Catatan Hati Seorang Istri Pr...

By NhieaWidjaja

369K 17.5K 1.1K

(Khusus 18+ harap bijak memilih bacaanmu ya!) Menjadi seorang istri prajurit tidaklah mudah, harus siap denga... More

Welcome to Asrama Batalyon TNI AD
Persit Baru
Persit Baru (2)
Giat Pertamaku
Ujian Pertama
LDR (Part 1)
LDR (Part 2)
LDR (Part 3)
Pertemuan
Yang Dinanti
Telat???
dr Sp. OG 😩
LDR Lagi
Home Alone
Home Alone - Part 2
You're Not Alone
We're Strong Wife!
Sahabat
Hobi Baru
Shopping Time!
Ruang Rindu
We're Strong Wife! 2
Cepatlah Pulang
Surprise!!!
Ramadhan Pertama
Ibadah Terindah
We're Strong Wife 3
Aku Siap!!!
Pergilah, Aku Tak Apa
Kita Bersaudara
The First Year
My First Anniv
Sahabat 2
Kesabaran & Ikhtiar
Sebuah Titipan
Kehamilan Terindah
Bertahanlah!
Jangan Pergi...!!!
Ikhlas
The Last Friendship
Menunggu Kelahiran
Persalinan yang Mencemaskan
Nyeri
Ibu yang Tak Sempurna
Broken Heart💔 Part 1
Broken Heart💔 Part 2

Cinta Halal

6.9K 334 34
By NhieaWidjaja

Allah SWT berfirman:

بسم الله الرحمن الرحيم

وَمِنْ اٰيٰتِهٖۤ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْۤا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً  ۗ  اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ...

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."
 [QS. Ar Rum 30:21]

*****

Mas Aji pov

Alhamdulillah...
Ini kali pertama aku dan istriku tercinta menjalani ibadah wajib di bulan Ramadhan bersama.

Sangat bersyukur, dikala anggota atau leting lain sibuk dalam tugasnya dan harus rela berjauhan dengan istri dan anak mereka selama beribadah puasa yang hanya berlangsung setahun sekali ini.

Kalau dipikir lagi, dulu jaman bujang saja sudah begitu membosankan melalui Ramadhan setiap tahun sendirian tanpa ibu, bapak juga keluarga besar. Harus menyiapkan sahur sendiri (itupun kalau tak terlewat) dan berbuka bersama di masjid. Benar - benar menjenuhkan!

Dan pastilah bisa ditebak seberapa bahagianya aku kali ini.

Yaa walaupun saat sahur pertama aku harus mengalah karena tidak mendapat bonus darinya demi makanan hangat yang sudah ia sajikan. Dan aku harus bertahan selama seharian penuh tidak berdekatan dengannya karena bagiku godaan terberat puasa kali ini adalah dirinya.

Maka dari itu aku benar - benar sangat menjaga jarak darinya. Sengaja aku pulang istirahat siang usai berjama'ah dzuhur di masjid jadi ketika sampai di rumah aku melihatnya sudah tidur di kamar dan saat jam itu habis aku segera kembali ke kantor. Lalu saat mendekati maghrib aku baru pulang ke rumah. Hmmm...tak tega, tapi demi ibadah wajib ini benar - benar bisa dilaksanakan dengan khusyuk aku rela untuk sementara menjauh darinya beberapa saat.

Dan saat tiba di rumah, ia nampak begitu cekatan menyiapkan menu berbuka kami. Ia juga tidak terlihat kerepotan sama sekali, rumah tampak bersih, kamar tertata rapi dan ia pun sudah terlihat rapi juga cantik dengan gamis harian yang biasa ia kenakan ketika hendak keluar rumah.  Yaaa..... Istriku begitu cantik, lebih cantik lagi jika ia memakai jilbab panjangnya dan sesekali tersibak karena tertiup angin. Astaghfirullah! Aku lupa jika masih berpuasa sekarang.

