The Castle of Moonlight || EN...

By Piyaachoo

6.2K 2.1K 1.9K

(FOLLOW SEBELUM DI BACA) Bagaimana perasaanmu jika terbangun di dalam kamar bukan milikmu melainkan kamar... More

Schedule one on time
schedule two who dis?
schedule three : meet to you.
schedule Four : Marathon
schedule five : problem campus
schedule six scared room dekan
schedule seven I want coffee
schedule eight you want to death!
schedule nine : what is love?
schedule Ten : get rich quick
the castle dynasty world.
the Castle 2
the Castle 3
the Castle 4
the castle 5
the Castle 6
the Castle 7
the Castle 8
The Castle 9
The Castle 10
The Castle 11
The Castle 12
The Castle 13
the castle 14
the castle 15
the castle 16
The Castle 17
The Castle 18
The Castle 19
The Castle 20
The Castle 21
The Castle 22
The Castle 23
The Castle 24
The Castle 25
The Castle 26
The Castle 27
The Castle 28
The Castle 29
The Castle 30
The Castle 31
The Castle 32
The Castle 33
The Castle 34
The Castle 35
The Castle 36
The Castle 37
The Castle 38
The Castle 39
The Castle 40
The Castle 41
The Castle 42
The Castle 43
The Castle 44
The Castle 45
The Castle 46
The Castle 47
The Castle 48
The Castle 49
The Castle 50
The Castle 51
The Castle 52
The Castle 54
The Castle 55
The Castle 56
The Castle 57
The Castle 58
The Castle 59
The Castle 60
The Castle 61 menuju ending
HAPPY OR SAD {END}

The Castle 53

27 12 4
By Piyaachoo

Memandangi wajah Donghae yang tengah terlelap memberikan sebuah ketenangan tersendiri bagi Yujin.  Mata yang terpejam dan wajah pulas dalam buaian damai itu nampak terlihat begitu sempurna, membawa hangat yang menyaingi sinar mentari pagi yang menyusup masuk melalui celah-celah bambu yang cukup usang. Yujin dapat melihat wajah lelah Donghae yang terbekas dari tidurnya.

Pemandangan seperti ini jarang sekali Yujin lihat, rambutnya yang berantakan. Mungkin ini pertama kalinya Yujin dapat menikmati wajah suaminya yang terlelap itu. Biasanya Donghae selalu dalam keadaan sangat rapih dan bersih, tapi di depannya ini Donghae yang benar-benar sangat menggemaskan di mata Yujin. Hatinya menghangat hanya ia yang bisa menyaksikannya seperti ini. Hanya ia seorang.

Donghae pasti merasa lelah sekali, bahkan sangat lelah insiden kemarin. Ditambah tentang hal yang menyangkut nyawa Kakaknya. Tidak tega Yujin membangunkan suaminya ini yang benar-benar sedang pulas tertidur meski matahari telah memancarkan sinarnya. Lebih baik ia pergi keluar mencari bahan untuk ia jadikan makanan.

Setelah Yujin absen dari ranjangnya meninggalkan suaminya yang masih terlelap nyenyak itu, dengan cepat ia berjalan keluar menuju tungku.

"Apa yang harus aku masak? Letak bahan disini juga aku tidak tau, apalagi tempat disini juga sudah sedikit hancur." bingung Yujin mencoba mencari cara.

"Ah, lebih baik aku cari yang ada saja."

Akhirnya ia memutuskan untuk pergi menjelajah paviliun ini. Mencoba mencari bahan yang dapat ia temukan saja. Setelah di rasa cukup ia dengan cepat kembali.

"Sepertinya ini sudah cukup, Aku harus cepat memasak dan membersihkan tempat ini." ucapnya semangat.

***

Donghae yang merasa sudah puas dari tidurnya langsung merenggangkan otot-ototnya yang mulai kaku, karena terlalu lama tertidur. Tangannya meraba-raba ranjang di sampingnya. Kosong? Donghae dengan cepat menolehkan kepalanya ke samping, memang benar ranjang sebelahnya kosong. Lalu dimana istrinya sekarang.

Dia dengan cepat bangun dari ranjang dan memakai pakaiannya kembali tidak lupa merapihkan rambutnya yang berantakan.

"Mengapa Yujin tidak membangunkanku" gumam Donghae sambil mengucek kedua matanya dengan tangan, Yujin jika melihat ini pasti akan gemas sendiri.

