Marriage Life Lovelyz ➖ Hiatus

tagetesnim_ tarafından

23.1K 3.7K 682

Pernikahan member Lovelyz season 1 Ryu Sujeong x Bambam GOT7 Jung Yein x Jeon Jungkook BTS Kim Jiyeon x Kim M... Daha Fazla

Prolog
1. (Jeon fam) Malam Pertama
1. (Min Fam) Apakah Cinta Harus Sesakit Ini?
1. (Bhuwakul fam) Keributan di Pagi Hari
1. (Kim fam) Di Belakang
2. (Jeon Fam) Karena Cinta
2. (Min Fam) Teruntuk Lukaku
2. (Bhuwakul Fam) Happy Anniversary
2. (Kim Fam) Menunggumu
3. (Jeon Fam) Jangan Cari Wanita Mana pun Lagi
3. (Min Fam) Aku Masih Punya Hati
3. (Bhuwakul Fam) Bambam Bodoh!
3. (Kim Fam) Aku Kehilangannya
4. (Kim Fam) Cinta adalah Percaya
4. (Min Fam) Pernikahan Tak Diinginkan
4. (Jeon Fam) Kenapa Harus Dia?
5. (Jeon Fam) Meminta Maaf untuk Mengulang Kesalahan
4. (Bhuwakul Fam) Bayi Kembar
5. (Min Fam) Terlalu Baik untuk Disakiti
6. (Min Fam) Cemburu?
5. (Kim Fam) Membahagiakan dengan Kebohongan
6. (Jeon Fam) Takut
7. (Jeon Fam) Maaf, Aku Tak Sempurna
7. (Min Fam) Terpukau~
8. (Min Fam) Kim Jongin
9. (Min Fam) Shock
5. (Bhuwakul Fam) Jangan Sakit
6. (Bhuwakul Fam) Ragu
10. (Min Fam) Perbaiki Semua
11. (Min Fam) Benih-Benih Harap
8. (Jeon Fam) Tenang Sebelum Badai
9. (Jeon Fam) Gwaenchana~
12. (Min Fam) Lembar Baru?
10. (Jeon Fam) Cinta Pertama
7. (Bhuwakul Fam) Berpisah
13. (Min Fam) Malaikat Berwujud Manusia
14. (Min Fam) Maaf Selalu Menyakitimu
15. (Min Fam) Cheongsando Island
12. (Jeon Fam) Kelabu
13. (Jeon Fam) Waktu Sendiri
16. (Min Fam) Stand By Me
#Panggilan untuk Yoonae Shipper
8. (Bhuwakul Fam) Mengapa Terjadi?
14. (Jeon Fam) Menyesal
15. (Jeon Fam) Kenapa dengan Kita?
9. (Bhuwakul Fam) Haruskah Aku Rela?
10. (Bhuwakul Fam) Takdir yang Lucu
17. (Min Fam) Senja
18. (Min Fam) Aku di Sini
11. (Bhuwakul Fam) Mencari Tahu
12. (Bhuwakul Fam) Kenyataan
6. (Kim Fam) Menikah?
16. (Jeon Fam) Bisakah Kita Kembali?
17. (Jeon Fam) Memeluk Rindu
18. (Jeon Fam) Aku Lebih Suka Marahmu
19. (Min Fam) Terimakasih Karena Hadir di Hidupku
7. (Kim Fam) Tentang Tempat
8. (Kim Fam) Kalah Telak
13. (Bhuwakul Fam) Berbagi Denganku
9. (Kim Fam) Pamit
10. (Kim Fam) Terbiasa Denganmu
19. (Jeon Fam) Jungkook dan Adik
20. (Jeon Fam) Bucin
20. (Min Fam) Keputusan
#INTERMEZO
11. (Kim Fam) Pesta Luka
12. (Kim Fam) Hanya Rindu
21. (Min Fam) Tempat

11. (Jeon Fam) Peran Pengganti

333 70 23
tagetesnim_ tarafından

Bagi Yein, kejujuran adalah hal yang paling utama. Karena apa, sekali seseorang berbohong maka, kepercayaan yang telah kita bangun akan hancur. Dan ketahuilah, membangun ulang kepercayaan tak pernah mudah, apalagi menyangkut perasaan.

