"Mah Karisha berangkat kuliah dulu ya"
"Ka--kamu gk kerja?" tanya sang mama.
"Kerja mah tapi nanti habis pulang kuliah, soalnya hari ini ada jam pagi"
"Ha--hati-hati"
"Iya mah, assalamualaikum"
Dirinya benar-benar sedih ketika melihat sang mama yang semakin hari kondisinya semakin menurun.
Ia harap dengan mengambil pekerjaan di rumah bunda Ginny itu pilihan yang tepat.
~~~
"KARISHA"
"Kebiasaan banget si lo teriak teriak" sungut Karisha.
"Hehehe kalau enggak teriak bukan Leola namanya, yaudah yuk masuk"
Ketika sedang berjalan dikoridor dirinya merasa jika sedari tadi semua orang menatap dirinya dengan tatapan sinis.
"Ehh ada cabe guys" seru Shesil dengan kedua teman-temannya.
"Yang lo sebut cabe tuh siapa?" bingung Leola.
"Itu temen lo, didepan aja sok alim, tapi aslinya busuk. Hahaha"
"Lo punya temen cabe la? Perasaan temen lo baik-baik semua" bingung Karisha.
"Kaga ada dih, temen gue perasaan baik semua"
"Yang gue maksud cabe itu lo Karisha!" teriak Shesil sambil menunjuk kearah dirinya.
Sontak hal tersebut langsung menjadi pusat perhatian mahasiswa /i yang lain.
"Maksudnya lo ngomong gitu apa ya?"
"Halah gk usah lo tutup-tutupin lagi Kar, semua orang juga udah tahu kalau cowok kemarin itu 'pelanggan' lo kan" ujar Becca sinis.
"Pelanggan? Emang gue jualan kue" jawab Karisha merasa heran dengan ucapan Becca barusan.
"Cih depannya doang alim tapi dibelakang cewe murahan"
"Keliatannya doang anak baik-baik tapi ternyata jauh lebih buruk dari si Shesil"
"Emang ya kita gk boleh ngeliat orang dari covernya doang"
"Huu dasar cabe!"
Kini semua orang mulai berbisik-bisik membicarakan nya.
"Udah lah ayo kekantin aja Kar, gk bakalan ada habisnya kalau ladenin dia mah"
Leola yang melihat suasana makin kacau pun langsung menarik pergelangan tangan Karisha menuju kantin, ia berharap jika keadaan dikantin sepi.
"Tapi gue udah sarapan La" ujar Karisha.
"Tapi gue belum, temenin makan ya"
"Yaudah ayo"
Salah! Pemikiran nya salah, ternyata dikantin justru lebih banyak mahasiswa/i yang sedang nongkrong - nongkrong.
Suasana kantin yang tadinya ramai seketika langsung berubah menjadi sunyi ketika kedatangan Karisha, semua orang langsung menatap dirinya dengan tatapan jijik.
"Gue berasa jadi artis la" bisik Karisha yang masih berusaha bercanda.
"Eh Karisha, main sama lo semalam berapa nih. Hahaha" ujar Dio meledek.
Sontak hal tersebut langsung mengundang tawa seisi kantin.
Jika kalian berfikir Karisha akan lari sambil menangis maka kalian salah! Karisha dengan santai membalas ucapan Dio.
"Main maksudnya lo apa ya? Gue dari tadi benar-benar gk paham kenapa hari ini semua orang natap gue dengan tatapan yang seperti melihat sesuatu yang menjijikan"
"Karena lo jadi cewek murahan banget! Ciuman aja dipasar malem, emang gk ada hotel apa" ujar salah seorang siswi dengan sinis.
"Ciuman? Siapa yang----"
"GAWAT KAR KITA UDAH TELAT MASUK KELAS!!" teriak Leola terkejut ketika melihat jam dipergelangan tangannya.
Bisa-bisanya mereka lupa jika hari ini ada jadwal kuliah jam 8 dan sekarang mereka sudah telat 15 menit.
"Lo aja yang ketok pintunya" ujar Leola yang langsung bersembunyi dibelakang tubuh Karisha.
Tok... Tok... Tok
"Masuk"
Sepertinya hari ini takdir sedang tidak bersama Karisha dan Leola. Disaat mereka berdua telat masuk kelas dan ternyata jadwalnya dosen yang terkenal killer.
