ARGANTA - Embracing The sun (...

By wgulla_

10.6M 969K 103K

FOLLOW DULU SEBELUM BACA, Privat!! Spin off Arsena Cover by @putri_graphic Jangan baca kalau nggak mau jadi S... More

Prolog
BAB 1
Bab 2
Bab 3
BAB 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 52
Bab 53
Bab 54
Pre- Order Novel Arganta
EXTRA CHAPTER ARGANTA
Squel Arganta
Arganta Lanjutan

Bab 51

110K 14.4K 4.6K
By wgulla_

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow, vote and Coment 💜

Selamat membaca kesayanganku 💜

Semoga sebelum menjelang tamat bisa 1 juta view.. aamiin...

Kalau ada yg bilang dokter kok gini ada kok dokter yg punya istri kedua, atau kalian juga pasti suka baca berita tentang dokter yg dipenjara karena melakukan pelecehan, malpraktik, aborsi dkk. Intinya ada orang baik pasti ada orang jahat.

***
Makna dari sebuah janji bukanlah dilihat dari kata-kata tapi tindakan.

****

Hari ini Zara jalan-jalan sore dengan Pandawa di taman. Zara berjalan di depan sedangkan Pandawa dibelakang layaknya seorang pengawal. Mereka jadi pusat perhatian orang-orang. Bayangkan saja seorang perempuan hamil dengan perut besar dikawal oleh lima pria muda tampan. Usia kandungan Zara sudah 6 bulan. Sedangkan Arga sudah meninggalkannya selama lima bulan masih ada 4 bulan lagi Arga kembali. Zara ingin waktu cepat berlalu.

"Gila tuh cewek udah hamil masih doyan brondong."

"Iya ih jadi penasaran hubungan mereka."

"Apa mungkin cowok-cowok itu gigolo? Sayang banget padahal ganteng."

Diam-diam Zara mendengarkan itu. Dalam hati ia tertawa, orang-orang itu begitu bodoh menuduhnya yang tidak-tidak. Padahal ia jalan dengan keponakannya sendiri. Memang salah?

Zara tersenyum membalas bisikan tersebut. Ia sedang hamil, tidak baik berkata kasar dan buruk pasti nanti akan mempengaruhi sang anak. Ia harus berpikir positif menjernihkan pikirannya.

"Yudistira tolong belikan mbak cilok!" Zara menunjuk tukang jualan cilok.

"Baik ibu Negara!" Ucap Yudistira sambil hormat.

"Nakula belikan balon Spiderman itu!" Nakula tersentak kaget lalu menatap barisan anak-anak yang mengantri. Kenapa harus beli balon? Ia malu jika harus ikut mengantri disana. Tapi ia tidak bisa menolak. Lagipula untuk apa Zara meminta balon. Seperti anak kecil saja.

"Baik ibu negara." Nakula hormat sebelum pergi.

"Kamu Sadewa belikan air putih."

"Baik ibu Negara."

"Arjuna beli telor gulung." Arjuna mendesah ia kena juga.

"Kalau aku mbak?" Tanya Bima bingung ketika hanya tinggal dirinya sendiri.

"Fotoin mbak." Wajah Bima syok mendengar itu. Ia lebih suka disuruh membeli dari pada mengambil gambar karena Zara banyak maunya. Bahkan Dulu Bima sampai tidur di jalan hanya untuk ngambil foto. Tidak cukup sekali juga harus berkali-kali.

Setelah menyerahkan ponsel kepada Bima. Zara duduk di kursi taman yang dekat dengan bunga. Sehingga backgroundnya terlihat cantik ditambah beberapa pepohonan. "Kurang bawah Bim."

Bima mendengus bayangkan saja betapa tersiksanya dia sekarang sedang berbaring di jalan hanya untuk mengambil foto. Memang betul dibalik foto yang cantik ada orang yang berjuang keras.

"Satu kali lagi Bim."

"Mbak perasaan dari tadi gayanya itu-itu aja deh."

"Masalah buat kamu." Bima hanya bisa mendesah, mana mungkin ia bisa melawan bumil. Bisa mati dia.

Bima berusaha mengambil foto sebagus mungkin. Walau ia merasa semua gaya yang Zara gunakan sama. Buang-buang waktu dan tenaga saja. Hasil jepretannya bisa mencapai 100 foto, Bima takjub. Keberuntungannya ketika melihat tulisan memori tidak mencukupi untuk mengambil foto berikutnya. Pantas saja ponsel milik cewek gampang penuhnya. Belum lagi foto dan video cogan-cogan mereka.

"Mbak ini di ciloknya gimana?" Yudistira bingung apa yang harus ia lakukan karena Zara sedang sibuk berfoto.

"Kamu pegang dulu."

"Mbak ini memorinya penuh." Bima bangkit dari pose terbaringnya.

