Drt... Drt... Drt
"Siapa sih" gumam Karisha dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.
Mas Arya
"Assalamualaikum bude"
"Waalaikumsalam dek ini mas bukan bude, gimana kabarmu?"
"Alhamdulillah baik mas, tumben mas yang telpon biasanya bude" heran Karisha karena yang mengangkat telpon suaranya Mas Arya anak pertama dari bude nya.
"Bude sakit dek, mas nelpon karena disuruh bude katanya dia kangen banget sama kamu"
"Ya ampun bude sakit apa mas?!" paniknya.
"Cuman meriang doang kok dek. Ini bude mau ngomong sama kamu" ujar Arya sambil memberikan handphone miliknya kesang ibu.
Tak lama pembicaraan pun mengalir begitu saja antara dirinya dan bude.
Tok... Tok.. Tok
"Sayang bangun" panggil Ginny dari luar kamar.
Dengan cepat Karisha melihat jam di dinding, pantas saja ternyata jam sudah menunjukkan pukul 07:00.
"Iya bun Karisha udah bangun kok"
"Segera mandi ya terus kita sarapan bareng"
"Iya bunda"
"Kamu sudah mau siap-siap berangkat kuliah ya nak?" tanya bude diseberang.
"Iya bude, nanti Karisha telpon lagi. Bude cepet sehat ya biar bisa main kesini"
"Iyo ndok, kamu belajar sing rajin yo"
"Siap bude! Karisha tutup ya telpon nya"
"Iyo ndok"
Tuttt
Dengan cepat Karisha mengambil pakaian yang akan ia kenakan untuk berangkat kuliah hari ini dan berjalan keluar untuk menuju kamar mandi.
Hanya membutuhkan waktu 10 menit bagi seorang Karisha menyelesaikan ritual mandinya.
"Selamat pagi" sapa Karisha ke ayah dan juga El yang sudah berada dimeja makan.
"Selamat pagi juga" jawab mereka berbarengan.
Karisha pun mengambil kursi persis disebelah El.
"El hebat kan Karisha udah bisa bangun tidur sendiri" bangga El.
"Gak dibangunin sama bunda tadi?"
"Enggak" gelengnya.
"Pinter ih sekarang El" puji Karisha sambil mengelus rambutnya.
Rizal dan Ginny yang melihat perubahan sang anak semakin baik pun ikut senang.
"Ayo kita sarapan nanti kalian telat aja" ujar Ginny mengingatkan.
"Kita gak tungguin Bu Surti dan Pak Ujang dulu bun?" bingung Karisha.
"Mereka lagi bunda suruh kepasar dulu sayang"
Karisha pun mengangguk kan kepalanya mengerti.
Tak lama acara sarapan pun dimulai.
"Kamu hari ini jadi berangkat nya naik motor nak?" tanya Rizal memastikan.
"Iya yah"
"Maaf ya Karisha" ujar El tiba-tiba sambil menundukkan kepalanya.
"Maaf kenapa El? Lagian gapapa kok Karisha naik motor. Udah kangen banget motor-motoran"
Ginny yang masih merasa sedikit kesal karena El memiliki janji dengan Lisa pun hanya bisa menghembuskan nafasnya secara kasar.
"Roti ayah udah habis bun, ayah langsung berangkat kerja ya soalnya ada meeting pagi-pagi" pamit Rizal sambil mencium kening sang istri.
"Iya yah hati-hati ya"
"El juga udah selesai bun, El juga berangkat sekarang ya" pamit El juga.
Sedangkan Karisha yang sudah selesai makan pun memilih untuk mencuci piring terlebih dulu.
"Gak usah biar bunda aja sayang" cegah Ginny.
"Gapapa bun Karisha aja" senyum nya.
Karisha pun langsung membawa piring-piring tersebut ke wastafel.
Tanpa dirinya sadari ternyata bunda mengikutinya "kamu kenapa sih gak larang El janjian sama cewek itu nak?"
Karisha yang sedang mencuci piring pun menengok sebentar kearah Ginny dan tersenyum.
"Karisha bukan siapa-siapanya El bun, gak ada hak untuk Karisha melarang El gak boleh ketemuan sama siapa aja"
Meskipun kelihatannya biasa saja ketika mengatakan itu, tapi yang sebenarnya Karisha merasa sakit.
