51. ANGKASA DAN SEKALA

Start from the beginning
                                    

Aurelani Aurora: Sekala

Aurelani Aurora: Galak, gue takut.

Vana Imut is calling you

Panggilan tersambung.

"Bu Dira nggak masuk ya? Sampai lo nelfon gue?" buka Aurora, tentunya dengan suara lemah.

Tetapi tidak ada jawaban, di sebrang sana terdengar hening.

"Va, lo udah denger kan Vn itu?" tanya Aurora lagi.

Tetap saja, tidak ada suara.

"Jangan bilang kalau lo kepencet," tebak Aurora. Karena memang tidak ada tanda-tanda jika ada orang yang ia ajak bicara.

Panggilan tersambung, tanpa suara Vana, hanya Aurora.

"Gue matiin, gue mau istirahat," kata Aurora final.

Sebelum Aurora menekan tombol yang mengakhiri panggilan itu, suara seseorang lalu terdengar.

"Oh, jadi karena ini lo diemin gue tadi pagi?"

"Karena ini lo block gue juga?"

"Karena ini lo suruh Vana bohong tentang kondisi lo?"

Angkasa. Bagaimana cowok itu bisa mengambil handphone Vana?

Aurora tiba-tiba bangun, perempuan itu menggigit bibirnya. Bagaimana ini? Aurora yakin Sekala akan 'habis' setelah ini. Angkasa tidak main-main jika sudah marah, apalagi mengingat kejadian tadi pagi di lapangan membuat Aurora ingin ke sekolah kembali sebelum cowok itu bertindak di luar dari kontrolnya lagi.

"Sa? gue nggak marah kok. Gue hari ini me-mang ca-pek, ya, gue capek, jadi gue nggak mood bicara," kata Aurora berusaha tenang, menenangkan dirinya, juga Angkasa.

"Nggak marah?"

Suara cowok itu terdengar meledeknya.

"Kalau lo nggak marah, nggak mungkin lo cuekin gue, nggak mungkin lo block gue juga,"

Demi apapun, Aurora sangat takut sekarang. Suara Angkasa memang tenang, tetapi itu menyeramkan di pendengaran Aurora.

"Gue buka block lo sekarang," kata Aurora.

Tangannya bergerak jeli membuka aplikasi WhatsApp dan segera membuka blocknya pada Angkasa.

Aurora bisa merasakan tangannya tiba-tiba dingin sekarang. Astaga sekuat itukah pengaruh Angkasa?

Suara kekehan pedih terdengar, membuat Aurora meremas rok sekolahnya.

"Sekala enaknya gue apain, Ra?"

Ini yang Aurora takutkan sejak tadi, Sekala.

"Angkasa ... Sekala nggak salah,"

"Udah ya? Lupain aja masalah ini, Sa," bujuk Aurora.

"Enak aja, lo cuekin gue, lo block gue, lo pikir itu nggak buat gue sakit hati?"

"Gue mati-matian nggak marah di gitu-in, Ra. Gue coba sabar, tapi ternyata nggak guna,"

Roda itu berputar kan? Jika tadi pagi Aurora bebas menyerang Angkasa, sekarang giliran cowok itu yang menyerangnya.

Tetapi pernahkah Angkasa memikirkan perasaan Aurora kemarin? Pernahkah ia menyisakan pikirannya untuknya? Pernahkah cowok itu peduli saat ada Analisa? jawabannya pernah. Aurora yang tidak pernah tahu akan hal itu.

"Pacar lo sebenarnya siapa? Gue apa Sekala?"

Kan? Masalah kecil akan besar jika bersama Angkasa.

DIA ANGKASA Where stories live. Discover now