DEADE [END]

By saviaka

95.9K 4.6K 487

⚠️YANG GA MAU PUSING JANGAN BACA‼️‼️⚠️ Deade, Dea dan Ade. Pasutri yang menikah karena paksaan, Dea ketua gen... More

1. PROLOG
2. Perkenalan
3. part 2
4. part 3
5. Dijodohin
6. Hukuman Berjamaah
7. Cast 1
8. Gedung Tua
9. Pernikahan
10. Malper
11. Manja
12. Angkasa 11
13. Part 11
14. Tamu Tak Diundang
15. Dede?
16. Lampu Pingsan
17. Ade Berulah
18. Berangkat Bareng
19. Cast 2
20. Razia
21. Mulai Khawatir
22. Roti Sobek
23. Cemburu?
24. Ade Mulai Posesif
25. Cari Hadiah
26. Balapan
27. Putih De
28. Wacana
29. Rencana
30. Nyatanya
31. Rumah Impian
32. Main?
33. Asik Main!
34. Botol Kecap
35. Barbeque an Kw
36. Pernyataan yang Salah
37. Bercanda Berujung Petaka🔞
38. Rq Judul Dong
39. TOJA
40. 1001 Wajah
41. Boneka Lucu
42. Iblis Berwajah Polos
44. Keponakan untuk Delandaz
45. Maaf
46. Segala Hal yang pernah Terlintas
47. Perlahan
48. ⚠️VOTE VISUAL DEA⚠️
49. Semua Tentang Kami
50. DZ
51. Terungkap
52. Siapa Dani?
53. Damai dan selesai
54. Farfum Stroberi🍓?
55. Jangan Berharap Lebih
56. Terbongkar Sudah
57. Telah Terungkap
58. Semua Sama saat di Lapangan
59. Sebuah permulaan
60. Terlepas?
61. Cerai?
62. Cugurukkuruk

43. Aneh Kaya Kamu

936 84 15
By saviaka

CISS DULU YANG PRENJON!!!!

SORRY TYPO

SPAM VOTMENT!!!

HAPPY READING!!!





"Lo hati-hati,jangan sampe ada yang liat siapa pengemudi mobil ini!" pesan pak Patrick. Masih ingat dengannya?

"Santai,gue bakal mematuhi protokol kesehatan saat menjalankan tugas," ujar Qila menenangkan.

"Jangan kaya si dia,kerja ga becus! Hampir aja ketawan!" sindir bunny.

"Cepet lakuin!" titah laki-laki berjubah hitam.

Qila masuk mobil hitam yang sudah di modifikasi sedemikian rupa. Target didepan mata dan sebentar lagi akan tiada.

'Selamat menempuh hidup baru Adea,' batin Qila licik.

Dari kejauhan pak Patrick mengamati Dea dengan teropong,ia memberi aba-aba pada Qila untuk langsung tancap gas.

"Go!"

Seperti uang yang hanya berlalu,namun tak daoat dimiliki. Mobil yang Qila kemudikan melesat tanpa batas di atas rata-rata.

Manik tajam Ade melihat ada sesuatu yang aneh dari ujung jalan saat Dea ingin menyeberang.

"DEA!!!"

BRUK!!!

Suara Dea terjatuh sekaligus suara mobil yang Qila kendarai tadi menabrak tiang,namun langsung pergi begitu saja.

"Sial!" upat Qila kesal.

Saat mobil tanpa kendali melaju,Ade langsung menarik Dea ke tepi dengan cepat sehingga dirinya juga terjatuh di atas aspal yang panas siang ini.

"Lo gapapa?" tanya Dea saat menyadari ia berada di dalam pelukan Ade sesaat.

Ade menyentil dahi Dea pelan, "Lo yang gapapa!"

Dea mendengus kesal mengusap dahinya pelan, "Ga!"

"Makanya kalo nyebrang liat kanan kiri atas bawah! Main maju sembarangan!" omel Ade sembari membersihkan jaketnya yang sedikit kotor.

