Yoongi mungkin bodoh, atau mungkin ia hanya pura-pura bodoh. Jelas, apa yang ia rasakan saat ini adalah cemburu. Perasaan tak suka saat melihat Jiae berbincang hangat dengan pria lain. Perasaan marah saat melihat Yoo Jiae tertawa, karena pria lain. Perasaan kesal saat melihat Jiae, berinteraksi sangat manis dengan lelaki lain.
Yoongi menggigit bibir bawahnya dan mengepalkan tangan kuat-kuat. Ingin rasanya ia berjalan cepat ke hadapan Jiae, kemudian meninju rahang lelaki tak dikenal yang tengah berbincang dengannya. Yoongi marah saat melihat tawa Jiae, yang bahkan tak pernah ia lihat selama dengannya.
Namun tidak. Yoongi tidak akan sebodoh itu, kan?
"Yoongi-ssi, kau sudah datang?"
Ditatapnya Jiae yang terlihat sangat cantik dengan gaun berwarna peach yang sangat pas di tubuhnya. Jiae memang cantik, tetapi malam ini, ia berkali-kali lebih cantik. Apalagi saat tersenyum. Sayang, senyum wanita itu sudah lenyap sejak ia menyadari kehadiran Yoongi.
Ya, kau adalah penyebab semua derita yang Jiae alami.
"Ah, dia teman yang kautunggu?" tanya lelaki tak dikenal yang duduk di hadapan Jiae. "Pacarmu?" bisiknya kemudian pada Jiae, yang masih bisa Yoongi dengar.
Lelaki itu lantas menatap Yoongi dan tersenyum kecil. "Baiklah. Aku permisi. Maaf telah meminjam Jiae sebentar," ucapnya pada Yoongi. "Jiae-ya, nanti hubungi aku." Lelaki itu menyimpan kartu nama di hadapan Jiae. Lantas setelahnya ia membungkuk empat puluh lima derajat sebelum pergi.
"Apa kau menunggu lama?" tanya Yoongi datar.
Yoongi menggeser salah satu kursi dan duduk di atasnya. Mata kecilnya tak beralih dari wajah Jiae yang mempesona bak bidadari malam ini. Namun egoismenya yang tinggi, memaksa Yoongi untuk menyembunyikan binar kekaguman di matanya. Bahkan bibir yang sangat ingin tersenyum menatap wajah ayu itu juga ia tekan kuat, agar tetap tampil datar.
"Tidak. Aku baru saja datang," balas Jiae dengan suaranya yang terdengar begitu indah memasuki gendang telinga Yoongi.
"Tadi itu..."
"Kim Jongin. Mantan tunanganku."
Ucapan Jiae tersebut, meski dilontarkan dengan nada biasa dan wajah santai, tetapi berhasil membuat Yoongi terhenyak.
Kim Jongin? Mantan tunangan? Itu artinya... dia laki-laki yang seharusnya menikahi Jiae?
"Dia?" Yoongi menatap Jiae dengan salah satu alis yang melengkung.
Jiae mengangguk kecil, kemudian menatap Yoongi dengan penuh pengertian. Bahkan, senyuman wanita itu terbit. Yoongi tak mengerti dengan apa yang Jiae pikirkan. Bagaimana bisa wanita itu tidak mendendam kepada siapa pun? Kepada dirinya, yang menyebabkan semua kekacauan terjadi. Dan kepada Kim Jongin, yang meninggalkannya hanya karena fisiknya tak lagi sempurna. Bukankah setidaknya, ia tidak bersikap seramah itu, kan?
"Kita belum memesan makanan," ucap Jiae, sangat jelas jika wanita itu mengalihkan pembicaraan.
Yoongi terdiam sejenak, menelisik lebih jauh raut wajah Jiae. Dan wanita yang masih menyandang gelar sebagai istrinya itu sangatlah santai. Jujur, hal itu justru membuat Yoongi bertanya-tanya.
***
Yang Yoongi tahu, Jiae adalah wanita yang tak banyak bicara dan jarang berekspresi ceria. Wanita itu senantiasa menampilkan ekspresi datar dan jarang sekali tertawa. Tapi setelah melihat interaksinya dengan Jongin tadi, Yoongi yakin, dulu Jiae adalah gadis ekspresif yang banyak tertawa. Entah mengapa, menyadari hal itu, hatinya terasa tercubit.
Tawa Jiae terenggut karenanya.
"Yoongi-ssi," panggil Jiae tiba-tiba. Membuat Yoongi yang sejak tadi memperhatikan Jiae, mengerjap salah tingkah.
"Ah, ya?" balas Yoongi sedikit terbata.
Jiae sedikit menghela napas seraya menatap Yoongi sebentar. Sampai akhirnya ia berbicara tenang, "Sebelumnya, aku ingin mengucapkan terimakasih." Mendengar pernyataan Jiae, alis Yoongi terangkat dengan sebelah mata menyipit. "Aku berterimakasih, karena meskipun kau enggan, kau tetap menerima pernikahan ini dan menampungku di rumah keluargamu."
Yoongi masih menyimak apa yang Jiae ucapkan. Ia akan membiarkan wanita itu menyelesaikan apa-apa saja yang ingin ia sampaikan padanya. Karena, sejak awal Yoongi juga tahu, Jiae tidak mungkin mengajaknya makan malam bersama apabila tidak ada yang ingin Jiae sampaikan.