Mas Aji pov end
.
.
~~~~~
.

"Mas, buruan mandi sana! Bau tauk! Keringetan basah kayak gitu, abis ngapain sih?" Aku melihat di sekujur tubuhnya penuh keringat karena ia seperti mulai menggodaku dengan bertelanjang dada.

"Tadi abis lari sore, bentar lagi yaa masih gerah." ucapkan dengan nada merayu. Ia menuju dapur dan mengibas - ngibas kipas tangan, souvenir pernikahan milikku.

"Mas, udah jam 5 lewat. Entar telat ke masjid lho!?" tanganku masih sibuk menyajikan makanan berbuka di ruang tivi.

"Iyaa sayang," lalu ia segera masuk kamar mandi tanpa membawa handuknya.

Kebiasaan buruk yang sekarang selalu menghantuiku. Dan saat selesai mandi, ia akan membuka sedikit celah pintu dan memanggilku,

"Yaaaaaaank, handuk dong? Mas lupaaaaa!" nampak separuh wajahnya dari balik celah itu dengan terkekeh.

"Hmmm.....sampe kapan mau lupa terus sih?" aku mengulurkan handuk marun ke celah pintu kamar mandi.

"Makasih ya sayang," beberapa menit kemudian ia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuknya dan tersenyum nakal.

"Ayo buruan ganti baju! Bentar lagi adzan,"

"Iya sayang! Ih kok jadi galak gitu sih?"

"Bukan galak. Tapi mas itu tau gak dari tadi aku udah nahan diri supaya gak gangguin mas, jadi mas jangan gangguin juga dong!"

"Hehehe... Ngempet tow?"

"Dah cepetan sini, ada yang mau aku sampaikan ke mas."

Ia pun dengan cepatnya mengenakan baju koko dan sarung yang sudah kusiapkan tadi saat ia mandi. Lalu duduk bersila di sampingku di depan hidangan berbuka.

Allaaaaaahu akbar!
Allaaaaaaaaahu akbar!

"Alhamdulillah! Baca basmallah dulu baru buka pake minuman yaa! Bismillah,"

Aku menyediakan dua gelas air putih dan juga teh jahe hangat dan ia memilih untuk berbuka dengan air putih lali teh hangat.

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

Artinya:

"Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah (jika Allah menghendaki)." (H.R Abu Dawud).

"Aamiin..." ucapku menjawab doanya.

Ia pun mengambil mangkuk berisi bubur kacang hijau sebagai pembuka makanan berat. Setelah beberapa suapan ia pamit untuk berjama'ah maghrib di masjid.

Tidak sampai setengah jam, ia pun kembali ke rumah dan siap menyantap menu berat buka puasa kami.

"Tadi mau cerita apa?"

"Eh iya, hampir lupa. Hehehe..."

"Hmmm...."

"Tadi waktu pengajian aku sempet tanya sama ustadzah....."

"Soal apa?"

"Hmmm..........soal......batasan apa aja yang diperbolehkan saat bergaul antara suami istri di waktu berpuasa,"

" Uhuuuuk! Ehm...."

"Hati - hati maemnya, mas! Kok sampe keselek gitu? Minum dulu ini," aku mengulurkan gelas berisi air putih di depannya.

"Kok bisa sih kamu nanya begituan?"

"Ya gak papa tow mas! Itu 'kan juga ilmu, belum tentu ibu - ibu pengajian pada tau soal itu,"

Ia menarik nafas panjang, "Trus jawaban ustadzah apa?"

"Katanya, batasan bergaul saat berpuasa antara suami istri itu ya cuma dilarang bersetubuh aja. Jadi kalo bersentuhan, peluk, cium pipi, mesra - mesraan di kamar, semuanya boleh, kecuali itu."

"Yang bener?" ia menatapku sesaat dengan wajah terkejut.

"Hhh'mmm...." Aku mengangguk kalem.

"Lhaa nanti kalo tiba - tiba kepingin gimana gara - gara adek ngelendot trus?"

Aku menepok jidat, "Masyaa Allah! Emang nyetrum banget yaa?"

" Ya iyalah! Setrummu itu berapa tegangannya sih, sampe bikin mas meriang dari shubuh tadi?"

