ARGANTA - Embracing The sun (...

By wgulla_

10.6M 969K 103K

FOLLOW DULU SEBELUM BACA, Privat!! Spin off Arsena Cover by @putri_graphic Jangan baca kalau nggak mau jadi S... More

Prolog
BAB 1
Bab 2
Bab 3
BAB 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Bab 54
Pre- Order Novel Arganta
EXTRA CHAPTER ARGANTA
Squel Arganta
Arganta Lanjutan

Bab 48

103K 13.1K 3.4K
By wgulla_

Jangan lupa follow, vote and Coment 💜

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Selamat membaca siapa yang kemarin kena prank 🤣🤣🤣

***

Apakah kamu masih sayang aku?

***

Tiga bulan berlalu begitu cepat. Usia kandungan Zara memasuki empat bulan. Selama itu Arga tidak menghubunginya lagi. Zara sudah mencoba menghubungi Arga dengan cara mengirimi pesan di WA tapi sia-sia hanya centang satu, begitu juga ketika ia menelpon tidak bisa dihubungi. Keberadaan Arga seakan lenyap begitu saja. Ia juga tidak menerima kabar apapun. Zara jadi galau.

'Argagak kenapa kamu mengabaikanku?' batin Zara selalu melafalkan hal itu.

Zara kira semuanya akan baik-baik saja, nyatanya sulit tanpa ada Arga di sampingnya. Apalagi melihat mertuanya yang begitu mesra semakin membuat Zara merindukan Arga. Masih ada 6 bulan lagi semoga saja Zara kuat.

Berat badan Zara meningkat drastis. Perutnya juga ikut membesar. Begitu juga dengan nafsu makannya. Zara bersyukur anaknya tidak meminta yang macam-macam. Mungkin anaknya tahu jika ayahnya sedang berada di tempat yang jauh. Anaknya seakan mengerti rasa sakit yang ibunya rasakan.

Saat ini Zara sedang menonton drama Korea. Ia sengaja menonton drama tentang tentara, namun disaat tahu pasangan tentara tersebut seorang dokter. Zara mematikan telivisi lalu menangis. Ia jadi teringat Laras yang bersama Arga di perbatasan. Ia kesal dengan drama tersebut karena menunjukkan pasangan yang cocok untuk seorang tentara adalah dokter. Zara jadi benci drama Korea.

"Mas Arganteng jangan nakal ya. Aku takut banget kehilangan kamu." ucap Zara sambil melihat foto Arga dari ponselnya. Ia merindukan wajah itu.

"Walau aku bukan dokter kamu cintakan sama aku. Aku nggak harus jadi dokterkan biar bisa hidup bahagia sama kamu...hiks..hiks..."

"Mas kamu masih sayangkan sama aku. Tapi kenapa kamu nggak nelpon aku. Aku kangen kamu.. suara kamu.. apa aku nggak penting lagi buat kamu?" Zara mencium foto tersebut berharap Arga mendengarnya.

"Mas apasih susahnya kasih kabar aku. Aku pengen denger suara kamu. Hiks... hiks..."

"Mbak Zara." Ketukan di pintu menghentikan racauannya. Zara menghapus airmatanya.

"Iya." Zara keluar membuka pintu.

"Dibawain martabak manis sama Pandawa. Makan yuk mbak, dari tadikan mbak belum makan."

"Ada Pandawa di depan?"

"Iya mbak katanya pengen lihat keadaan mbak. Takut digantung mas Arga mereka kalau nggak becus jagain mbak." Zara tertawa, ia jadi teringat wajah galak Arga yang mengomeli keponakannya setiap berbuat salah.

"Mbak Zara liat aku bawa martabak. Maaf ya mbak kita belinya satu ini juga bayarnya patungan." Yudistira langsung menginjak kaki Bima, setelah mendengar kalimat terakhir adiknya.