Sedari dulu Yein selalu percaya bahwa Jungkook tidak akan pernah berpaling, meski sesekali ia takut hal itu terjadi. Tapi sejauh ini, semua baik-baik saja, sampai pada akhirnya Soehyun datang dan mengacaukan semua. Jungkook yang Yein kenal tidak pernah berbohong, pada akhirnya mulai membohongi Yein. Ingin sekali rasanya Yein berteriak memarahi Jungkook seperti biasanya. Tapi, tenaga Yein seolah terserap habis oleh kesedihan yang begitu pekat di hatinya akhir-akhir ini. Sehingga yang Yein lakukan hanyalah terdiam, menangis dalam hening.

Ini hari ke-dua Yein berada di rumah sakit. Rasanya tidak ingin pulang. Bukan karena masalahnya dengan Jungkook, tapi karena ibunya. Ya, Yein takut ia tak ada di samping ibunya ketika dia mengembuskan napas terakhir. Yein takut ibunya meninggal dalam keadaan Yein yang belum sempat mengucapkan kata maaf dan terimakasih padanya.

Dua hari lalu, Yein mendengar dengan jelas bahwa kanker yang sempat menyerang pankreas ibunya beberapa tahun lalu ternyata kembali tumbuh. Dokter bahkan mendiagnosa bahwa ibunya hanya tinggal menunggu waktu untuk pergi. Yein takut, sangat takut. Ini terlalu tiba-tiba untuknya.

Tindakan operasi sudah tidak bisa dilakukan. Dokter benar-benar telah pasrah. Tapi Yein tidak. Yein tidak pasrah untuk tetap berjuang di sisi ibunya. Yein ingin wanita itu membuka mata dan melihatnya melahirkan. Hanya itu.

"Yein-a, kau sudah dua hari di sini. Pulanglah, kasian Jungkook yang harus ke sini setiap kali dia pulang kerja," gumam ayahnya, duduk di sisi Yein.

"Tidak, Appa. Aku ingin di sini menemani Appa Eomma."

"Yein, kau sedang hamil. Lihatlah betapa pucatnya wajahmu karena kelelahan tinggal di sini."

"Appa..."

"Pokoknya hari ini kau harus pulang, istirahat yang baik di rumah. Appa akan keluar sebentar membeli makan siang untukmu."

"Tidak usah, Appa." Yein berdiri, mencegah ayahnya. "Yein akan makan di luar, hm. Bersama teman, Appa jangan khawatir." Yein tersenyum, mengusap bahu ayahnya pelan.

***

Jungkook merenggangkan otot-ototnya yang tegang dengan cara berolahraga ringan. Akhir-akhir ini pekerjaannya benar-benar menumpuk. Belum lagi sepulang dari kantor ia harus pergi ke rumah sakit untuk memastikan keadaan Yein baik-baik saja atau tidak. Padahal jarak dari kantor ke rumah sakit lumayan jauh. Fyi, sampai sekarang Yein masih belum mau berbicara banyak padanya. Jungkook tidak tahu harus berbuat apa lagi. Ia lelah.

Baru saja ia berdiri untuk keluar mencari makan, ponselnya berbunyi, tanda pesan masuk.

Soehyun?

_________________________

Soehyun:
Kook, akhir-akhir ini aku sering melihatmu makan di kafe dekat rumah sakit hallym. Apa ada sanak saudaramu yang dirawat di sana?
_________________________

Jungkook mengernyit, merasa ia tidak makan di sana. Eomma Yein memang sakit, tapi Jungkook ke sana hanya pada malam atau pagi hari. Jadi...

_________________________

Soehyun:
Maaf, Kook. Kukira itu dirimu, karena Yein terlihat sangat akrab. Tapi aku baru sadar itu bukan kau.

Soehyun send a picture.

Soehyun send a picture.