"Gue udah liat kanan kiri atas bawah tengah ga ada kendaraan ya gue maju!" balas Dea tak mau kalah. Dea masuk duduk menatap Ade dari bawah. Ganteng banget sih laki guee, pikirnya.

Ade menjentikkan jarinya didepan wajah Dea yang bukannya mendengarkan malah bengong, "Dengerin! Bengong mulu!"

"Iya gue dengerin!"

"Masuk kanan keluar kiri!"

"Iya gue dengerin bawel! Toh gue juga ga lagi nyebrang,ga bakal ada lagi!" balas Dea.

"Nyatanya tadi ada!"

"Kehendak Tuhan!" balasnya lagi.

"Bacot! Bangun!" Ade mengulurkan tangannya pada Dea,saat Dea ingin berdiri terdengar suara rintihan kecil darinya namun ditahan.

Tanpa aba-aba lagi,sebagai cowok yang peka,Ade langsung menggendong Dea membuat sang empu terkejut. Hobinya emang buat orang kaget.

"Kak!!"

"Turunin gue!"

"Ga!"

"Lo kenapa sih?!"

"Diem atau gue cium?" tanya Ade tanpa melihat Dea di gendongannya.

"Emang berani ditempat rame gini?" tantang Dea dengan berani.

Smrik Ade terlihat karena gadisnya sudah berani menantangnya didepan umum, "Mengapa tidak nona?"

Cup!

Satu kecupan dipipi kanan. Pipi kanan itu terfavorit ya pren.

Dea langsung menyembunyikan wajahnya di dada bidang Ade, "Anjing! Gue yang malu!"

"Lo nantang gue," cuek Ade.

"Pulang!"

"Ga mau."

"Pulang kak!"

"Ga mau,maunya main dulu." Ade semakin gencar untuk membuat Dea semakin malu dengan pipi merahnya.

"Pulang!!!" ujar Dea setengah kesal setengah memohon.

"Yang nantang siapa yang malu siapa," gumam Ade heran.

"Diem!" ketus Dea saat mendengarnya.

Sampai di mobil,Dea langsung di dudukan di kursi sebelah pengemudi. Dea menutup wajahnya menggunakan boneka Shinchan milik Ade yang disembunyikan di belakang.

"Kenapa ditutup?"

"Diem! Lo nyalain mobil gas balik!"

"Kita pulang tapi ada syaratnya." Tuh kan! Ada maunya nih iblis kalo baek-baek gitu.

"Apa?"

"Nanti malem-" Belum selesai Ade bicara,sudah dipotong saja sama Dea yang pikirannya selalu negatif thinking.

"Ga dengan itu!"

Ade menoel hidung Dea gemas, "Apa coba? Belum juga selesai ngomong."

"Pasti minta itu kan?! Ngaku!" tuding Dea tanpa bukti nyata.

Ade mengacak poni primadona Dea dengan tak berperasaan, "Suudzon terus,dengerin dulu. Gue mau nanti malem kita..."

"Jangan digantung!" potong Dea lagi.

Bukannya menjawab,ia malah tersenyum miring membisikkan sesuatu yang membuat Dea terkejut.

***

Siang ini markas Delandaz kembali heboh setelah Angga menerima paket yang berisi boneka seram lagi. Ia mengobservasi seperti beberapa waktu lalu,setelah aman ia akan menyimpan boneka tersebut di markas.

"ASTAGHFIRULLAH HALAZIM ANGGA!!! GUE BARU TADI MALEM BISA TIDUR SENDIRI!!!" seru Alan yang memang sejak kejadian kiriman boneka pertama ia selalu tidur dengan mamaknya.

"Ngalamat ga berani ke dapur sendirian!" keluh Toge.

"Pliss ya,kita-kita udah ketar ketir ada boneka satu yang nangkring di sana. Jangan lo tambahin bego!" kesal Bayu yang terus merasa diperhatikan oleh kedua boneka tersebut.

"Ini itu kesayangan gue,ga usah lebay deh kalian," ujar Angga yang sedang sibuk menyisir rambut panjang bonekanya.