Tiba-tiba aroma masakan dari makanan yang masih hangat tercium oleh indra penciuman miliknya. Donghae langsung berjalan keluar menuju aroma makanan itu berada.

Saat ia berjalan menghampiri pintu yang mengembul dengan asap tiba-tiba atensinya teralihkan oleh gadis yang sedang duduk di bawah sinar mentari dengan menata makanan di meja.

"Mengapa tak membangunkanku?" Donghae dengan cepat bertanya matanya melirik pergerakan Yujin yang tiba-tiba berhenti.

Tapi yang buat Donghae sedikit tidak percaya. Yujin berbalik badan dan menatapnya, wajah yang ia berikan bukan sebuah ancaman ataupun kekesalan. Yujin di hadapannya ini sedang tersenyum cerah bahkan sinar mentari mengalahkan senyumannya.

"Kau sudah bangun? Apa tidurmu nyenyak?"  Yujin bertanya dengan wajah lebih segar,  mungkin efek habis mandi.

Donghae mengangguk sambil tersenyum, tangannya terulur membelai pipi mulus Yujin yang sedikit berisi itu lembut. Memberikan rasa sayang yang akan ia berikan selalu pada istrinya ini.

Donghae dapat lihat wajah keterkejutan dari istrinya ini, walaupun harus susah payah menahan tawa.

"Kau wangi, Aku suka baumu."

Yujin langsung mencoba menghindar dari tatapan mata Donghae yang mengintimidasi dirinya ini.

"Apa yang kau katakan, Kau pasti bermimpi ya. Lebih baik kita makan." ucap Yujin mencoba mengalihkan Donghae yang sedari tadi menatapnya seakan ingin memakan dirinya bulat-bulat.

Donghae tertawa keras, Ia sudah tidak bisa menahan lagi.

Kak Yiseo terimakasih sudah membuatku mengerti bahwa aku masih memiliki seseorang yang harus aku lindungi dan cintai....

Batin Donghae tersenyum  membayangkan wajah Kakaknya tersenyum ke arahnya, lalu dengan cepat ia menoleh ke samping. Istrinya sedang memberikan makanan padanya.

"Baiklah sayang, Aku akan makan. Sepertinya makan dibawah sinar mentari pagi ini sangat indah, apalagi ditemani oleh istriku yang cantik."

Yujin mencoba untuk tidak mengumpat, Ia sudah janji pada Kak Yiseo untuk membuat Donghae tertawa seperti ini.

"Lebih baik kau simpan bualanmu itu untuk nanti, Kau harus makan." ucapnya tersenyum lembut.

Donghae mengangguk menanggapi Yujin.

"Makan yang banyak, atau kau akan lemah dan jatuh sakit." ucapnya serius.

"Iya aku akan makan yang banyak, dan tidak membuatmu sedih lagi."

"Cih, sok tau. Siapa bilang aku sedih, Tidak tuh."

Yujin dengan wajah kesal langsung meraup makanannya dengan cepat.

"Benarkah?"  goda Donghae tersenyum penuh arti.

"Berhenti Donghae, mengapa sekarang kau suka sekali mengombal seperti itu sih, tidak mempan."  Yujin membuang wajah yang memang sudah merah padam.

"Benarkah tidak mempan. Tapi mengapa wajahmu memerah? Apa kau sakit?"

Dengan cepat Yujin menyumpit makanan ke dalam mulut Donghae dan menyuruhnya diam.

***

Pemandangan kota woojae sedikit sepi karena masalah kemarin. Bahkan para pendekar dan bangsawan sedang membahas rapat masalah ini.

Taehyung yang memang ada disana bersama Sooya dipanggil untuk menjadi saksi mata.

Sebenarnya Sooya tidak mau saat dirinya dipaksa begitu, bahkan Jungkook saja kaget saat melihat Kakak perguruannya ini tiba-tiba dibawa paksa begitu saja ke tempat paman Min mau tidak mau Jungkook juga ikut kesana. Apalagi jika bukan karena penasaran.

Tapi sesampainya disana, yang bocah itu lakukan hanya diam dan melongo. Benar, dia tidak mengerti apa yang para pamannya katakan. Perang? Pembunuhan? Perkelahian? Pertumpahan darah? Dia benar-benar tidak tau. Mungkin orang yang tidak tau siapa dia pasti dikira orang tak penting dan tidak waras.