Itu foto kemarin dan barusan, Kook. Kebetulan aku sedang di kafe ini juga.
_____________________________

Tiba-tiba saja kemarahan merayap hingga ke ubun-ubun Jungkook. Bisa-bisanya Yein pergi dengan laki-laki lain lebih dari sekali sementara ia mengabaikannya dan tidak ingin pulang ke rumah? Apa ini alasan di balik itu semua?

Jungkook menarik napasnya dengan panjang, berusaha mengatur emosi. Ia tidak boleh gegabah. Iya, tidak boleh.

***

Yein menatap makanannya dengan tatapan kosong. Rasanya, seluruh napsu makannya hilang. Kesedihan yang begitu pekat membelenggu Yein. Pikiran tentang Jungkook dan Soehyun juga tentang ibunya. Yein ingin menangis menumpahkan seluruh sakitnya, tapi tak bisa. Bahkan yang biasanya ia menangis di pelukan Kei, kemarin tak melakukannya.

"Yein-a, kenapa melamun?" tanya lelaki yang sejak tadi duduk di depannya.

Yein mengerjap, baru menyadari bahwa saat ini dia tidak sedang sendiri. Ada Chanwoo yang menemaninya makan.

"Aku tidak apa, Chanwoo-ya," balas Yein, tersenyum sedikit.

Chanwoo meletakkan sumpitnya, kemudian menatap Yein lurus. Ia sudah lama mengenal Yein. Meskipun sudah lama tidak bertemu, tapi Yein tetaplah Yein yang tak bisa menyembunyikan apapun darinya.

"Yein-a, dengar. Aku sudah lama jadi temanmu. Yah, meski kita sempat lost contact. Tapi kau bisa cerita apapun, aku akan dengarkan."

Yein menunduk. Menyembunyikan kedua bola matanya dari tatapan Chanwoo. Sebab jika Chanwoo berhasil menatapnya, dia akan semakin meminta penjelasan padanya.

"Lihat aku, In!" ucap Chanwoo datar. "Kau boleh sedih, kau boleh marah, kecewa atau apapun. Tapi jangan pendam semuanya sendiri. Semakin perasaan sakit itu kaupendam, semakin ia menggerogoti jiwamu. Membuat hatimu mati perlahan."

Mendengar penuturan Chanwoo, Yein mendongak. Mata sayunya menatap Chanwoo. Dan di kala Chanwoo menganggukkan kepalanya sedikit, isyarat agar Yein menumpahkan seluruh sakitnya dengan tangis, air mata Yein benar-benar luruh. Wanita itu memegangi dadanya dengan sesak. Menangis sesak seolah sesuatu menghimpit jantungnya dengan keras.

Yein benar-benar menumpahkan segala kesakitannya dalam tangis. Meluruhkan sedikit lukanya dengan air mata. Yah, tak ada yang Yein bicarakan pada Chanwoo. Sejak dulu Chanwoo memang begitu. Hanya akan membiarkan Yein menangis. Jika Yein ingin cerita, ia akan dengarkan. Jika tidak, Chanwoo hanya akan jadi seseorang yang memeluknya hingga tangis itu reda.

"Kuharap perasaanmu membaik," gumam Chanwoo, menyentuh lengan Yein. Karena ia sadar betul, memeluk Yein bukan lagi hal yang pantas, mengingat status mereka saat ini.

Tapi... Bugh!

"Berani-beraninya kau menyentuh istriku!"

"Chanwoo!" pekik Yein, saat laki-laki itu terpental jatuh karena tinjuan seseorang. Baru saja Yein hendak membantu Chanwoo berdiri, Jungkook menarik lengannya secara paksa.

"Kook, lepaskan aku!" teriak Yein. Tapi Jungkook tidak menggubris. "Jeon Jungkook!" seru Yein marah.

Jungkook melonggarkan cekalan tangan Yein dan menghentikan langkahnya.

"Kenapa kau memukul Chanwoo?" tanya Yein dengan sorot sendunya.

Jungkook memejamkan mata, berusaha agar ia tidak memarahi Yein. Tapi emosinya sudah benar-benar tak terbendung sejak awal ia masuk dan melihat laki-laki lain menyentuh tangan Yein.

"Karena dia menyentuhmu. Karena dia berani-beraninya merebutmu dariku."