"Masa udah penuh." Zara cemberut.

"Ya nggak tau mbak kenapa bisa."

"Yaudah sini ciloknya mbak laper." Yudistira bahagia mendengar itu. Tugasnya sudah selesai.

Kemudian Arjuna, Nakula, dan Sadewa tiba. Mereka menyerahkan apa yang ibu hamil minta tadi. Mereka duduk selonjor di bawah tanah menatap Zara yang nampak asik makan di kursi. Mengenaskan sekali mereka, hanya disuruh lihat tanpa dibagi makanan.

"Kalian mau?"

"Mbak yakin nawarin kita?"

"Nggak lah cuma basa-basi aja. Kalian kan udah gede bisa beli sendiri." Pandawa mendesah kecewa.

"Mbak dimana-mana itu yang ada Tante jajanin keponakan bukan sebaliknya." Protes Bima.

"Mau mbak laporin mas Arga biar di gantung terbalik di pohon?"

Skak mat! Ancaman Zara membuat Pandawa diam. Sabar tinggal 3 bulan lagi penderitaan mereka berakhir. Karena saat itu Zara akan melahirkan. Mereka tidak akan memilki beban mengurus ibu hamil lagi.

***

Arga berlari mengelilingi desa. Ia suka joging setiap pagi dan sore. Paling tidak dengan melakukan banyak kegiatan kecil. Pikirannya tentang Zara akan teralihkan. Setiap mengingat Zara dan calon ke tiga anaknya membuat Arga sesak. Ia merasa seperti bajingan yang meninggalkan perempuan hamil tanpa tanggungjawab..

Keringat sudah membasahi tubuh Arga. Kakinya juga sudah pegal. Arga memutuskan untuk beristirahat sejenak di bawah pohon. Ia merenggangkan anggota tubuhnya. Ia akan kembali ke posnya setelah ini. Ia butuh mandi untuk membersihkan badannya yang berkeringat.

"Buat kamu." Arga terkejut ketika seseorang tiba-tiba menjulurkan sebuah botol minum.

"Tidak terimakasih." Arga tidak ingin menerima pemberian Laras. Ia takut Laras merasa di beri harapan.

Arga baru menyadari jika ada kehadiran Laras. Karena ia merasa tidak ada satupun yang mengikutinya. Atau mungkin Laras sudah hapal dengan kegiatan sorenya hingga bisa kesini. Besok ia harus mencari jalan lain agar tidak bertemu dengan Laras. Ia sudah berjanji kepada Zara untuk tidak berdekatan dengan Laras.

"Tapi kamu haus bukan?" Laras tetap memaksa.

"Saya tidak haus." Kesal karena penolakan Arga, ia memutuskan untuk duduk di hadapan Arga. Ia tidak akan menyerah.

"Kenapa sih ga? kamu nggak pernah kasih aku kesempatan sedikitpun buat aku ngerasain cinta kamu!!" Laras merasa Arga tidak adil. Ia juga ingin dicintai pria itu.

"Saya sudah menikah."

"It's okay, aku hanya minta kesempatan aja agar kamu tahu bahwa aku lebih pantas untuk kamu. Ini curang ga, aku yang kenal kamu duluan tapi kamu nikah sama orang yang baru kamu kenal."

"Saya mencintai Zara sejak saya SMA."

"Apa?" Laras kaget.

"Itulah alasan kenapa saya tidak pernah mau memberikan kesempatan kepada wanita manapun. Karena hati saya hanya cukup untuk mencintai satu wanita saja."

"Tapi Arga-"

"Lebih baik kamu melupakan saya. Tidak semua yang kita inginkan bisa kita miliki. Lagipula hubungan seperti ini tidak baik untuk karir saya." Ucap Arga dengan tegas. Ia malas berdebat hal tidak masuk akal seperti ini.

"Bukannya kamu akan berhenti jadi tentara setelah tugas ini selesai."

"Darimana kamu tahu?" Arga menatap Laras curiga.

"Kamu melakukan ini agar bisa bersamaku bukan?"

"Saya ingin berhenti karena istri dan ketiga anak saya kelak. Saya takut tidak bisa melihat anak-anak saya tumbuh bukan karena kamu." Laras terdiam, airmatanya mengalir. Jadi Arga menolaknya. Padahal ia sudah rela merendahkan diri.

Arga memutuskan untuk berkarir di dunia militer. Karena Zara dan ketiga anaknya. Ia takut jika sewaktu-waktu ia mendapatkan tugas menjaga perbatasan lagi atau lebih parahnya ke luar negeri seperti Lebanon, timur tengah dan sebagainya. Ia tidak ingin merasakan kehilangan lagi. Pasti akan sangat berat bagi Zara mengurus ketiga anaknya sendiri.

