"Ahgggg" teriak Becca.
Selepas dirinya dari cafe Rio ia pun memutuskan pulang dan langsung teriak-teriak kaya orang kesetanan.
"Kamu kenapa sih Bec pulang-pulang teriak kaya orang hutan gitu" ujar papanya yang baru keluar dari kamarnya.
"Papa tahu gk Rio itu ngebatalin perjodohan karena suka sama si Karisha"
"Karisha mahasiswi papa yang miskin itu?! Kok bisa sih"
"Iya pah, kan Becca jadi kesel. Pantes aja si Shesil benci sama si Karisha"
"Bantuin Becca pah" lanjut Becca
"Tenang papa bakalan bantuin kamu, pokoknya kamu harus jadi nikah sama Rio biar kekayaan kita makin bertambah"
"Ahggg emang papa doang yang ngertiin Becca!" histeris Becca senang.
For your info jadi Rio itu sebenarnya bukan pelayan di cafe tersebut, tapi dia lah pemilik nya. Kenapa Karisha berfikiran kalau Rio pelayan soalnya setiap Karisha dateng ke cafe Rio yang selalu ngelayanin dia. Dan Rio itu sebenarnya anak dari keluarga orang kaya.
Setelah mengobrol dengan sang papa Becca pun pamit untuk menuju kamarnya, dirinya pun langsung mengirimkan pesan digrubnya.
3 cecan
~Becca
Guys kita ngumpul-ngumpul yuk gue mau kasih tahu sesuatu sekalian ajakin main game
Shesil~
Gue gk bisa malem ini ada urusan
Ines~
Ayo
Yah gk seru lo Sil
~Becca
Tau loh Sil, yaudah deh gk jadi. Besok dikampus aja gue kasih tahunya
Ines~
Kampret lo
Shesil~
Oke
Setelah mengirimkan pesan Becca merasa matanya benar-benar sangat mengantuk, dia pun memutuskan untuk memejamkan matanya.
~~~
"Kar sorry ya gue gk bisa lama-lama disini" ujar Leola.
"Ahg gapapa La, lo udah mau dateng aja gue udah seneng"
"Tante Leola pamit pulang dulu ya"
"Hati-hati nak, pulangnya naik apa kamu?"
"Bawa mobil kok tante. Gue pulang duluan ya Kar, bye bye"
Kini diruangan sang mama hanya ada Karisha, El dan bunda saja.
"El, Karisha bunda boleh minta tolong gk sama kalian?" ujar Ginny tiba-tiba
"Boleh bun, apa ya?"
"Tolong beliin bunda minuman ya di cafe star" ujar bunda sambil memberikan uang.
"Baik bun, ayo El"
"Hmm"
El sedari tadi hanya diam saja, karena jujur matanya sudah mulai mengantuk.
"Deket kan dari sini? Jalan aja ya" ajak Karisha.
El pun mengangguk kan kepalanya setuju.
Hanya membutuhkan waktu 10 menit mereka pun sampai dicafe star, mereka pun langsung memesan minuman yang diminta bunda.
"Lo mau rasa apa?"
"El mau Coffee"
"Lo minum coffee?"
"Enggak, tapi sekarang El lagi ngantuk banget Karisha" keluh El.
"Yaudah mbak minuman tadi 2 sama Coffee nya 1"
Mereka pun disuruh menunggu pesanan, sambil menunggu Karisha langsung menjelajahkan matanya.
Dirinya terkejut ketika melihat seorang perempuan yang ia kenali sedang duduk diatas pangkuan seorang bapak bapak.
Meja mereka memang terletak dipaling belakang dan pojok, sehingga orang-orang tidak akan menyadari perbuatan mereka.
"Itu kaya Shesil"
Ketika dirinya ingin samperin kemeja tersebut pesanan minuman nya malah sudah jadi.
Karisha pun menengok kembali kemeja tadi.
"Loh kok udah gk ada" gumam Karisha pelan.
"Karisha kenapa?" tanya El penasaran.
"Eh nggak yaudah ayo balik"
"Mungkin gue salah liat"
~~~
"Gue sekarang benci banget sama Karisha" ujar Becca ke Shesil dan Ines.
Kini mereka sedang jam istirahat.
"Kenapa?" bingung Ines.
"Karena cowok yang mau dijodohin sama gue nolak gue dan ternyata dia kenal dan suka sama si Karisha" cerita Becca dengan nada geram.
"Cih emang cewek murahan ya gitu kerjaan nya ngerebut milik orang" ujar Shesil memanaskan suasana.
"Bagus sekarang Becca juga benci sama dia, makin gampang buat gue balas dendam kedia" batin licik Shesil.
"Jadi gue mau ajak kalian buat bikin kehidupan dia menderita"
"Tenang kita bakalan buat kehidupan dia gk tenang" ujar Shesil sambil menampilkan smirk nya.
