ga mungkin ke parkiran juga. Mereka kan idup nya numpang sana sini sama cowok-cowok. Maklum ulet bulu Ya." Felin tertawa. Aya juga tertawa pelan menanggapi.

"Ya udah gue duluan pulang. See u Ayaaa." Felin memeluk Aya dan cipika-cipiki, kebiasaan Nada dan Felin yang harus dilakukan, kata mereka hukumnya wajib ceunah.

Aya kembali duduk di kursi parkiran. Selalu saja ia menunggu Farel yang mendadak piket lah, mendadak kena hukum lah, atau mendadak mendapatkan tugas tambahan. Aya menghela nafas, berusaha menambah stok sabarnya.

Aya sendiri selalu pulang dengan Farel saat ini. Karena Sam, supir pribadi yang biasa diandalkan keluarga Brian selalu menemani Lia dan Lana ke butik. Dan Aya juga tidak mempermasalahkan ia pulang dengan Farel. Toh, mereka juga satu sekolah berdua.

"Nungguin Farel sekarang ga bakalan selesai sampai maghrib." Ucap seseorang mendadak dibelakang Aya.

Aya terkejut, menoleh ke belakang dan mendapati Gibran yang menatapnya datar.

"Ooh kak Gibran? Bang Farel masih lama ya?" Tanya Aya berdiri dari duduknya.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Aya. Gibran mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu yang Aya tidak tau.

"Farel udah gue chat, lo balik sama gue sekarang." Ucap Gibran memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

Aya hanya diam, mencerna perkataan Gibran. Mungkin jika Aya diajak pulang oleh Bima, Bagas atau yang lainnya gapapa. Tapi ini masalahnya Gibran. Gibran menawarkannya pulang? Wait, bukan menawarkan lagi. Tapi malah menyuruh.

"Kalaya?" Panggil Gibran dengan heran melihat Aya hanya bergeming.

"Eh? Oohh itu, emm Aya nunggu bang Farel aja kak, gapapa lama dikit. Makasih udah nawarin Aya." Aya menolak halus Gibran.

"Lo yakin? Farel sama yang lainnya dihukum ngebersihin toilet sekolah, semuanya. Lo tau sendiri banyaknya seberapa." Jawab Gibran masih dengan datarnya.

Aya masih ragu, ia masih terlalu canggung dengan Gibran. Apalagi Gibran terlalu kaku untuk diajak tertawa, yang ada Aya juga membatu di dalam mobil.

"Udah, buru. Sebelum gue berubah fikiran." Gibran meninggalkan Aya menuju mobilnya. Aya yang error, langsung berlari kearah Gibran. Diam-diam Gibran tersenyum sangat tipis tanpa diketahui Aya.

Kalaya [END]Where stories live. Discover now