Bukan karena mereka pelit beli patungan. Tapi karena mereka tidak bawa uang cash. Bayangkan saja tadi waktu mereka mengantri, uang kurang saat mau bayar. Lalu mereka berusaha mengumpulkan uang-uang receh disaku dan tas. Wajah tampan mereka seakan terlecehkan. Tampilan boleh ganteng tapi beli martabak aja patungan. Sad bangetkan...

"Tenang aja mbak walaupun patungan ini martabak harganya mahal 200 ribu satu kotak." Sadewa ikut membalas Bima. Nakula melotot ke arah Sadewa untuk tetap diam.

"Terimakasih adik-adikku yang baik dan tidak sombong." Ucap Zara sambil mengambil sepotong martabak keju tersebut.

Enak sekali martabak tersebut, teksturnya lembut, kejunya lumer dan susunya tidak bikin mual. Zara menikmati setiap gigitnya, ia tidak pernah makan martabak seenak ini.

"Kalian beli dimana enak banget."

"Lupa mbak namanya, nggak sengaja ketemu di tiktok tadi."

"Dasar anak tiktok."

"Rel cobain enak banget!!" Aurel ikut mencoba martabak tersebut.

"Iya Mbak enak banget. Pantes aja mahal."

"Ada harga ada kualitas."

"Mbak nggak nawarin kita?" Arjuna jadi ngiler melihat saudaranya makan martabak.

"Kalian itu niat beliin mbak Zara nggak sih. Masa minta barang yang udah dikasih." Arjuna cemberut diomeli Aurel. Sedangkan yang lain pada tertawa.

"Nanti beli Jun kalau udah pulang. Kayak orang hamil aja lu ngidam liat orang makan martabak." Ledek Nakula.

"Diem lu!"

"Mbak, aku ambilin minum ke dapur sebentar." Aurel pamit membuat minuman untuk mereka.

Kehadiran Pandawa lima memang sedikit menghiburnya dari kesepian. Paling tidak masih ada orang-orang yang peduli dengannya termasuk keluarga Arga. Keluarga pria itu benar-benar keluarga impian tidak seperti dirinya. Yang hanya punya seorang ayah tanpa kerabat. Bahkan ayahnya dipenjara.

Zara tiba-tiba merasakan perutnya sakit. Perutnya terasa nyeri. "Sakit..." Zara mengeram kesakitan ia menyelonjorkan diri sambil memegangi perutnya.

"Mbak kenapa?" Tanya Arjuna panik. Ini kali pertama ia menghadapi orang hamil.

"Sakit perut mbak.. perut mbak nyeri.." baru kali ini perutnya sakit sekali. Airmata Zara sampai keluar. Apa yang terjadi? Zara takut keguguran. Ia pernah membaca artikel jika nyeri di perut bisa membuat keguguran, tapi Zara tidak melihat ada darah yang mengalir dari kakinya.

"Perut mbak?" Otak Bima masih loading.

"Sial kita harus ngapain? Gua belum pernah punya istri."

"Kita ke rumah sakitlah, gitu aja mikir." Yudistira menghela napas panjang. Punya adik 4 itu harus banyak sabar. Apalagi adik-adik yang nggak ada akhlaq maunya enak doang. Biasanya kalau disuruh mamanya mereka pada bertengkar saling menunjuk ujung-ujungnya Yudistira yang jadi korban.

"Nakula siapin mobil. Biar gua sama Arjuna yang gotong mbak Zara." Perintah Yudistira.

"Terus gua sama Bima ngapain?"

"Lu panggil mbak Aurel buat nemenin kita ke rumah sakit."

"Siap bos."

Yudistira dan Arjuna mengangkat tubuh Zara masuk ke dalam mobil. Mereka berusaha hati-hati agar tidak oleng. Kalau Zara jatuh bisa bahaya, nyawa mereka jadi taruhannya. Tepat saat itu Aurel muncul dengan wajah cemas.