Dirinya seperti tidak sadar diri jika selama ini ia memang bukan siapa-siapa di mata El.
Apakah memang hanya dirinya saja yang terlalu menaruh rasa kepada El?
Sedangkan El hanya menganggap dirinya sebagai teman. Atau bahkan saudaranya sendiri?
"Tapi bunda gak suka kalau El sama cewek itu. Bunda lebih suka El sama kamu"
"Jodoh gak ada yang tahu bun, bisa jadi jodoh El memang Lisa"
"Bukan Karisha" lanjutnya dalam hati dengan sedih.
~~~
"Selamat pagi El" sapa Lisa yang baru datang.
"Pagi juga Lisa" senyum El sebentar menatap kearah Lisa dan fokus kembali kearah laptop.
"Hari ini kita jadi kan makan barengnya? Aku mau ajakin kamu makan di cafe baruku"
"Wah Lisa punya cafe sendiri?!" girang El ikut senang.
"Iya El baru beberapa minggu sih bukanya, makanya hari ini El mampir ke sana ya"
"Iya Lisa" senyum El.
"Aku juga udah bawain kamu cake yang kemarin aku janjiin nih" ujar Lisa sambil mengangkat tote bag bawaan nya.
"El mau cicipi sekarang boleh?"
"Eh ma--makan kuenya entar aja kalau kita udah selesai makan siang. Kalau kamu makan kue nya sekarang yang ada kekenyangan" cegah Lisa dengan cepat.
"Gawat nih kalau dia makannya sekarang yang ada gagal dah rencana gue"
"Yahh yaudah deh"
"Kalau gitu kue nya aku simpen dulu ya. Sekarang mending El siap-siap kita ada meeting pagi" ujar Lisa berusaha mengalihkan topik.
"Iya" ujar El dengan lesuh.
Padahal dirinya sudah sangat tidak sabaran ingin mencicipi kue strawberry buatan Lisa.
Mereka berdua pun mulai berjalan keruang meeting.
2 jam kemudian meeting tersebut pun selesai.
El yang lelah selama 2 jam terus duduk di kursi pun langsung merenggangkan otot-otot tubuhnya.
"Ada meeting lagi gak Lisa?"
"Ada El dari jam 1 sampai jam 2"
El yang mendengar itu pun langsung tercengang "padat juga ya jadwal hari ini"
"Iya El, tapi sebelum itu diruangan sudah ada beberapa berkas yang harus ditanda tangani"
"Yaudah kalau gitu ayo langsung keruangan aja"
El pun langsung beranjak dari kursi ruang rapat ini.
Jadwal pekerjaan hari ini yang cukup padat membuat El tidak menyadari jika waktu sudah menunjukkan pukul 15:00.
"Lisa jadi gak hari ini? El udah gak sabar mau dengerin tips dari Lisa cara bikin kejutan untuk ungkapin perasaan ke Karisha!" girang El.
Lisa yang mendengar itu pun langsung mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Gak semudah itu sayang"
"Jadi dong El. Sebentar ya aku izin ke toilet luar dulu" senyum paksa Lisa.
Dengan cepat dirinya pun berjalan keluar ruangan menuju toilet perempuan.
"Ehh" kaget Lisa ketika ada seorang karyawati yang masuk kedalam.
Ternyata karyawati tersebut hanya ingin mencuci mukanya.
Tanpa memikirkan itu Lisa pun langsung masuk ke salah satu bilik kamar mandi.
"Halo" bisik Lisa
"...."
"Iya saya mau berangkat kesana sekarang, nanti pas saya dan El pesen makanan dan minuman langsung kamu taruh obat itu ya"
"..."
"Iya obat yang sudah dikasih sama orang suruhan saya itu"
"..."
"Setelah ini gaji kamu akan saya naikin"
Tuttt
Ketika sudah selesai menelpon Lisa pun langsung keluar dari bilik kamar mandi tersebut dan berjalan kembali keruangan El.
Saya telah memvideokan isi percakapan dia ditelpon tadi
Sms nya ke sang bos.
Tak membutuhkan waktu lama isi pesannya sudah mendapatkan balasan.
Kerja bagus. Buruan kemobil takut ada yang curiga
siap bos
Tanpa Lisa sadari ternyata karyawati itu hanyalah gadungan, ia adalah mata-mata dari Rizal.