"Jadi aku tidak diberikan kesempatan sama sekali? Ijinkan aku merasakan bagaimana rasanya dicintai olehmu Arga, sekali saja walau cuma diperbatasan ini. Paling tidak itu sudah membuatku senang." Pinta Laras dengan raut wajah sedih. Ia tahu Arga pasti tidak bisa menolak dirinya yang sedang menangis. Tidak ada pria yang menolak keinginan wanita yang sedang menangis. Pasti hati mereka akan iba.

"Saya tidak akan memberikan kamu kesempatan apapun. Saya juga tidak peduli jika kamu akan menangis memohon-mohon, karena saya tidak ingin Zara menangis. Saya tidak mau membuatnya lebih terluka lagi." Sial! Zara benar-benar gadis beruntung. Laras begitu iri. Kenapa Zara bisa mendapatkan Arga? Kenapa dia tidak? Apa kurangnya dirinya?

"Kalau begitu kita lakukan dengan diam-diam. Aku mau jadi selingkuhan kamu. Pasti Zara tidak akan tau. Dia tidak akan tersakiti, dan aku juga akan bahagia." Laras bersikeras merebut Arga.

"Tidak, saya tidak menginginkan hubungan apapun kecuali dengan Zara. Saya hanya mencintai dia."

"Kamu mencintai dia karena kamu memberikannya kesempatan Arga. Andai kamu memberikanku kesempatan kamu juga akan mencintaiku."

"Sepertinya kamu sudah gila Laras. Sedari tadi saya tidak ingin kasar denganmu bukan karena saya ingin memberikanmu kesempatan. Karena saya menghormati kamu sebagai seorang dokter yang telah mengobati para tentara." Arga jengah dengan Laras. Wanita macam apa dia? Benar-benar keras kepala. Ternyata istrinya benar yang sulit itu adalah ketika ada wanita yang begitu terobsesi dengan kita. Dan bisa berbuat nekat.

"Aku bisa aja teriak dan bilang kamu memperkosa aku disini!" Ancam Laras.

Arga mengambil air yang digenggam Laras. Lalu menyiramkannya ke wajah gadis itu. Ia ingin membuat Laras sadar. Mungkin gadis itu sudah kesurupan hingga berkata seperti itu. Ia tidak terima jika dituduh yang macam-macam.

Bagi Arga perjuangan dalam mencintai seseorang bukan hanya ketika berhasil membuat orang itu mencintainya. Tapi perjuangan dalam mencintai adalah ketika ia mampu menjaga cintanya untuk Zara. Ia sudah berjanji dengan Zara akan mencintai wanita itu. Ia tidak ingin janjinya hanya sekedar kata-kata. Ia harus bertindak agar janjinya ditepati.

"Arga! Apa yang kamu lakukan?" Laras marah karena disiram dengan air.

"Jangan temui saya lagi mulai sekarang. Saya tidak pernah takut dengan ancaman kamu, meskipun kamu seorang wanita saya tidak akan segan membunuh kamu jika kamu masih menggangu saya. Dan sampai kapanpun tidak akan pernah ada kesempatan untuk kamu atau wanita lainnya. Karena saya bukan laki-laki murahan yang bisa tergoda dengan wanita macam kamu. Wanita murahan!" Ucap Arga lalu berlari pergi meninggalkan Laras yang sakit hati dengan ucapan Arga.

***

Gimana bab ini?

Semoga suka ♥️

Ada yang mau di sampaikan ke Arga?

Ada yang mau disampaikan ke Zara?

Ada yang mau disampaikan.ke Laras?

Arsena mau dijadikan buku loh...

SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE

Semakin dikit semakin lama wkwkwk 😝

Info spoiler Instagram @gullastory

Buat kalian yang baca cerita ini bisa tag aku di insta story' @wgulla_

FOLLOW INSTAGRAM KARAKTER CERITA AKU (Role Play)

@arganta.anggara | Arga
@zarashlla_ |Zara
@tiarafebriani53 | Tiara
@diirawan05 | Dirga
@ilham.juangp_ | Ilham
@aiin.prmthaaa | Iin

INSTAGRAM AUTHOR
wgulla_

Continue Reading

You'll Also Like

12.4M 872K 80
Warning âš âš âš !! [FOLLOW DULU SEBELUM BACA KARENA PART DI PRIVATE] setiap orang yang baca cerita ini akan jadi Sarjana Bucin!!!! apalagi buat kamu yang...
317K 25.1K 81
Cinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas dari hati, kita tidak bisa menyangkalnya a...
13.2K 849 7
Hania gagal berkali-kali dalam percintaan, membuat gadis SMA itu merasa prustasi. Pasalnya semua temannya sudah memiliki pacar, hanya dia saja yang b...
538 226 55
《 Diikutsertakan dalam cakra writing marathon batch 5 》 °°° "Mari bahagia dalam kemilau sinarnya sang senja, di bawah langit yang meredup." Serayu ta...