Yein mengernyit bingung. Ditatapnya Jungkook dengan sorot mencemooh. "Dia merebutku?" tanya Yein.

Jungkook mengangguk. "Ya, dia alasan kau tidak ingin pulang selama dua hari ini, kan? Dia alasan kau menuduh Soehyun yang tidak-tidak. Dia alasan...,"

Plak!

"Cukup, Kook!" pekik Yein tertahan. "Kau... menuduhku selingkuh?"

Hening. Jungkook memegangi pipinya yang Yein tampar.

Yein mundur beberapa langkah, dan matanya terbeliak begitu menemukan Soehyun berada di belakang Jungkook. Hatinya hancur berkeping-keping, tak menyisakan puingan berarti yang mampu ia dekap.

"Aku hanya meminta kejelasan dengan apa yang kulihat," ujar Jungkook, kini kembali menatap Yein.

Yein berdecih sinis. "Apa yang kaulihat?" tanya Yein dengan tatapan tegas yang menyembunyikan kerapuhannya.

Yein mundur, mengambil gelas berisi es jeruk dan berjalan cepat menghampiri Soehyun.

Byuuur!

Air es itu membasahi wajah cantik Soehyun. Membuat penghuni kafe yang untungnya hanya beberapa orang terhenyak kaget, termasuk Jungkook dan Chanwoo.

"Apa yang kaulakukan?" pekik Jungkook marah.

"Hanya melakukan apa yang ingin aku lakukan sejak dulu."

Dengan santainya Yein menyimpan gelas kosong itu di meja, kemudian tersenyum sinis begitu Jungkook melap wajah Soehyun dengan tissue.

"Kau keterlaluan, In! Benar-benar hilang akal!" bentak Jungkook emosi setelah menyembunyikan Soehyun di belakang. Hal itu membuat Yein semakin meringis sakit di dalam sana.

"Ada apa denganmu sebenarnya? Seharusnya aku yang marah karena kau keluar dengan lelaki lain, bahkan tidak pulang hanya..."

"Kau brengsek," desis Yein tajam tetapi rapuh, membuat Jungkook terdiam.

"Kau menuduhku selingkuh hanya karena melihatku keluar dengan lelaki lain sekali. Kau menuduhku selingkuh, tanpa mencari tahu siapa laki-laki yang pergi denganku." Yein menjeda ucapannya, menekan bibirnya agar isakan tangis tidak keluar dari sana.

"Apa kaupikir aku sehina itu, berselingkuh dengan suami orang lain di saat aku sendiri sedang hamil anakmu?" desis Yein.

Jungkook bergeming, benar-benar bergeming.

Yein berjalan pelan, menghampiri Jungkook. Air mata sialan yang sejak tadi mendesak ingin keluar, akhirnya jatuh dengan dramatis, tepat saat Yein sudah ada di jarak satu langkah dari Jungkook.

"Kaubuta, Kook. Kaubuta!" gumamnya pedih. "Kepercayaan yang kaupunya padaku hanya sebatas itu. Kau, tidak mencintaiku dengan tulus!" desis Yein, menekan dada Jungkook dengan telunjuknya.

"Yein-a."

"Jika kau tulus mencintaiku, Kook, kau akan selalu percaya padaku. Seperti aku yang percaya padamu, meski pada akhirnya kau menghancurkan semua kepercayaan itu."

Usai mengatakan itu, Yein berlalu meninggalkan Jungkook yang terdiam kaku. Air mata menyeruak jatuh dengan deras, membasahi pipi Yein. Kali ini, rasa kecewa yang ia rasakan lebih besar dari sebelumnya. Yein bahkan membenci melihat bayangannya sendiri, karena begitu mencintai lelaki bernama Jeon Jungkook, yang tidak lebih dari seorang brengsek. Kini Yein sadar, ia hanya jadi peran pengganti di saat cinta pertama Jungkook tak ada. Ia amat bodoh, amat buruk.

***

Gimana gaiseu?:"
Tim Yein mana?

TIM KOOKIE? SUARANYAAA!?

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

74K 5.3K 24
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ Ma...
196K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
56.2K 11.3K 13
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
483K 48.5K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...