"Gelo sia!" ucap Grata.

"Bawa ke mbah Simon aja deh,gila boneka tu bocah," saran Siwa yang kalo ketakutan otak lancar selancar percintaan prenjon kita.

"Besok otw mbah Simon!" tekat Alan yang telah lelah menjadi bulan-bulanan dirumah karena takut tidur sendiri.

***

Sore yang tidak begitu cerah,Dea duduk santai di ayunan balkon kamarnya ditemani segelas coklat panas dan beberapa makanan yang ia beli tadi.

Drt drt drt

"Dea!!!" teriak Sasa dari sambungan telfon.

"Berisik!"

"Woywoy! Gue mau cerita!! Ini genting cug! Genting!" Dengan lebay bak baru ketiban cuan Sasa melebih-lebihkan topik pembicaraan.

"Cepet ngomong atau gue matiin!"

"Jangan dong anjweng! Gue belum selesai!" Dea berdehem sekilas mempersilahkan untuk Sasa mulai ceritanya.

"Gue diajak jalan sama si buaya karet! Gimana dong?? Gue bingung setengah mampus njer!" Sasa sedikit berteriak dikalimat terakhir membuat Dea terkejut kecil.

"Lo apain tu buaya sampe mau ngajak jalan lo? Ga lo guna-guna kan?" curiga Dea.

Helaan nafas terdengar saat Sasa di tuduh Dea menguna-guna si buaya karet, "Mulutnya anjg sekate-kate,gue aja kaget cug! Terus gue kudu gimana??"

"Ya terserah lo,mau terima silahkan ga juga gapapa,toh gue ga rugi," balas Dea sambil menyeruput coklat panas di gelasnya.

"Bangke,gue minta saran lo njing!"

"Terima aja,lo pasti gabut di saat weekend tiba."

"Bener si,tapi kalo buaya baper gimana??"

"Habis makan apa lo PD nya sampe ga ngotak?"

"Tunggu gue pamerin!"

"Bocah prik," gumam Dea setelah sambungan telfon dimatikan.

"Dea masuk! Diluar mendung!" teriak Ade dari dalam.

"Iya!!"

"Satu prik satu bawel prustasi gue lama-lama!" keluh Dea.

Di dalam kamar Ade yang baru saja mandi mengacak rambutnya yang basah dan airnya menyiprat ke wajah Dea.

"Sonoan dikit napa si!"

Tok tok tok

Suara ketukan pintu dari luar,pasti itu bi Jum. Dea membuka pintu perlahan.

"Ada apa bi?" tanya Dea.

Bi Jum memberikan paket yang maish lengkap tanpa kekurangan satu hal apapun, "Ada paket,tapi ga ada nama pengirimnya."

"Makasih bi," ucap Dea sebelum ia menutup kembali pintu kamarnya.

"Dapet paket dari mana? Belanja online? Emang tau cara bayarnya?" sindir Ade yang tau jika Dea tidak bisa berbelanja online apalagi masalah bayar membayar,mending ke toko deh.

Hee ngaku yang sampe sekarang ga bisa belanja online

Gapapa,author juga ga bisa kok:v

"Ga usah nyindir deh! Ini gue juga ga tau dari siapa!" balas Dea memutar-mutar paket ditangannya. Bingung cara bukanya.

"Buka aja,dari pada penasaran," ujar Ade yang duduk di depan meja rias sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

Dea membuka paket yang entah dari siapa,tidak ada nama pengirim. Saat dibuka ternyata ada kotak berwarna hitam,lantas ia buka perlahan. Helaan nafas berat terdengar jelas,Dea menutup kotak itu dan meletakkannya di sembarang tempat.

"Apa isinya?" tanya Ade masih sibuk mengeringkan rambutnya.

"Bukan apa-apa," balas Dea malas.

Ade melihat Dea yang bersedekap dada dengan satu tangan memegang ponsel. "Bukan apa-apa,kenapa habis buka kaya lagi pms?"

"Lo jangan bikin mood gue makin rusak deh!"

