MY PETER PAN [END]

By storiisar

270K 18.8K 565

-Raphael hadrian darmawan- Seorang cowo yang berprofesi sebagai ceo diperusahaan DARMAWAN. Memiliki wajah tam... More

E X T R A P A R T
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA SATU
DUA DUA
DUA TIGA
DUA EMPAT
DUA LIMA
DUA ENAM
DUA TUJUH
DUA DELAPAN
DUA SEMBILAN
TIGA PULUH
TIGA SATU
TIGA DUA
TIGA TIGA
TIGA EMPAT
TIGA LIMA
TIGA ENAM
TIGA TUJUH
TIGA DELAPAN
TIGA SEMBILAN
EMPAT PULUH
EMPAT SATU
EMPAT DUA
EMPAT TIGA
EMPAT EMPAT
EMPAT LIMA
EMPAT ENAM
EMPAT TUJUH
EMPAT DELAPAN
EMPAT SEMBILAN
LIMA PULUH
LIMA SATU
LIMA DUA
LIMA TIGA
LIMA EMPAT
LIMA LIMA
LIMA ENAM
LIMA TUJUH
LIMA DELAPAN
LIMA SEMBILAN
ENAM PULUH
ENAM SATU
ENAM DUA
ENAM TIGA
ENAM EMPAT
ENAM LIMA
ENAM ENAM
ENAM TUJUH
ENAM DELAPAN
ENAM SEMBILAN
TUJUH PULUH
Iklan
TUJUH SATU
TUJUH DUA
TUJUH TIGA
TUJUH LIMA
TUJUH ENAM
TUJUH TUJUH
TUJUH DELAPAN
TUJUH SEMBILAN
DELAPAN PULUH
DELAPAN SATU
DELAPAN DUA
DELAPAN TIGA (TAMAT)

TUJUH EMPAT

2K 122 0
By storiisar

"halo bunda" sapa Karisha mengabari bunda ketika dirinya sudah sampai di Surabaya.

"halo sayang gimana perjalanannya lancar?"

"alhamdulillah lancar bun, sekarang udah sampai dirumah budhe"

"ahh syukurlah kalau begitu, kamu jangan lupa istirahat yang cukup"

"siap bunda. Bunda kalau gitu aku tutup dulu ya telpon nya soalnya mau istirahat dulu"

"iya sayang, sehat-sehat ya disana"

"iya bunda dan ayah juga ya"

"dan juga El" batin Karisha

"iya sayang"

Tutttt

Karisha yang lagi-lagi kepikiran dengan El pun langsung mengacak-acak rambutnya.

"kenapa sih gue mikirin dia terus, gue ke Surabaya tuh mau buang semua pikiran tentang dia kenapa jadi makin kepikiran sih" gerutu Karisha.

"ayo Karisha pasti bisa move on, ayo lupain dia udah punya cewe"

Mengingat kejadian El dan Lisa membuat hatinya sesak kembali.

"lo hebat El bisa ninggalin bekas yang benar-benar sulit untuk dihilangin" senyum getir Karisha.

"Kar" panggil budhe masuk kedalam kamarnya.

"eh budhe, gimana udah mendingan?" tanya Karisha sambil menghampiri sang budhe untuk membantunya duduk.

"udah gk lemes kok badan budhe. Kamu ini kenapa?" tanya budhe sambil menatap kearah matanya.

"hah? gk kenapa-napa kok budhe" senyum Karisha berusaha meyakinkan sang budhe.

"budhe tahu kamu lagi gk baik-baik aja, kalau memang belum mau cerita gapapa ndok budhe gk maksa. Tapi pesen budhe kalau memang lagi ada masalah jangan lari, tapi hadapin" pesan budhe sambil mengelus rambutnya.

"engga lari dari masalah kok budhe cuman lagi istirahat aja, karena lari-larian sendiri ternyata cape" batin Karisha.

Mana mungkin dirinya berani mengatakan hal yang sebenarnya. Jika budhe dan mas Arya sampai tahu permasalahan ini yang ada mereka berdua langsung kecewa sama El.

"Kar" panggil budhe menyadarkan darinya dari lamunan nya.

"Eh iya budhe?"

Budeh pun langsung memasang senyumnya "makan siang dulu gih sana sama mas Arya"

"budhe gk makan?"

"budhe udah makan tadi, sekarang mau istirahat aja"

"yaudah ayo budhe Karisha anterin dulu kekamar"

Budhe pun mengangguk kan kepalanya.