"Maaf bu ki---"
"Keluar"
Karisha yang mendengar itu pun pasrah langsung keluar dari kelas. Sedangkan Leola dengan senang hati keluar kelas.
"Asikk akhirnya gue dikeluarin dari kelas! Kekantin aja nyok gue laper"
"Yaudah" balas Karisha lesuh.
"Biar gue yang pesenin lo duduk aja La"
"Oke gue bakso kaya biasanya aja sama jus jeruk"
"Oke"
Karisha pun berjalan menuju stand penjual bakso dan jus, ketika pesanan nya sudah jadi dirinya pun berjalan kembali menuju meja tadi.
Pranggg
"Aww---"
Nampan yang ia bawa pun langsung terjatuh sontak piring dan gelasnya pun ikut pecah.
"Ups gk sengaja" ujar Shesil yang memang dengan sengaja nyelengkat jalannya Karisha.
"Kar lo kenapa?!" panik Leola.
"Apasih sih salah gue sama lo hah!" bentak Karisha.
"Karena gue benci sama lo!"
Setelah mengatakan hal seperti itu Shesil pun langsung pergi dari sana.
"Ayo diri dulu Kar ada yang sakit gk? " tanya Leola khawatir.
"Gue gk kenapa - napa kok La cuman panas----"
"Yaampun neng mangkok bakso amang!" ujar penjual bakso ikut histeris.
"Maaf mang tadi saya didorong sama orang" ujar Karisha sambil menunduk kan kepalanya.
"Saya gk mau tahu neng jatoh sendiri lah, didorong sama orang lain lah yang saya mau neng ganti rugi!!"
"I--iya saya bakalan ganti rugi"
"2 piring pecah 100.000"
"HAH?! Yang bener aja mang piring apaan harganya 100.000. Saya cuman punya uang 50.000" kesal Karisha.
"Yaudah deh 50.000"
"Dasar cari kesempatan" cibir Karisha dalam hati.
"Nih!" ujar Karisha menyodorkan uang lembaran warna biru tersebut.
Terpaksa nanti pulang kampus dia jalan kaki, karena memang jika sedang kuliah dirinya hanya membawa uang 50.000 saja.
~~~
"Sorry ya Kar gue gk bisa nganterin lo pulang soalnya habis ini langsung mau keacara keluarga"
"Santai aja La lagian gue udah ada barengan nya kok" bohong Karisha.
"Yaudah bye bye"
Karisha pun mulai melangkah kan kakinya keluar dari halaman kampus tapi dirinya langsung dikejutkan oleh keberadaan seseorang.
"Hai"
"Lo ngapain disini?"
"Jemput lo" senyum Rio.
Yap! orang tersebut adalah Rio.
"Tahu dari mana kampus gue?"
"Dari mana aja yang penting okey" gurau Rio.
"Emang dasarnya cewek gk bener ya gitu tuh gunta ganti cowo"
"Cowoknya ganteng ganteng tapi sayang gk ada otak, maunya sama cewek modelan Karisha"
"Gue bangga jadi jelek yang penting gk murahan. Hahaha"
Karisha benar-benar jengah mendengar cibirin itu. Sebenarnya ada gosip apa sampe semua orang membicarakan nya seperti ini.
"Makasi Rio tapi gue bisa sendiri"
"Gue kesini karena mau jemput lo, tapi elo nya gk mau berarti sia-sia ya kedatangan gue" ujar Rio dengan nada lesuhnya.
"Hmm"
Sekarang dirinya merasa tidak enak dengan perasaan Rio, tapi dia sadar sekarang mereka sedang menjadi bahan gosipan.
"Ayolah Kar sejak kapan lo perduliin omongan orang - orang, mana Karisha yang bodo amat"
Tiba-tiba seperti ada bisikan dalam hatinya. Benar juga untuk apa dirinya memperdulikan omongan orang lain.
Karena mau sebanyak apapun dirinya mengatakan kebenaran akan tetap salah dimata orang yang membencinya.
"Yaudah deh ayo Rio"
"Mau langsung pulang?"
"Anterin ketempat kerja gue aja"
"Siap tuan putri" gurau Rio.
Bersambung....