Ade menggeleng pelan,ia membuka kotak tadi. Apa yang membuat Dea badmood,perasaan tadi guud-guud aja.

"Foto-foto lama?" gumamnya setelah melihat isi kotak.

"Ini abang lo?" tanya Ade menunjukkan satu foto laki-laki yang sedang memakai jaket yang sama dengan milik Dea.

Dea berdehem malas untuk jawaban.

"Kenapa lo buang?"

"Ingatan masa lalu yang kelam seakan datang tanpa ijin waktu gue liat foto-foto itu!" jelas Dea tanpa minat melihat Ade yang kepo dengan isi paket tersebut.

"Ingatan dimana bang El..." lirihnya masih dapat didengar.

"Ini bukan untuk pengingat,tapi untuk mengenang. Lo pasti kangen sama bang El,mau kemakamnya?" tawar Ade.

Dea terkekeh sinis mendengar tawaran Ade, "Yakin lo ke Belanda cuma mau ziarah?"

"Makam abang lo di Belanda?"

"Hm"

"Kalo lo mau gapapa,sekalian refreshing," balasnya santai tanpa beban sedikitpun.

"Gabut!"

"Bukan gabut,kan niatnya ziarah."

"Diem! Gue lagi ga mood!" Ade menyidikan bahunya acuh kembali mengepoi kotak tadi ia gali sampai sedalam-dalamnya. Di kira lagi buat sumur apa,pake gali-gali segala.

"De"

"De"

"Dea." Panggil Ade untuk ketiga kalinya.

"Apa si?! Gue bilang diem!"

Ade memicingkan matanya sambil tersenyum penuh makna, "Yakin lo ga mau liat apa yang gue temuin?"

"Palingan foto-foto itu,ga guna!"

"Ini ada surat yang isinya..." Mendengar ada barang lain,Dea langsung bangkit dari duduknya untuk merebut kembali kotak yang Ade bawa.

"Mana sini liat!!"

"No,no,no lo tadi bilang ga guna. Jadi ini punya gue," ujar Ade memulai tingkah jailnya.

"Liat kak!!"

"Yah kepo!" ledek Ade.

"Bacot! Mana liat!!"

"Ga! Wlee." Ade menjulurkan lidahnya meledek.

"Kak Ade!!!"

"Berisik Dea!!"

"Lo juga berisik cug!!"

"Bacot! Penting kertas ini punya gue!"

"Gue aduin bunda ya lo!" ancam Dea.

"Ga takut,bunda gue ga galak kaya lo!"

"Bunda!!!"

"Bunda di rumah,ga disini. Hahaha,anak bunda!" Ade terus menghindar dari jangkauan Dea.

"Ketua geng apaan ternyata anak bunda!" ledek Ade tak bercermin dahulu.

"Ketos apaan ternyata minum susu masih pake dot bayi!" balas Dea dengan nada sengit.

"Halah anak bunda!"

"Bayi!"

"Anak bunda!!"

"Bayi!!"

"Anak bunda!!"

"Bayi bayi bayi bayi bayi bayi!!!!"

"Anak bunda jelek!!"

"Diem lo bayi! Balikin kertas gue!" Dea terus berusaha meraih kertas yang ada ditangan Ade.

"Kertas lo? Kertas gue kali! Dasar anak bunda,wlee!!" Ade berlari keluar menuju balkon.

"Gue semekdon lo bayi!!" Dea ikut menyusul kemana Ade pergi.

"He bayi! Balikin kertasnya!!" teriak Dea dari ambang pintu.

"Gue telen!"

"Ga percaya!"

"Percaya sama manusia MUSRIK!!" balas Ade sok bijak dan sok lurus.

"Gue juga tau! Lo kira gue kabur waktu pelajar agama?!!" sinisnya.

"Lo kabur di mata pelajaran apapun!"

"Kok iri?"

Ade melihat Dea dari ujung kaki sampai ujung rambutmu aku suka! Elah malah nyanyi. "Gue iri masa lo? Ga ada yang lain?"

"Sok lu! Sok! Gue gampar nangis lo!"