"istirahat ya budhe" ujar Karisha sebelum dirinya keluar dari kamar budhe.

"iya ndok"

Ceklek

"ayo makan Kar" ajak mas Arya ketika dirinya sudah berada diruang makan.

"iyo mas"

"gimana kuliah mu disana? Rencananya disini mau kuliah yang mana?"

Karisha yang sedang mengambil nasi pun seketika berhenti, ia lupa belum mengatakan ke budhe dan mas Arya jika lebih memilih berhenti kuliah.

"mmm be--berhenti mas"

"hah maksud kamu?!" kaget mas Arya.

Karisha yang mendengar suara mas Arya sudah naik satu oktaf pun langsung menundukkan kepalanya takut.

"ka--karisha milih berhenti karena takut gk bisa bayar uang kuliah nya mas"

"kan ada mas yang bisa bayarin kuliah mu" ujar Arya sambil menarik nafasnya agar tidak marah ke Karisha.

"Karisha udah berjanji sama diri sendiri mas keluar dari rumah bunda Ginny dan ayah Rizal gk mau nyusahin orang lain lagi"

"tapi aku ini mas mu, udah jadi kewajiban aku biayain kebutuhan mu"

"makasih banyak mas tapi Karisha gk mau bergantung hidup lagi sama orang lain, Karisha mau berdiri pake kaki Karisha sendiri" senyumnya.

"emang kalau udah berhenti kuliah kamu mau ngapain?" tanya Arya

"aku mau cari kerja mas, terus kalau udah punya modal sendiri Karisha mau buka toko makanan terus kumpulin duit buat masa depan Karisha, budhe dan juga mas Arya"

Arya yang mendengar keinginan Karisha pun langsung mengacak-acak rambutnya.

"yaudah kalau itu memang keinginan kamu, mas cuman bisa mendukung"

"mmm.. tapi mas tolongin Karisha dong" ujar Karisha sambil memasang wajah memohonnya.

"apa?"

"bilang sama budhe kalau Karisha udah gk kuliah lagi, Karisha takut dimarahin sama budhe"

"itu keputusan kamu jadi kamu juga yang harus bilang sendiri ke ibu kalau kamu udah gk kuliah" senyum Arya.

"mas Arya mah" rengek Karisha.

Arya yang mendengar suara manja Karisha lagi pun langsung tertawa "udah lama ya kamu gk main ke sini, dulu mah masih cengeng"

"ish sekarang mah udah gk cengeng lagi mas, sekarang Karisha udah jadi wanita kuat!"

"sekuat hulk ya" canda Arya.

"ya masa Karisha warna hijau" cemberut Karisha.

Arya yang melihat itu pun langsung tertawa terbahak-bahak.

"udah udah ayo makan, dari tadi acara makan siangnya sampe ketunda"

"eh iya Karisha sampe lupa kalau mau makan siang"

Setelah selesai makan Arya pun pamit untuk ke kantornya lagi.

Memang jarak dari kantor Arya bekerja kerumah nya dekat, sehingga Arya lebih milih makan siang dirumah ketimbang beli diluar.

"bu aku pamit balik ke kantor ya" salim Arya ke sang ibu.

"iya"

Selepas kepergian Arya, Karisha yang baru selesai mencuci piring pun langsung masuk ke dalam kamar sang budhe.

"wes mangan?"

"sudah budhe"

Budhe yang sedang membaca buku pun langsung menatap wajah Karisha "ada yang mau kamu omongin ndok?"

Dengan cepat Karisha mengangguk kan kepalanya "ta---tapi Karisha takut"

"takut kenapa?" bingung Budhe.

"takut budhe marah" tunduk Karisha.

Budhe pun langsung memasang senyum nya "bicara saja ndok, budhe gk bakalan marah"

"Ka--karisha milih berhenti kuliah budhe" ungkap Karisha sambil meremas jarinya takut.

"kenapa berhenti?"

"Karisha takut gk bisa bayar uang kuliah, dan Karisha gk mau nyusahin budhe dan mas Arya"

"terus kalau tidak kuliah kamu mau ngapain ndok?"

"Karisha mau kerja aja budhe"

"yasudah besok budhe suruh mas Arya cariin kamu kerjaan" ujar budhe sambil tersenyum.

"budhe gk marah sama Karisha?!" kaget Karisha.