"Paman, Sooya tidak mau berbicara dengan para sesepuh itu." ucap Sooya merajuk, bahkan tangan sudah dilipat di depan dada.

Paman Min yang melihat tingkah muridnya mau tak mau harus mencoba bersabar, masalahnya wanita di depannya ini benar-benar sudah keras kepala saat ia masih kecil. Mungkin terlalu dimanja olehnya. Pikirnya.

"Kau harus berbicara Sooya, lihat paman. Disana ada tuan muda Taehyung juga yang akan membantumu berbicara." ucapnya kelewat santai.

Sooya mengerutkan dahi,  "Apa T-taehyung? Dia ada disana juga? Apa paman yang mengundangnya?"

"Apa kau lupa? Dia Putra Mahkota Sooya sudah sepastinya diantara rapat seperti ini dia akan datang."  Paman Min menatapnya jengah, dengan cepat ia menegaskan. "Kau harus berbicara bersama dengan Taehyung tidak ada penolakan." setelah mengatakan itu Paman Min meninggalkan Sooya sendiri disana.

Tapi setelah Paman Min pergi Jungkook menghampirinya, memberikan tawa yang paling, paling dia benci. Entahlah setiap pemuda idiot itu menertawakannya saat ia dalam keadaan menderita, sudah pasti ia sangat murka dan ingin sekali menarik bibir pemuda itu agar berhenti tertawa.

"Kenapa kau tertawa sialan!"

Jungkook sudah seperti menangis, mengeluarkan bulir air mata di ujung matanya dengan cepat ia menyeka air mata itu dengan tangannya.

"Kak Sooya aku benar-benar prihatin padamu, sebaiknya kita sama-sama saja bekerja sama agar kita tidak usah menjadi penerus ilmu bela diri ini."

Sooya tersenyum menanggapi perkataan adik tingkatnya itu, lalu dengan cepat ia mendelik tajam.

"Aku bukan seperti dirimu yang bodoh dan idiot itu sialan. Aku kan pintar, jadi jangan coba-coba mempengaruhi pikiranku dengan kata-kata murahanmu itu!"

Jungkook langsung menciut, tidak bisa lagi membalas perkataan Kakak perguruannya ini. Kalah telak dengan perkataannya barusan.

"Kak Sooya mengancamku! Aku akan adukan pada Ayah!" ucapnya kesal.

"Hei, yang ada kau yang akan diberikan peringatan oleh Paman Wen berupa pidato panjang yang akan selesai sampai fajar itu." balasnya tidak mau kalah.

Jungkook menggerutu ditempat, mencoba kata apa lagi yang akan ia gunakan. Sepertinya sudah buntu, dengan cepat ia mengalah.

"Baiklah, aku mengalah. Mengapa Kakak sangat suka sekali sih mengancam. Apa Kak Sooya suka mengancam juga pada senior Kim?"  tebak Jungkook asal.

Tiba-tiba dahinya ditempeleng pelan oleh Sooya membuatnya mengadu secara reflek.

"Sialan, tidak mungkinlah."  ucap Sooya mengelak. Walaupun hatinya berdebar-debar tidak mau diam di dalam.

Tbc

Kalian tau siren gak? Kan kemarin aku liat ya di tiktok kaya ada suara ilustrasi lagu dia gitu...  Sumpah ya agak merinding tapi suka juga coba deh kalian dengerin.... Xixixxi

Btw partnya lama-lama ngebosenin yaa???  Huhuhu maaf yaa masih pemula dan belajar juga..

Jangan lupa vote dan komen... Boleh juga dimasukin reading list kalian sekalian follow aku piyaacho

See youu



Continue Reading

You'll Also Like

1.9K 142 8
Chuuya Nakahara. Seorang iblis yang terkena kutukan dari tuhannya sebagai bentuk hukuman, turun ke dunia manusia untuk mencari satu-satunya malaikat...
60.2K 8K 52
Kisah putri Raja naga... Bangsa naga yang dikenal punah. Perjalanan hidup sang putri naga yang berwarna warni. Memiliki paras yang cantik tak membuat...
1.1M 71.5K 45
Daddyyyyyy😡 "el mau daddy🥺"
Heartless [TAMAT] By Sunset

Historical Fiction

82.4K 7.9K 45
Terlahir sebagai anak kembar dari Permaisuri Kerajaan Yang. Ha Na, si kakak. Memberikan posisi yang seharusnya ia duduki pada si adik, Ha Ni. Ia memi...