ARGANTA - Embracing The sun (...

By wgulla_

10.6M 969K 103K

FOLLOW DULU SEBELUM BACA, Privat!! Spin off Arsena Cover by @putri_graphic Jangan baca kalau nggak mau jadi S... More

Prolog
BAB 1
Bab 2
Bab 3
BAB 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Pre- Order Novel Arganta
EXTRA CHAPTER ARGANTA
Squel Arganta
Arganta Lanjutan

Bab 54

131K 13.5K 2.2K
By wgulla_

Jangan lupa follow, vote and Coment 💜

Love dulu buat part ini ♥️

Selamat membaca kesayanganku 💜

****

Zara tersenyum mendengar rekaman suara Arga. Setiap mendengar perkataan Arga yang merindukannya lewat rekaman itu membuat Zara yakin Arga tidak akan meninggalkannya. Ketiga anaknya juga senang setiap kali ia memutar suara ayah mereka. Mungkin naluri anak yang merindukan ayah mereka.

Tinggal dua puluh hari lagi, Arga akan kembali. Mereka akan berkumpul menjadi keluarga yang lengkap. Zara tidak sabar menyambut hal itu. Saat ini ia berbaring di sebelah ketiga anaknya yang nampak pulas tidur. Mereka nampak menggemaskan, Zara bisa melihat fotokopian Arga pada wajah mereka. Padahal Zara yang berjuang keras melahirkan dan mengandung ketiganya tapi tak ada satupun gen darinya yang menurun kepada mereka. Sungguh tidak adil!

"Mas Arga coba lihat, anak kita mirip sekali dengan kamu." Gumam Zara seolah Arga dapat mendengar suaranya.

Ketiga anaknya jarang rewel. Zara sangat bersyukur akan hal itu. Bayangkan saja harus merawat 3 anak sekaligus, apalagi kalau mereka lapar berebut minta ASI. Maka dari itu Zara berinisiatif menyiapkan cadangan ASI agar mereka tidak saling rebutan.

Ketukan pintu menyadarkan Zara. Buru-buru ia mematikan ponselnya lalu membuka pintu. Aurel berdiri di depan pintu tersebut dengan pakaian rapi. Zara tersenyum menyambut kedatangan Aurel. Ia beruntung memiliki ipar seperti Aurel, karena gadis itu selalu ada disisinya.

"Mbak ikut aku yuk ke rumah sakit. Biar si kembar di jaga mama sama papa." Aurel sudah mendiskusikan untuk mempertemukan Zara dengan Arga kepada kedua orangtuanya. Semoga saja keputusannya ini tepat. Ia akan membawa Zara ke rumah sakit.

"Loh, memang siapa yang sakit?" Tanya Zara bingung.

"Temen mbak, aku nggak ada temannya kesana. Ikut ya mbak bentar aja." Zara menimbang-nimbang, ia juga tidak ada jadwal penting. Dia mengajukan cuti dua semester kuliah karena hamil. Zara kemudian mengangguk, ia tidak enak menolak Aurel yang selalu menolongnya.

"Mbak ganti baju dulu ya." Zara memutuskan untuk pergi. Selama ini ia juga terus-terusan dirumah merawat si kecil. Sepertinya dia butuh udara luar agar tidak mengingat Arga. Ia lelah merindukan pria itu.

"Oke mbak aku tunggu di ruang tamu."

***

Tiba di rumah sakit, perasaan Zara jadi tidak enak. Seperti ada sesuatu yang mengganjalnya. Ia jadi penasaran siapa teman yang Aurel jenguk. Apakah orang itu Abi? Zara hanya bisa diam mengikuti langkah kaki adik iparnya itu. Mereka berhenti di sebuah ruangan rawat inap.

"Ayo mbak kita masuk."