"itu sudah menjadi keputusan mu budhe gk bisa larang-larang. Kamu sudah dewasa pasti tahu mana yang terbaik buat dirimu sendiri"

"makasi banyak budhe, tapi Karisha mau cari kerjaan nya sendiri aja ya" mohonnya.

"yasudah, nanti kalau gk nemu suruh mas mu aja ya"

"siap budeh" senyum Karisha senang.

Ia pikir sang budhe akan marah kepadanya.

~ ~ ~

"El pulang" ujar El sambil masuk ke dalam rumah sang bunda.

Dengan cepat El berjalan menuju arah dapur, pasti disana ada bunda yang sedang menyiapkan makan malam.

"bunda" sapa El.

"hmm" jawab Ginny cuek.

El yang dijawab cuek seperti itu pun berusaha mengerti.

"El izin kekamar dulu ya bunda buat mandi" senyum El.

"sebentar lagi masalahnya bakalan selesai kok El, jadi bunda gk akan cuek lagi sama El" batinnya menyemangati.

Dengan cepat El menyelesaikan ritual mandinya dan bergegas kembali ke meja makan.

Ternyata dimeja makan sudah ada sang ayah.

"ayah udah pulang?"

"udah dari tadi siang, tapi ayah baru bangun tidur" cengir Rizal.

"ngobrol nya entar aja, sekarang ayo makan" ujar Ginny sambil menyendokan nasi untuk sang suami.

"oh iya El ayah mau minta tolong sama kamu" ujar Rizal tiba-tiba.

"apa yah?"

"perusahaan ayah yang di Aceh lagi ada masalah jadi ayah minta tolong banget buat kamu urusin perusahaan yang disana" mohon Rizal.

El yang mendengar itu langsung terdiam. Jika ia berangkat kerja ke luar kota kapan permasalahannya akan selesai.

"tapi yah--"

"kamu tetap harus profesional nak" peringat Rizal.

Hufttt

"berapa minggu yah?"

"dua minggu"

"hah?!" kaget El. Karena itu waktu yang cukup lama.

"kamu gk mau tolongin ayah?"

"iya mau yah" pasrah El.

"pokoknya sebelum dari Aceh harus cepat selesain permasalahan nya" tekad El.

"makasi nak, yaudah ayo makan"

Acara makan malam pun dimulai. Setelah selesai makan mereka semua langsung masuk kekamar masing-masing.

"ayah beneran percaya El bakalan bisa selesaiin masalah perusahaan yang di Aceh?" tanya Ginny ketika sudah berada di dalam kamar mereka.

"kerjanya El kan bagus bun, bunda jangan ngeraguin kemampuan El"

"bukannya ngeraguin kemampuan El yah, tapi El kan sekarang lagi ada masalah juga apa dia tetap bisa fokus kerjanya?" khawatir Ginny.

"bunda tenang aja, kita pantau El dari sini. Sebenarnya ayah juga penasaran apakah El tetap bisa kerja dengan profesional ketika dia lagi ada masalah pribadi"

"yaudah terserah ayah aja deh"

Sedangkan didalam kamar, El sedang memikirkan rencananya akan dilakukan hari apa.

"mending El telpon Uus dulu deh" gumamnya sambil mencari keberadaan handphone nya.

"Us"

"ya tuan"

"dua minggu kedepan saya mau ke Aceh us jadi rencana kita harus dipercepat"

"siap tuan"

"besok saya akan berusaha bikin janji sama Lisa di cafe, tapi saya akan usahain janjian nya di hari weekend biar keadaan cafe lagi rame-ramenya"

"siap tuan, nanti tuan kabari saya lagi saja hari nya kapan. Nanti saya akan beritahu yang lain"

"iya, terimakasih Us"

Tutttt

"berarti besok El harus pura-pura baik sama cewe licik itu!" tekad El.

"semoga besok gk keceplosan manggil Lisa jadi Ratu, bisa bahaya kalau dia sadar El udah tahu identitas aslinya" gumam El sebelum memejamkan matanya.

~ ~ ~

"den bangun den" panggil Surti membangun kan El.

Sekarang tugas bangunin El setiap pagi akan menjadi pekerjaan nya lagi.

"hoamm 5 menit lagi Kar"

"kar?" gumam Surti.

Surti yang paham maksud dari kata 'kar' pun langsung tersenyum-senyum sendiri.

"semoga den El dan neng Karisha berjodoh" doa Surti.

