Istri Kecil Tuan Aksara (End)

By CivaAngela

513K 18K 257

"Saya seakan berdosa, sudah menikahi gadis belia seperti kamu." Aksara Putra Dewana More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 59
Bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
Bab 70
Bab 71
Bab 72
Bab 73
Ending
Extra Part

Bab 58

5.2K 193 2
By CivaAngela

"Assalamu'alaikum, Ila." Bian jongkok di depan sebuah batu nisan yang bertuliskan nama Mila Arini. Dengan memegang sebuah botol akua dan satu bucket bunga mawar putih, yang tak lain adalah bunga kesukaan Ila sendiri.

"Gue dateng, Il, gak kerasa udah lima tahun berlalu! Gue udah balesin kejahatan yang dilakuin papa gue, Il. Dan akhirnya, papa gue juga pergi." Bian terkekeh miris mengingat bagaimana kejinya papanya terhadap Ila dan orang tua Ila.

"Lica pergi, Il! Gue udah cari Lica, tapi gue gak ketemu sama dia, Il. Gue kangen sama Lica! Entah kek mana keadaannya sekarang," ucap Bian dengan suara yang lirih.

"Gue sendiri, Il ... gue kesepian! Gue gak ada tempat untuk curhat, maafin gue atas sikap kasar gue ke lo dulu, Il. Gue kangen lo dan Lica." Bahkan saat menjenguk Ila, pikiran Bian tetep mengingat Lica.

"Besok gue pergi ke Eropa, Il. Karna ada sebuah bisnis yang harus gue jalanin! Jadi maaf kalau gue gak jenguk lo untuk beberapa hari ke depan! Tapi lo tenang aja, gue bakal nyuruh Jordan untuk jenguk lo." Akhirnya, setelah begitu lama berceloteh di depan makam Ila. Bian pun pergi dari situ, tapi tidak lupa memberikan doa untuk Ila.

'Semoga lo masuk surganya Allah, Il. Gue pamit yah?'

***

"Papi! Kata opah besok Papi pergi ke luar negri yah?" tanya Tia dengan semangat, ke arah Aksara yang sedang sibuk dengan laptopnya.

"Papi! Denger gak, yang Tia bilang? Tia dari tadi ngomong loh," ucap Tia dengan nada yang kesal ke arah Aksara.

"Diam! Kamu bisa diam tidak? Jangan ganggu urusan saya!" Tia kaget mendengar Aksara membentak dirinya. Hingga membuat anak kecil berumur lima tahun itu menundukkan kepalanya.

"Maaf, Pi ...."

"Aksara!" Tiba-tiba Ayana masuk ke dalam kamar Aksara dengan membawa secangkir teh hangat dan juga beberapa potong pai.

"Makan dulu, Nak! Kerja mulu kamu dari tadi." Ayana mengomeli Aksara yang terlalu fokus dengan kerjaannya, tanpa memikirkan bagaimana kesehatannya.

"Tanggung, Ma! Bentar lagi siap." Bahkan mengatakan itu saja, Aksara tidak melihat ke arah Ayana, hingga membuat Ayana menggelengkan kepalanya jengah. Lalu Ayana melihat ke arah Tia yang menundukkan kepalanya hingga Ayana menatapnya sinis.

"Buat apa kamu di situ? Mau ganggu anak saya?" ucap Ayana dengan nada yang judes ke arah Tia.

"E--enggak, Oma! Tia cuma nanya besok papi ke luar negeri? Udah itu doang," ucap Tia dengan nada yang terdengar menahan tangis.

"Bukan urusan kamu! Pergi ke kamar kamu. Jangan mengurus, urusan orang dewasa!" sentak Ayana dengan suara tegas, hingga membuat Tia langsung keluar dari kamar Aksara.

"Anak dari wanita murahan! Tidak pantas ada di rumah ini!" ucap Ayana dengan emosi.

"Sudah lah, Ma. Aku males ngurus urusan kek gitu! Mending Mama keluar, biarin aku selesain urusan aku." Mendengar ucapan dingin Aksara, membuat Ayana mau tidak mau, akhirnya keluar dari kamar Aksara.

Mata Aksara melihat ke arah sebuah foto pernikahan yang menampilkan dirinya dan Lica, lima tahun yang lalu.

"Saya besok pergi ke luar negri, tapi saya tidak bakal lupa untuk tetap mencari kamu, Lica!"

Di lain tempat, Lica sibuk membereskan perlatannya untuk melakukan sesi foto besok pagi. Dan tiba-tiba Netha masuk ke dalam kamarnya dengan wajah yang bisa dikatakan begitu menyedihkan.

"Kenapa lo, Tha?" tanya Lica dengan menaikkan sebelah alisnya ke arah Netha.

"Huwaaaa ...! Lica, gue ditolak." Tangis Netha pecah saat itu juga, hingga membuat Lica menjadi panik melihat kakak sepupunya itu menangis.

"Maksudnya apa? Ditolak apa?" tanya Lica dengan tidak mengerti, tapi mencoba menenangkan Netha yang histeris.

"Gue ditolak cogan!" teriak Netha dengan tragis, hingga membuat Lica membulatkan matanya. Lalu menarik HP yang ada ditangan Netha dan melihat siapa orang itu.

Setelah melihatnya, Lica menatap Netha dengan sinis.

"Om Burhan?"

Tbc
Jangan lupa vote dan follow wp author ✌

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.7M 319K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
907K 13K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
565K 21.8K 35
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
2.7M 132K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...