Kedua bola mata Jiae menatap lurus beef yang tengah ia potong. Namun, kekosongan sangat kentara terpancar di sana.
"Juga, aku ingin meminta maaf. Aku belum bisa menjalankan kewajibanku sebagai istri dengan baik."
Jiae menyuapkan potongan beef-nya ke dalam mulut, dan mengunyahnya perlahan. Lantas, Jiae mendongak begitu tak ada respon apapun dari Yoongi.
"Yoongi-ssi. Kurasa, kau sudah bisa mengurus surat perceraian mulai sekarang."
Tiba-tiba saja, sekujur tubuh Yoongi terasa menggigil. Senyuman lebar yang Jiae tunjukkan saat mengatakan kalimat itu, membuat jantungnya terasa terhempas dari ketinggian tak terhingga.
Bercerai? Bukankah itu keinginannya yang terbesar selama ini? Tapi mengapa ketika waktu itu tiba, Yoongi merasa oksigen tiba-tiba terserap habis dari atmosfer? Jantungnya berdebar sangat keras, sehingga menyakiti dadanya.
"Surat perceraian?" gumam Yoongi sangat lirih. Ia lantas menatap Jiae yang masih menatapnya dengan senyuman lebar. "Ah, ya. Tentu, aku akan segera mengurusnya." Yoongi membalas datar. Egonya memaksa untuk tetap tenang dan memaksa berpikir bahwa semua memang seharusnya berjalan seperti ini.
Yoongi kembali memfokuskan pandangan pada makanannya. Senyuman manis Jiae itu, justru menjadi racun mematikan ketika hadir di momen seperti ini.
Jiae juga lantas kembali terdiam, menghabiskan makanannya. Atmosfer yang dingin terasa semakin dingin. Dan Jiae tidak menyadari, Yoongi bahkan merasa beku di dalam sana.
***
"Kurasa, gaunmu sangat tidak cocok dipakai di awal musim dingin seperti ini," gumam Yoongi, berjalan di sisi Jiae menuju keluar kafe.
Lelaki bermata minimalis itu menghentikan langkah, membuka mantelnya dan berjalan cepat menyusul Jiae kembali. Kedua tangannya terentang di belakang tubuh Jiae, menyampirkan mantel di bahu wanita itu.
"Eh? Kau tidak perlu melakukan ini. Aku..."
"Tidak akan lama lagi, kita bercerai. Tidak ada salahnya aku memperlakukanmu dengan lebih baik," potong Yoongi, yang kemudian berjalan cepat ke dalam mobil, meninggalkan Jiae yang bergeming di belakangnya.
Yoongi memejamkan mata sejenak, setelah duduk di balik kemudi. Saat menatap Jiae yang berjalan di luar sana, darahnya berdesir panas dengan jantung berdenyut nyeri mengingat pembicaraan mereka tadi.
Cerai... Bercerai. Sebentar lagi mereka akan bercerai. Namun, Yoongi merasa, ada yang hilang dari salah satu bilik hatinya.
Aku mencintai Nayeon, kan? Lantas kenapa aku harus kesakitan saat ini? Lantas kenapa aku harus tak rela seperti ini? Dan kenapa aku malah... tak ingin melepaskan Jiae?
Yoongi kembali menatap Jiae yang berjalan dengan kruk, sehingga mantel yang tadi ia sampirkan di pundaknya terjatuh. Tanpa berpikir lama, Yoongi turun dan berlari menghampiri Jiae.
"Pakailah dulu," ucap Yoongi.
Dilepaskannya dahulu kruk Jiae, dan menyimpannya di mobil. Kemudian seperti seorang asisten yang sudah terbiasa memasangkan mantel untuk atasannya, Yoongi membantu Jiae memakai mantel miliknya yang kebesaran di tubuh mungil Jiae. Ia bahkan membantu mengancingkan seluruh kancingnya dari bawah hingga atas.
Insting alaminya membawa Yoongi untuk menarik tengkuk Jiae ke hadapannya. Kemudian, selang beberapa detik, bibir tipisnya bertemu dengan bibir lembut Jiae yang dingin. Yoongi memejamkan mata, menyapu bibir Jiae dengan bibirnya sebentar.
Aku menciumnya. Aku... benar-benar sudah hilang akal karena wanita ini.
Pertemuan dua bibir yang singkat, hanya berselang beberapa detik. Namun berkat detak jantung keduanya yang segera bekerja sangat keras setelah ciuman itu, kehangatan segera menjalari tubuh keduanya.
Senyum miring Yoongi terbit, begitu menatap wajah shock Jiae. Ia sendiri sebenarnya tak percaya dengan apa yang terjadi, tapi Yoongi cukup cepat menguasai diri. Sebelum wanita itu terjatuh di atas jalan beraspal yang dingin, Yoongi segera mengangkat tubuh Jiae dan memasukannya ke dalam mobil.
"Maaf, aku mengejutkanmu," bisik Yoongi setelah ia stand by di kursi kemudi. Kemudian, dengan senyuman yang berusaha Yoongi kulum, ia melajukan mobil dan membawa raga keduanya berpulang ke rumah.
***
Authornya auto nyanyi lagu Punch - Kiss Me😅😅
Maaf, Yoongi khilaf. Atau mungkin authornya yang khilaf bikin scene ini😂😂