"den bangun den, ini bibi bukan neng Karisha"

"ehh"

Dengan cepat El pun membuka matanya. Dirinya sangat malu bisa-bisanya ia mengira jika yang membangunkan nya Karisha, padahal Karisha sudah pergi dari sini.

"maaf bu" ujar El sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"gapapa den, mandi habis itu sarapan ya den sudah ditunggu sama bapak dan nyonya"

"iya bu, 10 menit El udah dibawah"

Surti pun mengangguk kan kepalanya dan pamit untuk pergi kedapur lagi.

Dengan cepat El membuka lemari pakaian nya dan mencari stelan jas yang akan ia kenakan hari ini.

Ketika sudah menemukan jas mana yang akan ia pakai, El langsung masuk kedalam kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.

"udah ganteng deh" gumam El yang telah selesai memakai jas dan sedikit memberi pomade di rambutnya.

Dengan cepat ia turun kelantai bawah.

"pagi yah, bun" sapa El.

Ginny dan Rizal yang melihat penampilan El ada yang sedikit berubah pun langsung menaikkan alisnya bingung.

"ada acara nak?" tanya Rizal.

"mau kemana kamu?" tanya Ginny dengan nada yang sedikit sinis.

"mau berangkat kerja yah, bun"

"kok penampilan kamu ada yang beda ya" trawang Rizal.

El yang melihat itu pun langsung tersenyum senang "kegantangen El jadi makin bertambah ya Ayah"

Rizal dan Ginny yang mendengar itu langsung membekap bibir mereka seolah ingin muntah.

"ayah, bunda" rengek El.

Mereka yang melihat El seperti itu pun langsung terkekeh.

"sudah sudah ayo sarapan, ayah sudah lapar"

Acara makan pun dimulai, tidak lupa Bu Surti dan pak Ujang juga ikut sarapan bersama mereka.

"habis" ujar Rizal dan El secara bersamaan.

"bisa barengan gitu ngomongnya" kaget Ginny.

"ya lah El sama ayah kan satu hati"

"engga yah, setiap manusia punya hatinya masing-masing. El punya hati sendiri, ayah juga punya hati sendiri" ujar El memberitahu.

Rizal yang mendengar itu langsung kesal. Padahal maksudnya ia satu hati adalah satu keyakinan.

"terserah kamu aja lah El ayah mau berangkat kerja aja" pamit Rizal sambil mencium kening sang istri.

"hati-hati yah"

"El juga mau berangkat kerja ya bun" susul El berpamitan ke sang bunda.

"hmm" jawab Ginny dengan sengaja bersikap cuek ke El.

El yang lupa menanyakan sesuatu ke sang ayah pun langsung berlari menyusul nya.

"yah ayah" panggil El.

"apa nak?" tanya Rizal yang ingin masuk kedalam mobilnya.

"jadwal El berangkat ke Aceh nya kapan?"

"hari Minggu kamu berangkatnya"

El pun mengangguk kan kepalanya mengerti "oke deh yah"

"cuman itu yang mau kamu tanyain?"

"iya yah" cengir El.

"ayah pikir ada apaan, yasudah ayah berangkat dulu kamu bawa mobilnya jangan ngebut - ngebut" pesannya.

"siap yah"

El pun langsung berjalan menuju mobilnya, ia senang ketika mendengar jadwal dirinya berangkat ke Aceh hari Minggu.

"masih ada hari Sabtu buat menjalankan rencana ini" batinnya senang.

Dengan cepat ia menjalan kan mobilnya, semoga saja hari ini Lisa datang ke kantor.

Sesampainya didepan gedung kantornya El pun langsung berjalan kedalam.

"pak" sapa security.

"iya" balas El.

Ketika mau masuk kedalam lift tiba-tiba ada seorang perempuan yang berlari kearahnya.

"EL" teriak Lisa.

El yang mengetahui itu Lisa pun langsung memasang wajah seceria mungkin.

Padahal kenyataannya ia sangat benci dengan perempuan ini, jika tidak memiliki rencana pasti El akan langsung mengusir Lisa.

"tahan El tahan benci nya nanti aja kalau rencananya udah berhasil"

"Lisa" panggil El sambil tersenyum seolah dirinya senang.

Hosh... Hosh.. Hosh

"El---hosh a-aku boleh main keruangan kamu gk?" mohon Lisa dengan nafas terengah-engah.

Lisa harap hari ini dirinya tidak diusir lagi oleh El.

