"Aduh kira-kira Karisha jadi dateng ke kantor gk ya, El takut Karisha marah" batinnya dengan panik.
Pasalnya sekarang dirinya sedang makan di cafe dengan Lisa.
"El kamu kenapa sih kaya gelisah gitu? Takut Karisha marah?" tanya Lisa.
El pun dengan cepat menganggukkan kepalanya.
"Sekarang gini kamu pikir deh ini aja udah lewat 15 menit dari jam makan siang tapi dia belum ngabarin kamu kalau udah dikantor kan? Berarti dia bohong sama kamu, dia gk mau bawain kamu makan siang"
El yang mendengar kalimat Karisha berbohong pun seketika langsung merasa sedih, tapi dengan cepat dirinya langsung menepis pikiran buruknya.
"Gk! Gk! Gk mungkin Karisha bohong sama El bisa aja Karisha kena macet" belanya.
"Ya udah terserah kamu aja kalau gk percaya sama aku, coba sekarang kamu cek handphone kamu ada notif dari dia gk" tanya Lisa dengan wajah yang sudah berubah kesal.
Bisa-bisanya El sangat percaya dengan perempuan itu.
El pun dengan cepat merogoh handphone nya yang berada di dalam kantong jas nya.
"Yah ternyata handphone El mati Lisa. Pantesan dari tadi El tungguin gk bunyi-bunyi"
Dengan cepat El memanggil pelayan cafe untuk membayar makanan yang dia dan Lisa pesan.
"Lisa, El duluan ya soalnya El takut Karisha udah nunggu lama disana"
Setelah mengatakan itu dirinya pun langsung berlari ke gedung kantornya yang memang terletak di sebelah cafe tempatnya dan Lisa makan.
"EL!"
"EL! AHGGG" teriak Lisa dengan kesal.
"Awas aja tuh cewek!" geramnya sambil mengepal kan tangannya.
Sedangkan El dengan secepat mungkin berlari menuju lift khusus para petinggi.
"Ayo dong lama banget sih lift nya" kesalnya.
Ting
Buru-buru ia pun masuk kedalam lift tersebut.
Ketika lift sudah berhenti dilantai paling atas dengan cepat ia langsung berlari menuju ruangan nya.
Brak
"El ngagetin aja ih!" kesal Karisha yang sudah sampai diruangan El.
"Hosh... hosh Karisha udah dari tadi ya?" tanya El dengan napas yang terengah-engah.
"Enggak kok baru aja sampe, aku chat kamu tapi handphone kamu malah mati"
"Iya batrenya habis lupa di cas" ujarnya yang langsung duduk terkapar dikursi.
"Habis ngapain sih kok kayanya cape banget?"
"Ha--habis lari"
"Nih minum dulu sampe keringetan gitu" kekehnya sambil memberikan botol minum yang sudah ia bawa dari rumah.
"Makasih Karisha"
"Mau langsung makan apa nanti?"
"Hmm maaf Karisha se---sebenarnya El tadi udah makan siang sama Lisa" ujarnya sambil menundukkan kepalanya, takut Karisha marah kepadanya.
Deg
Karisha yang mendengar itu langsung merasakan sesak di dadanya.
Ia pikir El akan dengan sabar menunggu kedatangannya untuk membawakan makan siang yang sudah ia buat dengan jerih payahnya berguru ke bunda. Tapi ternyata tidak.
"Maaf Karisha datengnya kelamaan" ujarnya sambil meremas jarinya agar air matanya tidak keluar.
"Loh bukan cewe lemah Kar" batinnya berusaha menguatkan dirinya sendiri.
Hanya kalimat itu yang bisa ia lontarkan. Mau bagaimana pun ini juga kesalahan nya karena sudah telat datang 15 menit. Seharusnya Karisha dari awal sadar mana ada seseorang yang mau menunggu sosok dirinya .
"Kalau gitu kita sekarang ke rumah sakit aja yuk Karisha, kan hari ini jadwal ganti perban" ujar El berusaha menebus kesalahan nya.
Sebelum Karisha mengangguk kan kepalanya Lisa lebih dulu masuk kedalam ruangan El.
"El tiba-tiba meeting dengan klien besok dipercepat jadi hari ini karena beliau bilang besok harus terbang keluar negeri"
Sekarang El benar-benar dibuat bimbang, apakah memilih meeting dengan klien pentingnya atau mengantar Karisha pergi ke dokter.