"Hihihi....kalo mas mau tau tegangannya bisa sampe 1 juta volt!"

"Hmmm.....ngeri!"

"Hahahaha....udah ah! Ini mau tambah lagi apa gak? Kalo sudah, biar aku bereskan."

"Hmmm gara - gara adek nie mas jadi kalap makan,"

"Hihihi.... Bilang aja laper dan masakannya enak, iya kan?" aku mengedip - ngedipkan mata.

"Iya, yaa lumayan lah! Alhamdulillah, gak buka puasa di warung,"

Lalu, aku mencubit lengan kekarnya yang keras karena ia terus saja menggodaku.

Tak pernah terbersit di benakku jika pernikahan yang ku jalani akan seindah ini. Yaa melebihi indahnya pacaran tanpa status halal tentunya. Bahkan di saat berpuasa pun, kami masih diijinkan untuk menebar kasih sayang tanpa batas. Walaupun sebenarnya itu sangat menggoda sekali untuk berjima' baginya. Tapi, kami selalu saling mengingatkan untuk memperbanyak ibadah sunnah, seperti bertadarus, khatam qur'an, sodaqoh, dan mengurangi diri dari hal - hal yang kurang bermanfaat.

"Yank!" suara lembutnya memanggilku. Ia sudah memposisikan tubuhnya di atas kasur busa yang ditutupi selimut tebal di atasnya. Dan nampaknya ia tak berpakaian.

"Bentar ya, aku pake cream malam dulu!"

"Gak usah pake gituan wes, pahit rasanya!" wajahnya berubah sedikit masam.

"Lho kok bisa?" Aku menoleh padanya.

"Wes tow, sini cepetan!"

"Tumben jam segini ngajak tidur?"

"Ih! Komplen mulu, yawes kalo gak mau," seketika ia mengubah posisinya membelakangiku.

"Yaaaaa....pake ngambek lagi! Nie pak Tara bisa juga ya bergaya ala bayik,"

"Ssssssstttt!"

"Iya iya.... Ini udah selesai kok," aku menghampirinya dan menidurkan tubuhku perlahan di sampingnya. Lalu, hap!

"Iiiiih.... Apaan sih? Manja banget! Hmmm.... Mau yaa? Yang tadi shubuh tertunda 'kan? Hehe..." lengannya merengkuh erat tubuhku.

"Hmmmm," ia menaik - turunkan alisnya dengan tatapan menggoda.

"Emangnya gak capek?"

Ia menggeleng.

"Okelah!"


To be continued

*****

Salam rindu dari author ya my lovely readers.

Mohon maaf karena ketidakpastian & keterlambatan part ini yang diluar keinginan author 🙏🙏🙏

Ada banyak hal yang bisa saja terjadi tanpa kita inginkan dalam keseharian yang kelihatannya biasa - biasa saja.

Mohon doanya yaa, sy sedang masa terapi karena tiba - tiba mendapat ujian dari Allah. Sy juga mendoakan utk rekan pembaca semua yang sedang mengalami ujian apapun, yang sedang sakit, masalah keluarga, sekolah/kuliah, dll, moga kita segera mendapat pertolongan dan kesabaran dari Allah. Swt. Aamiin 😇😇

Terima kasih banyak atas vote & support kalian atas cerita ini.

Salam sayang dari author yaa❤❤

Wassalam....

Continue Reading

You'll Also Like

846 52 20
Sadewa dipaksa ibunya untuk menikahi Gemi Nastiti, gadis desa yang bertampang biasa dan sederhana. Sementara di ibu kota, lelaki itu sudah memiliki s...
1.2K 121 37
°°°°° Kehidupan Kanaya Alisha Pramudya berubah ketika harus menerima permintaan neneknya yang ingin melihat cucu perempuan satu-satunya menikah. Kana...
32.1K 1.6K 47
Hallo, Makasih yah buat yang udah tap ceritaku ini. Cerita ini murni buatan aku sendiri. Tidak sama dengan cerita manapun. Cerita ini menjelaskan kis...
53.1K 7.5K 38
Bertemu dengan Polisi tampan dan muda mungkin bagi sebagian orang sebuah anugerah, tapi tidak untuk Dineshcara Gantari Mahika atau biasa dipanggil In...