"boleh tapi sebentar aja ya soalnya pekerjaan aku lagi banyak"

Lisa yang diperbolehkan main pun langsung jingkrak-jingkrak kesenangan.

"ayo" ujar Lisa yang langsung menghimpit tangan El.

El hanya diam saja, ia berusaha menahan diri agar tidak mengusir Lisa. Jika dirinya sampai mengusir Lisa yang ada rencananya gagal total.

Ting

Ketika pintu lift terbuka mereka berdua pun langsung masuk kedalam.

"kamu udah sarapan El?" tanya Lisa basa - basi.

"udah"

"makan pake apa?"

"tangan" jawab El dengan malas.

Lisa yang mendengar itu langsung kesal "maksud aku pake lauk apa"

"ikan"

"ouhh" jawab Lisa dengan ber 'oh' ria.

Ting

Dengan buru-buru El langsung keluar dari lift, dirinya yang mulai risih sedari tadi Lisa terus-terusan bergelayut manja ditangannya pun langsung melepas nya.

"ayo masuk Lis" persilahkan nya.

Lisa dengan cepat masuk kedalam ruangan nya.

El yang tidak mau ada kesalahan lagi pun memilih membuka pintu ruangannya.

"tutup aja pintunya El" pinta Lisa.

"buka aja gerah, ac disini lagi rusak" bohongnya.

Lisa yang tidak mau ambil pusing pun mengangguk kan kepalanya.

"Lisa sabtu sibuk gk?" tanya El to the point.

Dirinya tidak mau berlama-lama berduaan dengan Lisa diruangan nya.

"mmm.. engga kenapa emangnya El?"

"aku mau ajak makan bareng, mau?"

"SERIUS KAMU?!" kaget Lisa.

El dengan reflek menutup telinga nya ketika Lisa berteriak.

"maaf El, aku terlalu seneng dengernya!" cengir Lisa.

"hahaha gapapa Lis"

"kamu serius?" tanya Lisa lagi.

"hmm"

"aku mau banget lah!"

"yaudah nanti Sabtu kita ketemuan, tapi makannya di cafe kamu aja ya aku ketagihan sama masakan disana"

"oke El, jam berapa?"

"Sore aja jam 4 an"

"oke nanti cafe aku kosongin!" senang Lisa.

"gk usah!" cegat El dengan cepat.

"kenapa?" bingung Lisa.

"kan kita makan hari Sabtu nah itu malam minggu pasti rame nanti orang makan di cafe. Aku mau rasain aja gimana rasanya makan dengan suasana banyak orang yang lagi pacaran" bohong El.

"eh iya bener juga kamu. Pasti kita kelihatannya kaya orang pacaran juga kan!" histeris Lisa ketika membayangkan nanti dirinya dan El makan berdua, pasti kaya sepasang kekasih yang sangat serasi.

El dengan cepat melihat jam di pergelangan tangannya "sebentar lagi aku ada meeting Lis, kamu pulang ya"

"oke deh El aku pulang dulu. Aku tunggu hari Sabtu nya" ujar Lisa sambil tersenyum manis.

"iya"

"bye bye El"

"tuh kan bener cepat atau lambat pasti dia bakalan masuk kepesona seorang Ratu alias Lisa" cekikik nya dalam hati.

"pokoknya rencana ini harus berhasil! Karena kalau sampe gagal El harus nunggu pekerjaan di Aceh selesai"

Setelah memastikan Lisa benar - benar sudah pergi dengan cepat El menutup pintu ruangannya dan menelpon Uus.

"iya tuan"

"rencana nya kita lakukan dihari Sabtu, nanti hari Jumat pas malamnya kita kumpul di markas dulu buat yakinin rencananya"

"siap bos, nanti saya bilang ke anak-anak"

"terimakasih"

Tutttt

Setelahselesai telponan El pun dengan cepat bersiap-siap meeting.

Continue Reading

You'll Also Like

5.3M 227K 54
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
2.4M 128K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
41.1K 1.1K 57
Nadhira Nasheera Aulia. Seorang gadis tomboy yang selalu buat ulah di sekolahnya. Tak jarang ia masuk ruang BK karena kasus yang ia lakukan. Suatu h...
919K 61.6K 58
Satu sekolah gempar saat mengetahui pentolan sekolah ternyata sudah memiliki seorang kekasih, di tambah lagi dengan fakta yang ternyata kekasihnya ad...