Lisa yang sudah tidak ingin membuang waktunya pun langsung masuk kedalam kamar mandi sambil membawa selimut lain.
"Mari kita mulai" smirk nya.
Lisa pun langsung keluar dari kamar mandi dan duduk di kursi rias nya.
Dengan cepat tangannya mencari keberadaan handphone nya dan menelpon seseorang.
"Halo, maaf ini nomor siapa ya?"
"Hiks...hiks...hiks ini Lisa, to--tolongin aku Karisha" ujar Lisa dengan suara dibuat-buat agar seperti orang menangis.
"Hah Lisa? Ada apa?" tanya Karisha di sebrang sana kebingungan.
"Hiks El... El brengsek" jerit Lisa.
"Brengsek kenapa?"
"Dia ngelakuin hal bejad ke aku, tolong aku Karisha. Tolong datang ke rumahku"
"Gak... Gak mungkin El kaya gitu, kamu gak usah halu" ujar Karisha tidak percaya.
"Hiks to---tolong datang ke rumahku Karisha, tolongin aku"
Tuttt
Karisha yang tidak percaya dengan omongan Lisa pun langsung mematikan sambungan telpon nya begitu saja.
Ting
~087********
Jalan kamboja no. 12 rt 01/ rw 02
Tolong aku Kar
Isi pesan dari Lisa barusan.
"Gak gak mungkin, pasti ini jebakan"
"Jebakan apa Kar?" tanya Ines penasaran.
"Tolong izinin gue hari ini ya Nes tiba-tiba ada urusan mendadak" ujar Karisha yang langsung berlari menuju parkiran kampus.
"Kar! Karisha!" teriak Ines.
Sedangkan Karisha langsung meng-gas motornya menuju rumah.
Jika ini memang jebakan dirinya harus memberi tahu terlebih dahulu ke Ginny.
"Bunda"
"Bunda" teriak Karisha sambil berlari kedalam rumah.
"Ada apa sih sayang? tumben kamu jam segini udah pulang"
"Bunda, Lisa tadi tiba-tiba nelpon aku terus bilang kalau El ngelakuin hal bejad ke dia" cerita Karisha.
"Hah? Itu gak mungkin sayang" bantah Ginny.
"Aku juga gak percaya bun tapi kenapa perasaan aku tiba-tiba gak enak ya"
Ginny yang mendengar penuturan dari Karisha pun langsung mengkhawatir kan keadaan sang putra "bunda telpon ayah dulu!"
Ginny pun langsung menelpon sang suami.
"Ayah"
"Ada apa bun?"
"Tadi Karisha cerita----" Ginny pun langsung menceritakan apa yang Karisha ceritakan barusan.
Rizal yang mendengar itu pun langsung membatin "ohh ternyata permainan nya udah dimulai ya"
"Bunda gak usah khawatir, kita langsung datengin ke alamat yang Lisa kasih. Bunda dan Karisha tunggu di rumah ayah bakalan jemput"
"Iya yah"
Tutttt
"Kita akan ke sana sayang"
"Semoga gak ada hal buruk yang terjadi ke El ya bun"
"Amin sayang"
Tak lama mobil Rizal pun sampai di rumah, dengan cepat bunda dan Karisha masuk kedalam.
Rizal tidak pergi sendirian, sudah ada 2 mobil pengawal yang mengikuti mereka.
"Itu rumahnya yah!" tunjuk Ginny.
Mereka bertiga pun langsung turun.
"Kalian berjaga-jaga diluar biar kami yang masuk kedalam" perintah Rizal.
"Hati-hati tuan"
Sebelum Rizal masuk kedalam rumah ini dirinya bisa melihat dari kejauhan sudah terparkir mobil mata-matanya.
"Kerja bagus anak-anak" batinnya senang.
"Ayo ayah masuk" ujar Ginny yang sudah sangat khawatir.
Dengan cepat mereka mendobrak pintu kamar yang berada di sini.
Hati Karisha yang menyuruh dirinya untuk periksa dilantai atas pun langsung mengikutinya.
Brak
Baru Karisha mendobrak salah satu pintu yang dia yakini disana ada Lisa dan El pun langsung dibuat terkejut.
