Rasanya aneh, ketika Rene berjalan menyusuri bandara dengan menarik koper dan dia melihat Viona melambaikan tangan. Di dimensi kedua, Viona adalah musuhnya tapi tak menampik jika di dimensi pertama ini, Viona adalah satu-satunya sahabat yang Rene punya. Sahabat yang selalu setia berada di sisinya.
Rene mengingat, dia melihat tanggal, bulan, dan tahun yang tertera sekarang. Dari sana, Rene menyimpulkan, bahwa perbedaan waktu antara dua dimensi sangat berbanding jauh. Satu hari di dimensi pertama maka satu tahun di dimensi kedua. Yang berarti, Rene sudah 6 tahun di dimensi kedua dan hanya menghilang 6 hari di dimensi pertama.
Hal ini sangat mencengangkan, Rene sudah melalui akan banyak hal tapi dirinya kembali ke usia saat masih 28 tahun. Ketika Putranya, mungkin saat ini juga baru berusia 5 tahun.
"Rene! Di sini! Di sini!"
Rene tersenyum, dia mempercepat langkahnya ingin menghampiri Viona hingga seorang bocah dengan Hoodie yang berjalan berlawanan arah, tidak sengaja menabraknya. Rene panik, dia membantu bocah laki-laki itu untuk berdiri dan sekarang, Rene yang membatu, bahkan bocah itu juga ikut membatu melihat wajah Rene.
"Mama?"
"Ezekiel?"
Keduanya tiba-tiba melepas koper masing-masing dan memeluk dengan begitu erat. Air matanya menetes tiada henti, dia tidak menyangka, jika putranya akan tetap berusia 11 tahun, hanya dirinya saja yang masih menetap di usia 28 tahun. "Anakku," dan Rene sangat bahagia ketika Ezekiel mengingat tentang dirinya.
"Tuan muda!"
Ezekiel enggan melepas, tapi dia terpaksa melepaskan dan berbalik badan. Rene melihat seseorang berlari mendekat, "Tuan muda, apa yang Anda lakukan?"
"Bibi, aku bertemu dengan Mama! Lihat! Ini Mamaku!"
Rene tersenyum tapi aneh melihat wanita itu malah menatap sendu pada Ezekiel, "Tuan muda. Apa Tuan muda lupa? Mama Anda sudah meninggal enam tahun lalu,"
Deg.
Meninggal? Ibu Ezekiel meninggal? Itu artinya, Ezekiel bukan benar-benar mengingatnya tapi hanya menyangka jika dirinya adalah Ibu dari bocah itu. Ketika Ezekiel mendongak menatap Rene yang juga menatapnya, "Ini Mamaku!"
"Tuan muda, jangan begini." Bibi pelayan menatap Rene, "Nyonya. Maafkan Tuan muda saya, beliau memang tengah merindukan Ibunya. Kebetulan, Nyonya memiliki wajah yang sangat mirip dengan Ibu dari Tuan muda. Sekali lagi, saya mohon maaf, Nyonya. Kami permisi,"
Bibi pelayan membawa Ezekiel pergi menjauhi Rene yang terus menatap punggungnya, "Anakku. Aku memang Ibunya, tunggu Mama, Nak. Mama akan memilikimu kembali,"
"RENE!"
Ah iya, Viona. Rene mengambil kopernya lalu mengerutkan kening, "Astaga! Di mana koperku?!"
"RE! RENE!!"
"IYA SEBENTAR!"
***
"Tuan muda, Anda membawa koper siapa?"
Ezekiel menatap koper di tangannya dengan satu alis terangkat, "Koper aku. Bibi yang bawa koper siapa?"
"Astaga!" Bibi tersentak kaget, melihat dirinya salah menarik koper. Ini pasti koper wanita yang mirip dengan mendiang Nyonya tadi di bandara dan melihat koper itu, Ezekiel tersenyum penuh arti.
"Bibi mengambil koper Mama─ ekhem, maksudnya, Bibi mengambil koper Tante yang tadi di bandara kah?"
"Sepertinya iya, Tuan muda. Bibi akan meminta Pak Vino untuk mencari tahu siapa wanita yang tadi kita temui di bandara, biar kopernya bisa segera di kembalikan."
"Kalau begitu, kopernya simpan di kamarku saja!"
Ezekiel merasa seperti akan mendapatkan kesempatan untuk bertemu wanita yang memang sangat mirip dengan Mamanya, dia pun masuk ke dalam kamarnya dengan membawa koper milik wanita tadi di bandara. Dia berjalan menuju tepi ranjang, duduk di sana dan mengambil figura foto di atas nakas.
Ada foto seorang wanita yang cantik di samping seorang pria yang menggendong anak laki-laki berusia 4 tahun, "Mama. Tadi aku melihat wanita yang sangat mirip dengan Mama, tidak apa-apa kan jika aku menginginkan wanita yang mirip dengan Mama untuk menjadi Mamaku? Dari pada Papa menikah dengan pelacur itu, aku akan habis di maki-maki olehnya setiap hari."
