Pencuri? ✔️

45.9K 3.8K 30
                                    

Halo semuanya, aku minta vote dan komen dari kalian ya. Sebagai dukungan untuk cerita ini 🥺
Terimakasih dan happy reading.

☘️☘️☘️

Track List Kalaya :
Last Child - Diary Depresiku

Bruk...

Aya langsung menidurkan tubuhnya diatas kasur yang bisa dibilang tidak empuk sama sekali.

Kepalanya masih pusing memang, yawalaupun tidak sesakit tadi. Tapi tetap saja, rasanya pundak Aya pegal, badannya lelah, dan ia capek karena berjalan dari sekolah yang lumayan jauh, apalagi panas matahari yang bisa membuat kulit terbakar.

Aya mengambil obat penenang yang selalu tersimpan di laci nakas sebelah tempat tidurnya.

Padahal Aya sekarang capek. Biasanya kebanyakan orang kalau capek, pasti akan lebih mudah beristirahat dan langsung tidur. Tapi Aya tetap tidak bisa tidur tanpa 'teman' nya itu.

Karena ketika akan tidur, Aya sering memikirkan hal-hal yang negatif, bahkan cenderung dark yang berujung emosinya tidak stabil, menangis dan tidak jadi tidur karena overthinking itu.

Jadi, ya sudahlah, Aya memutuskan untuk selalu berteman dengan obatnya itu. Tanpa nya, Aya mungkim akan terus-terusan stres dan menangis mengingat kenyataan pahit yang selalu saja ia terima.

Aya mengambil air putih, lalu meminum dua butir obat penenang. Sekalipun Aya belum makan, ia tetap memakan obat penenang itu. Yang Aya fikirkan sekarang adaah bagaimana caranya Aya bisa tidur, Aya lelah.

Perlahan, obat tersebut mulai bekerja dan membuat si pemakai obat tersebut mengantuk. Lalu menutup mata dan masuk ke dunia mimpi dengan tenang.

Lebih baik tenang seperti ini, daripada menangis yang tidak ada gunanya.

☘️☘️☘️

Pagi hari dengan matahari yang menyambut, sinarnya mulai masuk melalui sela-sela jendela kamar Aya.

Aya membuka matanya yang terasa berat. Pagi ini Aya terasa sangat lemas, mungkin karena efek kemarin malam tidak makan. Pulang sekolah Aya langsung mencari obat dan tertidur pulas sampai pagi. Belum lagi di sekolah Aya mimisan dan pusing. Pantas pagi ini badannya terasa sakit dan lemas.

Tapi hidup dan jam terus berjalan, bukan? Dengan sedikit tenaga yang tersisa, Aya membersihkan diri, dengan harapan mandi pagi dapat menyegarkan tubuhnya yang lemas.

Dan benar saja, setelah merasakan dinginnya air yang mengguyur badannya, lemas yang dirasakan Aya tadi sudah berkurang. Walaupun masih sedikit pusing karena belum sarapan, tapi setidaknya Aya merasa energinya sudah meningkat dibandingkan baru bangun tadi.

Aya mengambil roti yang memang sudah tersedia untuk seminggu ini sebagai cadangan makanan, jaga-jaga mana tau ia kelaparan tengah malam.

Aya memakan dua bungkus roti dan memulai aktivitas di pagi hari libur ini. Hari minggu yang cerah untuk bekerja dengan semangat. Dengan senyum uang terukir, Aya menuju warung Bu Rani untuk menjajakan kue pagi ini.

"Ini ya Kalaya, kue-kue hari ini. Hati-hati menjualnya." Ucap Bu Rani, si pemilik warung kecil ujung kompleks itu.

"Iya Bu, Aya pergi dulu ya."

Kalaya [END]Where stories live. Discover now