Sedangkan Karisha yang sadar diri pun langsung tersenyum kearah El "pekerjaan lebih penting El. Pergilah"
El pun dengan sedikit ragu mengangguk kan kepalanya "maaf Karisha"
Karisha hanya bisa menjawab dengan anggukan kepalanya saja "kalau gitu aku pergi dulu ya"
Lisa yang melihat wajah kecewa dari Karisha pun langsung bersorak senang dalam hatinya.
Untung klien nya bisa diajak kerja sama oleh dirinya.
"Kasihan banget sih loh" batin Lisa sambil tertawa.
Karisha pun langsung pergi menuju rumah sakit dengan menggunakan ojek online. Dirinya tidak mau terus-terusan merepotkan Pak Ujang.
Setelah sampai dirumah sakit ia pun langsung menanyakan dimana ruangan dokter Brayen, karena memang sebelumnya bunda sudah memberi tahu jika bunda sudah menyuruh sodara El yang dokter untuk mengecek keadaan tangannya.
"Maaf dok ini pasien nya" ujar suster sambil membukakan pintu ruangan tersebut.
"Baik terimakasih sus, anda boleh keluar"
Karisha dengan canggung pun langsung masuk kedalam.
"Silahkan berbaring" ujar dokter Brayen dengan wajah ramahnya.
"kalau sakit bilang aja ya"
Dengan berhati-hati Brayen mulai membuka perban di tangannya.
"Jahitan nya bagus bisa rapat dengan kulit kamu, tapi untuk mencegah hal-hal buruk tolong jangan dikenakan air seminggu lagi ya"
Karisha pun dengan patuh mengangguk kan kepalanya.
"Saya ganti perban nya dulu"
Brayen pun mulai menggantikan perbannya, dengan sesekali melirik ke arah wajah Karisha yang ia akui sangat cantik.
"Cantik tapi sayang udah punya si El" batinnya.
"Kamu ini calonnya El kan?" tanya Brayen tiba-tiba.
Sontak hal tersebut membuat Karisha terkejut.
"Belum calon kok pak"
"Pak?! Emang setua itu ya wajah saya? Bahkan saya dengan El hanya berjarak satu tahun!" kesal Brayen.
Karisha yang mendengar itu pun langsung meringis "maaf gk tahu" cengirnya.
"Panggil nama aja Brayen, kalau ngerasa kurang nyaman panggil kakak juga boleh. Saya ini sodaranya El, tante Ginny samalam telpon bilang buat kosongin jadwal soalnya calonnya El mau periksa kesini" ceritanya.
Karisha yang mendengar jika bunda memperkenalkan dirinya sebagai calon El pun hanya bisa salah tingkah.
"Aamiin paling banget"
"Ngomong - ngomong El mana? Dia gk ikut masuk kedalam?" tanya Brayen.
"El tiba-tiba ada meeting mendadak Kak" jawab Karisha dengan raut wajah yang berubah sendu.
"Kamu harus semangat ya perjuangin El, kalau gk berhasil sama saya juga boleh" cengir Brayen.
Karisha yang melihat itupun langsung melongo tak percaya.
"Bercanda. Saya orangnya emang suka bercanda tapi kalau soal perasaan jangan diragukan" gurau Brayen.
~ ~ ~
Setelah pulang dari rumah sakit dirinya pun memutuskan untuk main sebentar ke rumahnya yang dulu.
"Assalamualaikum" ujarnya sambil membuka pintunya.
Baru membuka pintu ia langsung disambut dengan bayangan dirinya yang sedang tertawa dengan bahagia bersama sang mama.
Wajah kesalnya ketika mama yang terus-terusan menjahilinya.
Suara cempreng mama ketika dirinya melakukan kesalahan.
Bergadang sampai larut malam hanya untuk menonton acara kesukaan mama, bercerita banyak hal sampai ketiduran di ruang tengah.
"Karisha kangen mah" ujarnya sambil mengelap air matanya.
Ceklek
Dirinya pun langsung mengunci pintu rumah dan menyandarkan tubuhnya di pintu.
Jika dari kemarin dirinya belum kuat untuk main kembali ke rumahnya maka hari ini dengan sengaja dirinya datang kesini.
Menangis dengan kenangan-kenangan indah bersama sang mama.
"Ternyata benar tidak ada yang lebih nyaman selain rumah sendiri"