Didalam sana terdapat El yang sedang tertidur pulas dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya dan Lisa dipojokan kamar sedang menangis seperti orang setres.
"Gak gak mungkin" geleng Karisha tidak percaya.
Ginny dan Rizal yang sedari tadi mengikuti langkah kaki Karisha pun ikut terkejut.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" teriak Ginny.
"Apa yang anak saya sudah lakukan ke kamu?" tanya Rizal berusaha tenang ke Lisa.
"Hiks ta--tadi saya ajak El makan siang te--terus El kasih saya minuman setelah itu saya tidak tahu lagi hiks" cerita Lisa sambil menjabak rambutnya.
"Hiks sa--saya kotor"
"Sa--saya hina" histeris Lisa yang seperti orang kesurupan.
Rizal yang melihat itu langsung tersenyum dengan samar.
"Pintar sekali acting nya"
Ginny yang sudah sangat kecewa kepada sang anak pun langsung membangun kan nya.
"BANGUN KAMU EL!
"MAU JADI APA KAMU RUSAK ANAK ORANG HAH!"
El yang merasa pusing dibangunkan seperti itu langsung memegangi kepalanya.
"Loh kok ada bunda, ayah sama Karisha disini?"
"Apa yang sudah kamu lakukan nak?" tanya Rizal pelan.
"El gak inget apa-apa yah. El cuman inget tadi lagi makan di cafe" cerita El sambil memegangi kepalanya yang tiba-tiba pusing.
Karisha yang sedari tadi hanya diam pun langsung menghampiri El.
"Karisha kok nangis?" kaget El ketika melihat wajah Karisha yang sudah basah dengan air matanya.
Plak
"GUE KECEWA SAMA LO EL!"
Karisha yang sudah tidak tahan melihat ini semua pun langsung lari keluar.
Lisa yang melihat suasana semakin panas pun tersenyum dengan samar.
"Aww ini sangat mengasyikan" batinnya kemenangan.
"Bunda kok El gak pake baju?" tanya El bingung ketika melihat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun.
El yang mulai merasa tidak beres pun langsung menatap ke arah Lisa.
"Pakai baju kalian. Bunda jijik sama kamu El!"
Setelah mengatakan itu Ginny pun langsung pergi meninggalkan El.
Sebelum Rizal benar-benar pergi El berhasil mencekal tangan sang ayah.
"El gak lakuin ini yah" ujar El yang hampir menangis.
"Buktikan"
Rizal pun langsung melepas cekalan El dan menyusul sang istri.
"KAMU WANITA LICIK LISA!" teriak El dengan wajah marahnya.
Lisa yang baru melihat wajah El seperti itu pun langsung menunduk merasa takut.
Dengan cepat El memunguti pakaian nya yang tergeletak dilantai dan memakainya didalam kamar mandi.
Sebelum El benar-benar pergi dari sana ia sempatkan melirik Lisa sebentar.
"Aku gak pernah sebenci ini sama orang, selamat Lisa kamu orang pertama yang sangat aku benci"
El pun langsung berlari menyusul keluarga nya.
Dengan cepat El menghapus air matanya yang turun.
"Bukan waktunya jadi cowok cengeng El, ayo buktiin ke mereka kamu bukan cowok jahat"
Sedangkan Lisa yang mendengar penuturan dari El pun seketika merasa panik.
Ini diluar dugaan nya, ia pikir El tidak akan membencinya.
"AHGGG SIAL KALAU KAYA GINI BISA GAGAL RENCANA GUE" teriak Lisa.
~~~
Kini Rizal tengah memeluk sang istri didalam mobil. Sedangkan Karisha, mereka tidak tahu gadis itu lari kemana mereka pikir Karisha akan lari masuk kedalam mobil tapi ternyata tidak.
"Bunda tenang dulu ya sekarang kita pulang"
Ginny yang capek sedari tadi terus - terusan nangis pun langsung menyenderkan tubuhnya di kursi penumpang.
Sebelum menjalankan mobilnya Rizal sempatkan untuk mengirimkan pesan ke orang yang ia percayai.