"Balikin anjing!!!" Tak sengaja Dea berkata kasar didepan Ade. Sebelumnya ya memang iya,tapi belakangan ini dijarak entah karena apa.

"Toxic banget si lo!"

"Like-like gue lah,kok sewot!"

"Sehari aja lo ga ngomong toxic,bisa?" tanya Ade kaya dirinya ga pernah toxic aja.

"Gue ngomong toxic kalo kepepet doang!" Dea beralasan.

"Kepepet kok setiap hari," cerca Ade.

"Ga toxic,ga asik!" balas Dea dengan segala fakta yang ada,karena memang iya. Ga toxic ga asik!

"Anak bunda kok toxic!"

"Bayi kok sewot!"

"Apa lo?!!"

"Lo yang apa!?"

Dea menggulung lengan hoodie nya sampai ke siku bersiap untuk membaku hantam, "Bewan sini sama gue!"

"Bewan! Bewan! Mau makan bakwan lo?!"

"Apa hubungannya su?!!"

"Typo,si!!!" Typonya mbak ga ngotak banget.

"Ngomong aja masih typo sok-sokan jadi ketua geng." Tuh kan si anying mulai lagi.

"Minum susu masih pake dot sok-sokan jadi ketos!" Balas terus!!

"Kak lo kasih kertasnya atau panda lo gue gantung di balkon?!!!" ancam Dea tak main-main. Bunda ga mempan ya panpan senjatanya.

"Lo ga usah bawa-bawa panpan gue!!" seru Ade mulai khawatir saat panpan nya sudah Dea temukan.

"Bodo! Lo cari gara-gara sama gue,panda lo gue gantung 7 hari 9 malem!" ancamnya lagi yang sangat tidak berperikepandaan.

"Penganiyaan namanya!"

"Nanti ada berita 'seorang istri tega gantung panda suaminya hanya untuk mendapatkan kertas!' Miskin kertas banget si lo!" ujar Ade sok dramastis dan hiperbola.

"Terserah gue! Suka-suka gue!"

"Bacot! Balikin panda gue!"

"Lo balikin kertasnya dulu!"

"Barengan!"

Dea menjauhkan panda kesayangan Ade dari sang empu, "Oh tidak semudah itu ferguso!"

"Lo taruh kertasnya gue taruh pandanya," ujar Dea mulai bertoleransi.

"Ga! Ga! Panda gue nanti kotor!"

"Apakah saya peduli? Oh tentu tidak!"

"Gue buang kertasnya!"

"Gue bakar pandanya," balas Dea dengan santai enteng tanpa beban dan seperti tidak memiliki catatan di malaikat Atid.

"He! Jangan! Gue balikin kertasnya tapi lo jangan aniaya panda gue lagi." Akhirnya,setelah sekian lama berdebat akan panda buluknya.

"Deal!"

Ade langsung memeluk pandanya dan melupakan kertas yang tadi sangat ia jaga dan ia lindungi dari jangkauan Dea, "Kamu aman sama daddy sayang." Gila lo!

Abang lo masih hidup,orang terdekat lo tau tapi dia diem,inget gue selalu perhatiin gerak-gerik lo,untuk tetap membalaskan dendam 3 tahun lalu.

Adea A.A.

Sekilas isinya kertasnya seperti itu. Sangat tidak masuk akal,bagaimana bisa??

Dea meremas kuat kertas tersebut sampai lucek dan mungkin sudah sobek di beberapa bagian.

"Orang terdekat gue?" Seketika lirikan matanya menuju Ade yang sedang bermain ria dengan pandanya. Apakah Ade?

"Abang gue udah ga ada masih lo anggap ada dan mau balas dendam? Tunggu kedatangan malaikat maut mu!" ujar Dea lirih namun penuh tekat dan nekat.

***

Pagi ini Dea bangun lebih awal,bukannya apa-apa dia sudah bosan menutup mata. Badannya diam tapi pikirannya buyar. Banyak sekali hal yang dipikirkan dari Delandaz dan semua hal yang terjadi belakangan ini.

