Limerence ✔️

29.3K 2.3K 89
                                    

Halo semuanya, aku minta vote dan komen dari kalian ya. Sebagai dukungan untuk cerita ini 🥺
Terimakasih dan happy reading.

☘️☘️☘️

Track List Kalaya :
BTS - Dynamite

Aya merasakan perih di matanya dan sakit dibagian dadanya. Pasalnya, Echa melemparkan mangkuk bakso tepat kedadanya. Mana mangkuk yang dilempar ke Aya masih berisi kuah, alhasil percikan kuah bakso mengenai mata Aya.

Gibran menurunkan Aya di brankar UKS. Dapat ia lihat kulit Aya sekarang memerah dan sedikit melepuh, karena kuah bakso dari mangkuk yang dilempar oleh wanita sialan tadi. Gibran rasanya ingin marah.

Jika saja tadi kejadiannya bukan di kantin sekolah, mungkin dengan mudahnya Gibran akan mencekik wanita itu.

Gibran mengambil es batu yang terdapat di freezer UKS, lalu memasukkan nya kedalam sapu tangan yang bersih.

"Kalaya?" Panggil Gibran kepada Aya yang masih memejamkan matanya.

"Kak Gibran? Itu suara kak Gibran kan?" Tanya Aya ragu. Ia tau suara Gibran, sesekali Gibran juga pernah berbicara saat mereka berkumpul. Hanya saja, kenapa suara Gibran menjadi lebih lembut?

"Iya. Ini gue. Sini mata lo biar gue kompres." Gibran langsung menarik dagu Aya lalu mengompres mata Aya dengan pelan.

Dengan keadaan mata Aya yang terpejam. Tentu Gibran akan lebih leluasa memandang wajah Aya dari jarak sedekat ini tanpa tau sang empu sedang diperhatikan.

Gibran memperhatikan setiap inci wajah gadis yang ada didepannya ini. Kulitnya terlihat halus, pipi nya kemerahan, dan juga bibir pink yang basah dan ranum. Membuat Gibran sedikit tergoda.

Tapi Gibran langsung menghilangkan fikiran negatifnya itu. Terlebih saat ini hanya mereka berdua saja di UKS. Gibran masih terus mengompres hingga beberapa saat mata Aya sudah bisa dibuka walaupun ia masih merasakan perih.

Mata Aya terlihat masih merah. Aya membuka pelan matanya, ia mengerjapkan matanya berulang kali, memastikan apakah masih perih atau tidak.

Gibran hanya memperhatikannya, tersenyum tipis melihat tingkah lucu gadis itu. Pantas saja rasanya Bima atau Bagas hingga rata-rata semua cowok di sekolah ini jatuh hati dengan Aya. Orang dia se cantik ini, gumam Gibran.

Aya masih merasakan sedikit perih, ia masih memejamkan matanya sesekali. Melihat itu, Gibran langsung mendekat kearah wajah Aya, sangat dekat, hingga membuat Aya terdiam.

Tanpa banyak bicara, Gibran memegang mata Aya, membuka mata cantik itu dengan jarinya, dan menghembusnya dengan lembut. Aya bahkan saat ini menahan nafasnya.

Jarak Aya dengan Gibran sangat dekat, hanya beberapa centi lagi mungkin kulit wajah mereka sudah bersatu. Gibran pun terlihat berhenti dari aktivitas menghembusnya, ia memandangi Aya yang masih diam.

Bola mata hijau Gibran bertemu dengan bola mata hazel Aya. Pandangan Gibran jatuh kepada bibir Aya yang sungguh menggoda imannya. Shit! Gibran merasakan dirinya susah untuk dikuasai sekarang.

Perlahan, wajah Gibran makin mendekat ke wajah Aya. Gibran sedikit membungkuk karena posisinya yang berdiri, dan Aya duduk diatas brankar.

Aya membulatkan mata, terkejut ketika hidungnya bersentuhan dengan hidung Gibran. Gosh! Aya ingin menghentikannya, tapi tubuhnya sekarang menegang.

Kalaya [END]Where stories live. Discover now