~Rizal
Malam ini datang ke markas, saya ingin melihat semua nya.
Send
Tangan kanan~
Siap tuan
Dengan cepat Rizal menjalankan mobilnya menuju rumah, ia harap ketika sudah sampai dirumah nanti Karisha sudah ada disana.
"bi bi Surti" panggil Rizal.
"iya pak?"
"Karisha pulang kesini gk?"
"engga pak" heran Surti.
"hiks gimana ini yah? Bu--bunda takut Karisha---"
"syutt bunda tenang dulu, ayah cari dulu"
Dengan cepat Rizal berlari keluar rumah, sepertinya dia tahu kemana Karisha pergi.
Hanya membutuhkan waktu 15 menit bagi Rizal menemukan sosok Karisha.
"hiks.. Sakit mah" isak Karisha sambil memegangi batu nisan sang mama.
"nak" panggil Rizal sambil memegang bahunya.
"pulang ya sama ayah"
Dengan cepat Karisha menghapus air matanya "Karisha takut gk kuat kalau lihat dia yah"
"kamu tenang aja hari ini El biar ayah suruh tidur di apartemen nya dulu. Kamu tenangin dirimu dirumah ayah ya" bujuk Rizal.
"tapi Karisha----"
"kamu gk kasihan sama bunda? Dia khawatir banget sama kamu"
Dengan patuh Karisha pun mengangguk kan kepalanya.
Akhirnya Rizal berhasil membujuk agar Karisha mau ikut pulang bersama nya.
Sesampainya didepan rumah betapa terkejutnya Rizal yang melihat El sedang menggedor-gedor pintu.
"Hiks bukain pintunya bunda El gk salah" histeris El.
"kamu tunggu didalam ya biar ayah keluar dulu"
Dengan cepat Rizal menghampiri El.
"ayah percaya kan El gk lakuin itu? Hiks El mohon yah percaya sama El"
"kami bakalan percaya lagi sama kamu kalau kamu bisa kasih bukti ke kami kalau kamu gk salah. Sekarang kamu tidur di apartemen ya, kalau kamu dirumah yang ada bunda sama Karisha makin kepikiran"
El yang mendengar penuturan dari sang ayah pun semakin sedih.
"El bakalan cari bukti kalau El gk salah!" ujarnya sambil menghapus air matanya dengan kasar.
Dirinya pun langsung berjalan menuju mobilnya, sebelum benar-benar pergi dari sana ia sempatkan menghampiri mobil sang ayah.
"jaga diri baik-baik Karisha, El cinta Karisha"
Setelah mengatakan seperti itu El pun langsung masuk kedalam mobilnya.
Karisha yang mendengar ucapan El barusan langsung memukuli dada nya yang tiba-tiba terasa sesak.
Rizal yang melihat El sudah pergi pun langsung menghampiri mobilnya lagi.
"nak ayo masuk"
Dengan lemas Karisha pun mengangguk kan kepalanya.
Tok... Tok... Tok
"bun bukain pintunya ini ayah"
Ceklek
Ginny yang sedari tadi berdiri dibelakang pintu sambil menahan tangisnya pun seketika pecah dalam pelukan sang suami.
"hiks... El ja--jahat yah, bunda kecewa"
"nak kamu kekamar gih istirahat" ujar Rizal sambil sibuk menenangkan sang istri.
"iya yah, Karisha kekamar dulu"
Dengan lemas Karisha pun masuk kedalam kamar tamu.
Bayangan ucapan El tadi terus menghantui pikiran nya.
El cinta Karisha
El cinta Karisha
El cinta Karisha
"ahgg keluar lo dari otak gue" histeris nya sambil menjambak rambutnya.
"hiks... Lo jahat El, lo bilang cinta setelah lo ngelakuin hal itu sama dia"
Dengan cepat Karisha membekap bibirnya agar orang rumah tidak ada yang tahu jika dirinya sedang menangis.
"Hiks.. Karisha gk mau ketemu El"
"Karisha benci El"
"tapi Karisha juga cinta" batinnya.
Dirinyapun langsung merebahkan tubuhnya dikarpet, malam ini akan menjadi malamterpanjang Karisha.