Helaan nafas terdengar jelas di kesunyian pagi,Dea menatap dirinya sendiri melalui pantulan cermin dan bergantian menatap jaket dengan logo LD. Leader Delandaz.

"Gue ga pantes pake ini." Ia memasukkan jaket yang selama ini menjadi kebanggaannya kedalam lemari di bagian atas sendiri di mana tempat barang-barang yang jarang sekali dipakai.

Dea meraih jaket berbahan seperti hoodie pemberian abangnya beberapa tahun lalu. Warna tidak terlalu gelap dan tidak terlalu cerah. Warna yang Dea tidak suka,namun abangnya suka.

"Kenapa ga pake jaket yang biasanya?" heran Ade.

Dea tidak menjawabnya,ia hanya duduk menatap Ade dari bawah. Yang ditatap secara lekat itu pun sedikit canggung.

"Ada yang salah?" Dea menggeleng tidak.

Saat Ade bersiap entah apa yang ia rasakan,namun ini benar Dea menatapnya lekat tanpa sedikitpun yang terlewat dari setiap gerak-geriknya.

Grepp!

Ade terkejut saat ada tangan kecil melingkar dan memeluknya erat. Tanpa sepatah kata pun,Ade berbalik untuk membalas pelukan Dea.

Ia mengelus kepala serta punggung Dea bergantian,memberikan kenyamanan. Dea menikmati setiap sentuhan Ade. Seakan sihir yang membuatnya melupakan masalahnya sejenak.

"Kangen,hm?"

"Lo sayang gue ga?" Pertanyaan macam apa ini? Sudah melalui fase kenikmatan yang hqq masih saja bertanya?

"Kalo enggak kenapa?" tanya balik Ade.

"Gue tinggalin lo dan cari cowok lain." Mata Ade melebar tak terima,melumat bibir Dea sedikit lama. Dea diam tak berkutik.

"Jangan harap!"

Ade melirik jam tangan yang bertengger di pergelangan tangannya,sudah pukul 6 pagi.

"Turun sarapan baru berangkat." Dea menggeleng menolak.

"Ga terima penolakan! Janjinya kemarin apa?"

"Gendong~"

"Mentang-mentang lagi ga lagi pake rok," goda Ade.

"Cepet~" Ade mengendong Dea ala koala,mendekatkan hidungnya ke hidung Dea,jaraknya sangat dekat.

"Sekarang yang bayi siapa?"

"Tetep lo," jawab Dea tak mau jika dirinya dianggap bayi.

"Dasar anak bunda," ledek Ade.

"Kak kangen bunda."

"Nanti suruh bunda ke sini."

"Suruh nginep."

"Ga ada," tolak Ade.

"Sekali aja,kangen sama bunda," ujar Dea memelas.

"Iyaa,tapi ga boleh tidur sama bunda!" Dea bertepuk tangan kecil.

***

"Udah sampe sini aja,mau turun." Saat Dea mau turun,pergerakannya ditahan Ade.

"Ga! Duduk diem!"

"Suapin!" suruh Ade.

"Ga mau!"

"Cepet! Janjinya mana?"

"Kan janjinya tadi malem."

"Ga ada batasan," balas Ade.

Dea menatap Ade malas,bagaimana bisa menyuapi si bayi tapi dirinya ada di atas pangkuannya. "Ya gue turun dulu! Kalo kaya gini susah!"

"Ga usah alasan!" Terpaksa Dea tetap menyuapi bayi kingkongbya yang manja sekaligus pemaksa.

Baru beberapa suap,sendoknya direbut Ade untuk bergantian menyuapi Dea. Namun,di tolak mentah-mentah. Dengan paksaan dan ancaman akhirnya Dea menurut.

"Enaknya pagi-pagi udah suap-suapan!" sindir seseorang yang sangat familiar suaranya.

Senyum Dea mengembang saat melihat Kirana, "Bunda,kak Ade jahat," adunya.

"Jual aja," suruh Sultan dengan segala rasa iri dan dengki.