"Kita langsung ke rumah sakit aja." Yudistira mengendarai mobil menuju rumah sakit dengan hati-hati. Sedangkan Bima menyusul belakangan, karena harus mengunci rumah. Tidak ada siapa-siapa di rumah. Takut ada maling. Banyak barang berharga. Walaupun tinggal di kompleks yang ada satpamnya kita harus tetap waspada. Kadang satpam suka kerja sama dengan maling. Dulu motor Bima pernah hilang.

Sepuluh menit kemudian mereka sampai di rumah sakit. Jarak rumah mereka begitu dekat jadi tidak perlu waktu lama. Aurel pergi mengurus administrasi, sisanya membawa Zara untuk di periksa.

"Gimana dok anak saya baik-baik aja kan dok?" Tanya Zara khawatir.

"Kandungan ibu baik-baik saja, sakit perut wajar karena terjadinya pertumbuhan janin sehingga mendorong otot di area perut. Tapi detak jantung janin ibu sangat kencang."

"Apakah itu normal dok?" Zara cemas.

"Normal Bu, biasanya itu terjadi jika ada lebih dari satu bayi."

"Hah?" Zara speechless, jadi selama ini ada dua bayi di kandungnya. Mau tak mau airmatanya mengalir haru.

"Ibu belum melakukan USG?" Zara menggeleng, ia takut menangis jika pergi ke rumah sakit karena tidak di dampingi Arga. Ia iri melihat ibu-ibu hamil yang di dampingi suaminya.

"Kalau begitu kita cek dulu."

"Mau saya panggilkan suami ibu agar menemani ibu melihat si kecil." Zara menggelengkan kepala, suaminya tidak ada disini. Pasti dokter tadi mengira jika salah satu dari Pandawa adalah suaminya.

"Baiklah kalau begitu." Kemudian Dokter melakukan pemeriksaan mulai dari mengoleskan sebuah gel di perut.

"Selamat Bu ada 3 bayi di dalam perut ibu."

"Apa tiga?" Kemudian Zara melihat ke monitor. Mau tidak mau ia menangis haru. 'Mas andai kamu disini, pasti kamu senang sekali melihat ini. Kita punya 3 anak. Cepat pulang mas apa kamu tega membiarkan aku mengurus mereka bertiga sendirian.' ucap Zara dalam hati.

Zara harus kuat demi anaknya. Sekarang ada tiga anak yang harus dia jaga.

Nb: aku cuma cek di google kalau USG awal dilakukan 10-14 Minggu kehamilan tapi aku ambil 16 wkwkwk.. biar gedean dikit...

***
Gimana bab ini?

Semoga suka ♥️

Ada yang mau di sampaikan ke Arga?

Ada yang mau disampaikan ke Zara?

Ada yang mau disampaikan ke Tiara?

SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE

Aku tunggu 1000 koment ya baru lanjut

Info spoiler Instagram @gullastory

Buat kalian yang baca cerita ini bisa tag aku di insta story' @wgulla_

FOLLOW INSTAGRAM KARAKTER CERITA AKU (Role Play)

@arganta.anggara | Arga
@zara.yrva |Zara
@diirawan05 | Dirga
@ilham.juangp_ | Ilham
@aiin.prmthaaa | Iin

INSTAGRAM AUTHOR
wgulla_

Info update Instagram @gullastory

Istri sahnya Lee min ho
Gulla

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 45.5K 62
Menikahi duda beranak satu? Hal itu sungguh tak pernah terlintas di benak Shayra, tapi itu yang menjadi takdirnya. Dia tak bisa menolak saat takdir...
5.1M 171K 48
[SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU] [PART SUDAH TIDAK LENGKAP] Ketahu diriannya tentang balas budi membuat Flo harus menerima perjodohan yang dilakukan Om...
13.2K 849 7
Hania gagal berkali-kali dalam percintaan, membuat gadis SMA itu merasa prustasi. Pasalnya semua temannya sudah memiliki pacar, hanya dia saja yang b...
538 226 55
《 Diikutsertakan dalam cakra writing marathon batch 5 》 °°° "Mari bahagia dalam kemilau sinarnya sang senja, di bawah langit yang meredup." Serayu ta...