Ezekiel mengecup lama foto Mamanya, "Aku menyayangi Mama! Love you, Mama."
Setelah itu, Ezekiel tertidur sambil memeluk foto Mamanya.
***
"Kau benar-benar sialan, Rene! Kenapa kau tiba-tiba ngilang?! Katanya mau jemput aku tapi bisa-bisanya kau tidak datang dan aku menunggu berabad-abad! Lalu saat mengabari, bisa-bisanya sudah ada di Malaysia dan akan pulang ke sini!"
Rene memijat pelipisnya, kopernya tiba-tiba hilang, Viona terus mengomel, aih. Kenapa hari pertamanya kembali harus seperti ini? Menyebalkan, "Bisa diam tidak? Koperku hilang!"
Pertama kali ke dimensi kedua, mobilnya yang hilang dan sekarang, kopernya yang hilang. Betapa mirisnya hidup Rene, "Baiklah-baiklah. Maafkan aku, bagaimana kalau kita makan di tempat enak? Aku sudah mendapatkan full gaji bulan ini! Ayo kita foya-foya!"
Rene tertawa kecil, dia pun mengangguk dan pergi ke yang katanya restoran mewah bersama dengan Viona. Sesampainya di sana, keduanya memesan begitu banyak menu, sebenarnya hanya Viona yang memesan banyak, Rene hanya memesan nasi goreng karena dia memang sedang lapar.
Di tengah obrolan, Rene kebelet. Dia pergi ke toilet, menuntaskan keinginan dan membasuh wajahnya. Dia melihat wajahnya yang tidak berubah sama sekali dan saat akan keluar kamar mandi, Rene menunda sejenak. Dia mendengar apa yang di katakan seseorang di depan, mereka seperti sedang memperdebatkan beberapa hal.
"Berhenti mendekatiku,"
"Lucas, kita akan segera menikah, tidak bisakah kau membuka hati untukku?"
"Tidak bisa!"
Jantung Rene berdebar keras, Lucas? Apa Lucas yang sama dengan suaminya di dimensi kedua? Rene menggigit bibir bawahnya tapi dia dengan cepat menggeleng, nama Lucas bukan hanya ada satu di dunia ini tapi ada banyak. Dia pun menarik napas dan mengembuskan perlahan, sebelum berjalan keluar yang di mana, tangannya tiba-tiba di tarik hingga punggungnya membentur dinding tidak terlalu kuat.
"Aku memiliki wanita yang aku cintai,"
Cup.
Rene membatu, dia tidak berkedip melihat wajah Lucas dari dekat bahkan merasakan bibir proporsional itu menyentuh bibirnya. Apa yang Rene rasakan sama seperti Lucas, Lucas hanya berinisiatif ingin membuat wanita yang terus mengejar-ngejar dirinya agar kapok dan tidak datang lagi. Tapi Lucas tidak menyangka, jika yang tidak sengaja dia cium adalah .... Istrinya?
Lucas menjauhkan bibirnya dari depan bibir Rene, "Sayang?"
Jantung Rene semakin berdebar keras, dia menatap wajah tampan Lucas dari jarak yang sangat dekat seperti ini. Apa Lucas mengingat tentang dirinya? Atau Lucas akan sama seperti Ezekiel?
"L-Lucas?"
"Ya, sayang? Akhirnya! Aku tahu, kamu tidak mungkin meninggalkan aku!"
Kali ini, Lucas kembali mencium bibir Rene namun dalam keadaan sadar hingga ponselnya berbunyi. Lucas terpaksa menjauh, dia juga baru menyadari jika wanita yang sejak tadi mengejar-ngejar dirinya, telah pergi.
"Tuan, Anda tidak lupa kan jika hari ini hari peringatan kematian Nyonya?"
Lucas langsung menatap Rene yang menunduk dengan meremas jemarinya sendiri.
"Aku tidak akan lupa," dia bicara tapi matanya terus menatap ke arah Rene yang tidak berani mendongak.
"Baik, saya menunggu di pemakaman, Tuan."
"Ya, aku tutup."
Tut.
"Siapa namamu?"
Loh? Tadi panggil sayang, sekarang bertanya nama. Rene pun mendongak, dia sudah tahu, Lucas pasti sama seperti Ezekiel yang menyangka dirinya bagian dari pria itu di dimensi pertama ini padahal hanya suatu kebetulan yang membuat mereka begitu mirip.
"Rene, Irene Jossi."
***
Hayo loh, siapa tuh istrinya Lucas di dimensi pertama??
Kira-kira, Rene tetap akan bersatu sama Lucas ga yaa??
Ih kalian penasaran gaa??
Tokoh yang udah mati di dimensi kedua, masih hidup loh di dimensi pertama. Xixi
Contohnya, kayak Gio.
Yok, 200 komentar untuk double up!!!
Bye sayang!