Ketika mereka masuk ke ruangan tersebut, Zara terkejut menatap Aurel tak percaya. Matanya berair melihat sosok yang dikenalnya terbaring di ranjang. "Dia?" Apakah orang itu benar-benar Arga? Argagaknya yang tampan? Rasanya Zara tidak sanggup melihatnya. Zara tertekan dan hatinya berkedut menahan perih berulang kali.

"Maaf mbak." Tangis Zara pecah namun ia berusaha menahan isaknya meski gagal.

Zara menghampiri Arga dengan kaki yang bergetar. Kalau saja ia tidak berpegangan dengan sudut ranjang mungkin ia akan jatuh. Arga terbaring tidak berdaya, hidungnya diselimuti tabung gas oksigen, kepalanya dibalut perban. "Mas Arga, apakah luka-luka ini rasanya sakit?" Zara merindukan wajah tampan Arga, tapi ia tidak mengira jika Arga akan kembali dengan cara seperti ini.

Zara kira selama ini ia sudah tumbuh menjadi wanita yang kuat. Namun melihat suaminya terbaring di ranjang dengan tidak berdaya hatinya yang kuat hancur seketika. Ia kembali menjadi lemah. Berapa banyak luka yang diterima suaminya hingga harus seperti ini? Pasti rasanya sakit sekali. Zara tidak sanggup membayangkan rasa sakitnya.

"Katanya kamu lebih suka melepas status keprajuritan mu dari pada harus meninggalkan aku dan ketiga anak kita. Tapi kamu malah mengingkarinya mas. Apakah kamu berniat meninggalkan aku dan ketiga anak kita? Kamu sudah tidak menginginkan aku lagi?" Zara menangis sesenggukan sambil mengatakan itu. Matanya memerah menahan perih airmata. Tangan Zara menggenggam tangan pria itu erat seakan memberikan kekuatan. Lalu Zara menciumi kening Arga berharap pria itu merasakan kehadirannya.

"Kamu pembohong mas. Kamu bilang kamu nggak akan melukai diri kamu sendiri agar bisa melihat anak kita. Tapi kamu malah memilih seperti ini. Apa kamu tidak mengingatku dan ketiga anak kita mas hingga kamu tidak menjaga dirimu sendiri?"

"Kamu harus bangun mas, apa kamu rela meninggalkanku dengan tiga anak? Tega sekali kamu mas menyuruhku merawat mereka sendirian. Aku tidak sanggup mas, sungguh. Ini terlalu berat untukku, aku sudah kehilangan orang-orang yang aku sayang. Ibuku meninggalkanku, ayahku dipenjara dan kamu mau meninggalkanku?"

Zara tersenyum miris disaat ia merasa perkataannya tidak ada artinya. Pria itu tidak akan mendengarnya. Dia masih tertidur di sana. Seakan-akan tidak peduli dengan kehadirannya. "Mas kamu masih punya hutang untuk memberi nama ketiga anak kita! Kalau kamu mati maka aku tidak akan memasukkan namamu di akta kelahiran ketiga anak kita. Jangan sampai anak-anakmu ikut membencimu mas karena ini." Ancam Zara.

Setelah mengatakan itu Zara pergi keluar dari ruangan. Ia tidak peduli jika Aurel berpikir buruk tentangnya karena dia mengancam orang kritis yang sedang berjuang hidup.

Aurel mengikuti langkah kaki Zara. Ia sedih melihat reaksi Zara tapi tidak bisa berbuat apa-apa. "Mbak, mau pulang?"

"Ketiga anakku lebih membutuhkanku dari pada pria pembohong itu." Zara berbohong, ia hanya tidak sanggup melihat kondisi Arga yang sangat mengenaskan. Ia takut ia akan kehilangan Arga. Cukup di dalam mimpinya saja.

"Baiklah, biar aku hubungi Pandawa untuk menjaga mas Arga." Zara hanya diam. Ia linglung karena mendapat kejutan seperti ini. Pantas saja Arga tidak menghubunginya, ternyata pria itu sekarat.