Kirana mendekati Dea yang masih duduk di pangkuan Ade, "Kenapa sayang?"

"Dea ga boleh turun."

"Modus! Terusin sampe gue jadi kakek!" ujar Sultan yang pertamanya tidak suka,tapi tiba-tiba mendukung.

"Bunda si setuju-setuju aja,pengen banget punya cucu," tambah Kirana.

"Tuh dengerin," ujar Ade.

"Iya gue denger!"

"Nanti-" ucapan Ade terpotong karena Dea memasukkan nasi kedslam mulutnya. Ia tau pasti Ade akan bicara aneh-aneh.

"Kalian udah anuan?" tanya Sultan dibalas anggukan singkat oleh Ade dan mendapatkan cubitan maut dari Dea.

Sultan dan Kirana tersenyum menggoda,Dea pura-pura tidak dan tidak melihat.

Kirana terkekeh kecil, "Belum ada tanda-tanda nih?"

"Cuma 5jam bun,keburu tepar." Jujur banget asli.

"Gapapa,awalan. Besok-besok 24/7 biar mantab!" Sultan memberikan dua ibu jari untuk Ade. Selama ini Sultan tidak pernah memberikan kedua ibu jarinya,baru kali ini.

"Udah-udah,nih bunda bawa-" Ucapan Kirana terpotong oleh Dea yang tiba-tiba berlari ke kamar mandi tanpa pamit.

Ade,Kirana dan Sultan menyusul Dea ke kamar mandi karena khawatir. Ade mengetuk-ngetuk pintu,namun tidak Dea buka. Suara kran air masih mengakui deras mungkin suara ketukannya kalah.

Huek! Huek!

"De! Dea! Kamu gapapa sayang?" Kirana terus menerus menggedor-gedor pintu.

Tanpa basa-basi lagi,Ade membuka pintu dengan kunci cadangan saking khawatirnya ia sampai tidak peduli jika pintu itu rusak karena salah kunci.

"Kenapa tiba-tiba mual banget," lirih Dea.

Ade memijat tengkuk leher Dea pelan, "Masih mual?"

Sekali lagi Dea memuntahkan semua isi perutnya yang membuat Ade kalang kabut. Tadi terlihat baik-baik saja. Kenapa tiba-tiba mual.

Tubuh Dea lemas membuat Ade bergerak untuk mengendongnya ala koala untuk kembali ke ruang makan.

Kirana mengecek suhu tubuh Dea,normal tidak panas. "Bang,Dea gapapa kan?"

"Tiba-tiba mual,ga tau kenapa," jawab Ade terus mengelus punggung Dea pelan.

"By,ini kaya kamu waktu hamil dulu,' bisik Sultan ke Kirana. Sepasang sejoli itu saling bertatapan dengan senyum penuh makna menatap putra dan menantunya.

"Jangan-jangan Dea..."

310122

Hai all

Deade udahan sampe sini aja gimana?

Atau kalian mau sampe end? Mau happy end or sad end?

Happy end thor
End sebelum happy?

Sad end seru kaya thor
Author ga sejahat itu untuk buat kalian nangis cuma gara-gara KETIKAN atau FIKSI

Jujur author takut ngecewain kaliannn

Lebay lu thor,kaya gitu aja pake di omongin ke readers,ga bakal ada yang peduli

Loh kok iri dengki?

Author paling polos kaya gue,walau lebay kaya mas boy-Siwa

Happy kiyowo all jangan nangis terus udahan overthinking nya-Bayu ganteng

Terus berkarya walau lebay-Toge

Tetep full senyum walau beban keluarga-Alan

Teruskan halu mu jangan tobat-Angga

UDAH MAMPIR JANGAN LUPA TINGGALIN VOTMENT KAWAND!!!!!
-Omnes mortui characters



Ga usah capek-capek lupain dia
Dia aja ga peduli sama lo
Jangan buang waktu untuk hal yang ga bermutu
-Ade ganteng punya Dea anak bunda

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 131K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
1.1M 42.6K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.6M 48.5K 22
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
800K 95.8K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...