Becca pun langsung mengangguk kan kepalanya dengan semangat "gue setuju".
Sedangkan Ines hanya bisa diam saja
"Kenapa gue jadi takut sama sikap mereka ya" batin Ines.
Ines memang dikenal sebagai tukang bully, tapi ketika melihat sikap Becca dan Shesil seperti ini ia merasa ini sudah tidak benar.
"Nes lo gk ikut?"
"Gk tahu" jawabnya acuh.
"Gk setia kawan lo sama kita" geram Shesil.
"Tahu lo, lo mau ngebela dia hah?!" tanya Becca emosi.
"Fine gue ikut" final Ines.
"Nah gitu dong"
"Gue punya ide!" ujar Shesil tiba-tiba .
Dirinya pun langsung nyamperin kemeja Karisha dan Leola.
"Guys tahu gk si cabe ini ternyata rebut tunangan sahabat gue juga loh" ujar Shesil dengan suara yang sengaja dikeraskan.
"Siapa Shil?"
"Si Karisha?"
"Anjir makin jadi cabe aja tuh bocah"
Kini seisi kantin mulai ricuh, dan rata-rata menyudutkan dirinya.
Leola yang ingin diri langsung ditahan oleh Karisha.
"Duduk La"
Karisha dengan santai masih melanjutkan acara makan siangnya, dirinya sama sekali tidak memperdulikan teman-temannya yang sudah mulai bergerumun dimejanya.
Ngapain dirinya harus cape cape menjelaskan kebenarannya toh dirinya tidak melakukan hal yang dituduhkan orang-orang.
"Cih si cabe ini pura-pura tuli"
Shesil yang geram langsung menumpahkan es milik Leola kerambut Karisha.
"Hahaha dia emang pantas diperlakukan kaya gini" ujar Becca sinis.
Sedangkan Ines hanya menjadi penonton saja, sebenarnya dirinya enggan ikut campur terlalu dalam.
"Lo tuh jadi cewek jangan murahan banget, tunangan sahabat gue aja sampe diembat. Emang gk ada cowok yang lain apa?"
"Yang lo maksud itu siapa gue gk ngerti ya" jawab Karisha
"Halah sok pura-pura gk tahu, Rio itu tunangan gue!" jawab Becca geram.
Plak
Becca yang sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi dia pun langsung menampar pipi kiri Karisha.
Karisha langsung memegang pipinya
"Kalian mau tahu kenapa gue selama ini diam ketika kalian memperlakukan gua kaya gini? Nuduh gue cewek murahan? KARENA GUE GK NGELAKUIN ITU. Kalian harus tahu diamnya seseorang bukan berarti iya" ujar Karisha yang sudah jengah dengan semua ini.
Cukup dirinya sudah tidak tahan.
Plak
"Gue kembaliin tamparan lo" balas Karisha.
"Dan untuk lo Sil gue sama sekali gk ngerti kenapa lo kayanya benci banget sama gue. Padahal gue aja gk kenal siapa lo tapi lo seolah-olah kenal gue dan langsung bisa membenci gue"
"Karena lo cewek murahan sama kaya ibu lo itu"
Plak
"Gue bisa diam kalau lo ngehina gue, tapi gue gk bakalan tetap diem kalau yang lo hina mama gue!"
"Bang*at" umpat Shesil sambil memegang pipinya yang terasa panas.
Semua orang disana hanya bisa terdiam, mereka terkejut dengan tingkah Karisha. Mereka pikir Karisha akan tetap diam saja jika diperlakukan seperti ini.
"Dan untuk kalian semua udah dibayar berapa sama mereka untuk ikutan kucilin gue? Maupun misalkan gue ngelakuin hal itu gk ada urusan nya sama kalian semua!"
"Lo ngomong gitu berarti tandanya iya dong" tanya seorang mahasiswa.
"Percuma ngejelasin sama orang yang cuman punya otak setengah kaya lo. Manusia cuman diciptakan dua tangan, gk bakalan bisa tutup semua bibir orang-orang kaya kalian, jadi lebih baik gue gunain tangan gue buat tutup kedua telinga gue"
Setelah mengatakan seperti itu Karisha langsung pergi meninggalkan kantin, semua orang langsung terdiam.
Benar yang dikatakan Karisha, untuk apa mereka ikut mencampuri urusan kehidupannya, dan kenapa mereka malah ikut terhasut oleh omongan Shesil.
"Yang diucapin Karisha ada benarnya juga"
"Ngapain ya kita ikut campur"
"Tahu dah pusing ah"
Kini semua mahasiswa/i langsung pada membubarkan diri.
Jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejaknya berupa vote dan komen. Terimakasih 💗
Bersambung....