Mimpi buruknya yang dulu pernah ia mimpikan terputar kembali di kepalanya. Hatinya mendadak sakit, apa Arga seperti ini karena melindungi Laras? Zara tidak akan sanggup hidup jika itu alasannya. Ia takut mimpinya jadi kenyataan.

"Mbak yakin nggak mau jaga mas Arga lebih lama lagi?" Tanya Aurel kembali.

"Besok saja. Sekarang aku ingin pulang." Zara butuh waktu untuk menenangkan diri. Semua ini terlalu mendadak untuknya.

"Kalau begitu kita pulang. Mbak mau mampir dulu beli sesuatu?" Zara menggelengkan kepala cemas. Ia tidak kemana-mana.

Kemudian mereka masuk ke dalam mobil kembali ke rumah. Sepanjang jalan Zara menangis sambil menatap nanar ke arah jalan. Rasanya begitu sesak melihat Arga terbaring disana. Seharusnya ia tidak membentak Arga tadi, tapi ia begitu kecewa mengetahui fakta ini. Zara berulang kali menggumankan kata maaf untuk suaminya dalam hatinya. Ia merasa bersalah karena telah memperlakukan Arga secara kasar tadi. Harusnya ia mendoakan pria itu agar bisa terbangun bukan memakinya.

"Sejak kapan Arga seperti itu?"

"Sepuluh hari yang lalu."

Deg!

Jadi Arga kecelakaan tepat saat ia melahirkan ketiga anaknya. Pantas saja tidak bisa dihubungi.

"Mas Arga tertembak karena menyelamatkan—"

"Jangan dilanjutkan rel, mbak nggak sanggup dengernya." Balas Zara. Akan lebih menyakitkan jika ia tahu bahwa Arga terluka karena menyelamatkan seseorang khususnya Laras. Ia akan semakin membenci Arga jika itu benar-benar terjadi.

"Maafkan aku, mama sama papa ya mbak yang sudah menyembunyikan semua ini. Bahkan berbohong kalau waktu itu mas Arga sudah menelpon dan mengadzankan si kembar." Nafas Zara sesak mendengar itu. Namun ia paham, mereka melakukan itu demi kebaikannya.

"Mbak ngerti kok, yang penting mas Arga sudah kembali."  Meskipun hanya raga Arga saja yang kembali padanya. Zara memejamkan matanya lalu berdoa agar Tuhan memberikan Arga kesempatan untuk hidup.

***
Gimana bab ini?

Semoga suka ♥️

Ada yang mau di sampaikan ke Arga?

Ada yang mau disampaikan ke Zara?

SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE

Semakin dikit semakin lama wkwkwk 😝

Info spoiler Instagram @gullastory

Buat kalian yang baca cerita ini bisa tag aku di insta story' @wgulla_

FOLLOW INSTAGRAM KARAKTER CERITA AKU (Role Play)

@arganta.anggara | Arga
@zarashlla_ |Zara
@diirawan05 | Dirga
@ilham.juangp_ | Ilham
@aiin.prmthaaa | Iin

INSTAGRAM AUTHOR
wgulla_

Istri sahnya Lee min ho

Continue Reading

You'll Also Like

12.4M 872K 80
Warning ⚠⚠⚠!! [FOLLOW DULU SEBELUM BACA KARENA PART DI PRIVATE] setiap orang yang baca cerita ini akan jadi Sarjana Bucin!!!! apalagi buat kamu yang...
1.5M 70K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞
70.3K 3.1K 48
[Masih updet kok tenangπŸ‘ŒπŸ˜‰] Belum diREVISI Putri asyila catheline (18) seorang murid baru disebuah sekolah terkenal dinegaranya, karena pemilik seko...
2M 22.4K 11
PART TIDAK LENGKAP! SEBAGIAN SUDAH DI HAPUS! Menikah dengan seorang Direktur tak pernah menjadi salah satu impian dalam hidup seorang Gea. Memikirkan...